Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.
-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.
-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”
-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
“Paman..” Andrew menghampiri pamanya yang tengah duduk di luar ruangan Anna, karena di dalam Anna sedang dalam pemeriksaan.
“Bagaimana sekolah mu? Kau mendengarkan ibu untuk minum obat?” tanya Rowan.
“Sangat menyenangkan, kami menggambar bersama dan Milo meminta ku membantunya menggambar domba-dombanya”
“Tentu saja” Andrew menujukan rajut wajah pahit.
“Kau sangat berani” Rowan mengelus rambutnya.
“Paman, setelah bayi kembar lahir aku akan membagi tiga semua permainan yang ku punya”
“Satu untuk ku, satu untuk kembar pertama dan satu untuk kembar kedua” ujar Andrew.
“Sungguh? Kau tidak akan sedih membaginya” Rowan tertawa ringan mendengarnya.
“Tentu saja, aku akan membantu kakek merawat tanamanya agar dia membelikan ku mainan baru” jawabnya.
“Benarkah itu? Jika ada tikus kau tidak akan larikan?” Benjamin datang.
“Bagaimana kondisinya?” tanyanya.
“Mereka sedang melakukan pemeriksaan sebelum USG” jawab Rowan, ketiganya mengobrol dengan ringan menunggu dokter.
“Mr.Rowan? Silahkan masuk” seorang suster membuka pintu, ketiganya segera masuk.
“Silahkan duduk” dokter mulai melakukan USG pada perut Anna yang mulai membesar.
“Mereka sangat aktif dan sehat”
“Yang satu nampak sangat aktif menggerakan tanganya, yang lain lebih tenang” mereka semua melihat ke arah monitor.
“Selamat Mr.Rowan, keduanya laki-laki” ucap dokter itu, Anna memegang tangan Rowan dengan erat dan dokter mulai menjelaskan kondisi kehamilan
Anna yang sudah stabil dan dapat pulang lusa dengan catatan Anna akan di dukung obat serta rutin melakukan cek up.
“Aku akan memiliki dua teman bermainnnnn” Andrew senang melompat-lompat, semua tertawa bahagia.
......................
Karena akan ada kedatangan dua anggota keluarga baru, kamar yang dulu di tempati Andrew kini di rubah menjadi kamar bayi dan Andrew kembali tinggal bersama Daisy.
Velma membantu Anna menyiapkan kamar bayinya, Rowan berdiri di ambang pintu melihat Anna yang bahagia memegang tempat tidur bayi kembarnya.
“Mungkin takdir berkata lain dengan kehadiran bayi mereka. Aku dan Anna akan memulai kehidupan baru dan melupakan segala yang terjadi” isi hati Rowan.
“Kalian membutuhkan hal lainya?” Rowan mendekat mencium wajah Anna, Velma tersenyum melihat keduanya kembali harmonis.
"Untuk saat ini, ini sudah cukup mungkin kedepanya kita akan membeli pakaian bayi dan perlengkapan lainya” ujar Velma.
“Aku sangat senang dengan kehadiran mu, Velma aku sangat terbantu” Anna menyetuh tangan Velma.
“Aku lebih senang mendengar mereka kembar” Velma memegang tangan Anna.
Hari demi hari perut Anna semakin membesar kini usia kandunganya telah sampai 36 minggu, hari melahirkannya semakin dekat. Daisy dan Velma bergantian menemani Anna di rumah di tambah Andrew yang tak kalah antusias dengan bayi kembar di perut Anna.
......................
“Kau sangat besar, Anna” Lucy menemui Anna.
“Apa mereka mulai bergerak? Kau tidak mual-mualkan?” tanyanya lagi menatap perut Anna.
Anna memutar matanya mendengar pertanyaan aneh Lucy.
“Orlando menanyakan kabar mu” ujar Lucy dengan santai melihat boneka di lemari, Anna segera menutup pintu.
“Tutup mulut mu, aku tidak ingin membicarakannya lagi!. Rowan hampir saja menceraikan ku”
“Beruntung saat ini aku memiliki mereka” Anna memegang tangan Lucy dan mengelus perutnya.
