Jackie Anderson adalah pewaris tunggal kekayaan milik keluarga Anderson yang kaya raya.
hidupnya berubah setelah kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya dan membuat dia kehilangan kewarasannya,
banyak penderitaan yang dia alami hingga akhirnya dia dapat kembali menjadi pemilik harta kekayaan keluarganya yang sebelumnya telah di kuasai oleh adik angkat sang papa.
bagaimana kelanjutannya
ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M@RI@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
Yakob terus melangkah cepat dia ingin segera sampai di gubuknya.
" Buk, ibu,..!" Asih yang mendengar menoleh.
" Sebentar ya nak, sepertinya bapakmu butuh bantuan ibu!" Asih meninggalkan Arya yang sudah selesai makan, sambil membawa mangkuk kotor Asih keluar.
" Ada apa toh pak, tumben cepat sekali ke hutannya, biasanya sampai siang!" Asih berkata sambil menaruh mangkuk di dapur dia menghampiri suaminya dan menuangkan air putih dari dalam kendi ke gelas yang sudah tersedia.
" Minumlah dulu!" Yakob langsung meminumnya, setelah merasa sedikit tenang