“Baiklah, aku hanya menyampaikan” Lucy tidak menyangka akan reaksi Anna.
“Anna, saatnya minum susu mu” Velma mengetuk pintu kamar, Anna membuka pintu.
“Lucy, makan sianglah bersama kami” Velma melihat Lucy di dalam.
“Dengan senang hatiii” Lucy segera keluar, Anna menatapnya dengan kesal.
......................
Pintu samping bar tebuka, Lucy melemparkan tasnya ke kursi dan duduk di depan counter bar dengan malas.
“Ada apa?” tanya Orlando meletakan segelas bir dingin.
“Kehamilannya semakin membesar di sedikit menyebalkan” Lucy meminum bir itu dan menyadari terdapat orang lain di bar, seorang pria.
“Dia sepupuku” Orlando dengan tenang.
“Ohhhhh” Lucy lanjut meminum bir untuk menyegarkan dirinya dan bermain dengan handponenya.
Pria itu menatap Orlando, keduanya pergi ke dalam kamar di balik bar tak lama pria keluar dari bar, Orlando menuju Lucy dan mendekat mengelus punggungnya dengan lembut.
“Katakan pada ku, bagaimana keadaanya? Apa dia baik-baik saja?” Orlando memutar kursi kini ia dan Lucy berhadapan.
“Yaa dia nampak sangat sehat dan…” sebelum Lucy dapat melanjutkan perkataanya.
“Mengapa kau berhenti lanjutkan” Orlando berisik lembut pada telinga Lucy.
“Aku tidak dapat mengatakannya” Lucy melirik Orlando berkata dengan terbata-bata.
“Maka aku akan membuat mu berbicara” Orlando segera mengendong Lucy.
......................
“Bayi sudah sempurna, perkiraan seminggu lagi anda akan melahirkan” dokter menjelaskan pada Anna yang di temani Daisy dan Velma.
Keduanya membantu dan menemaninya setelah ia semakin sulit bergerak,
Daisy mengabari Rowan di luar ruangan sementara Velma memegang tanganya Anna untuk keluar dari ruangan.
Saat Daisy berbicara dengan Rowan, seorang pria melewatinya dan menghampiri Anna.
“Mereka tumbuh dengan sehat, Anna?” tanya Orlando, Anna terkejut melihatnya tubuhnya membeku apa yang dia lakukan di sini.
“Anna? Kau mengenalnya?” tanya Velma melihat raut wajah Anna yang berubah.
“Tentu saja, aku ayah dari anak-anak ini” Orlando tanpa malu menyetuh perut besar Anna.
“Diammm!!” teriak Anna, Velma dan Daisy terkejut.
“Maafkan ku tidak bisa segera menemui mu Anna, maafkan ku telat menyadarinya” Orlando berbicara dengan penuh penyesalan mengelus rambut Anna.
“Apa yang terjadi di sini? Kau siapa? Ayah??” Daisy menghampiri mereka.
“Ya.. aku merupakan ayah dari bayi kembar Anna ku” jawab Orlando dengan senyuman di wajahnya.
“Anna??!” Daisy tidak dapat memahaminya.
“Akhhh..!!! perutku” Anna tiba-tiba kesakitan memegang perutnya hampir terjatuh, Orlando segera memeluknya membantunya. Daisy dan Velma melihat ini, mereka saling melihat.
“Akhhh!!” Anna kesakitan, beberapa suster segera datang membantu Anna, sementara Daisy dan Velma masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
“Anggota keluarga Mrs.Anna?” suster memanggil, Velma segera sadar.
“Ya.. aku kakak iparnya. Ibu hubungi Rowan” Velma ikut masuk ke dalam ruangan dan melihat Orlando memegang tangan Anna.
“Apa dia suami pasien?” tanya suster.
“Bukan” jawab singkat Velma, suster itu memintanya keluar.
Diluar Daisy mengabari Rowan untuk segera ke rumah sakit karena Anna mengalami kram perut dan seorang pria datang mengaku ayah dari bayi Anna.
...----------------...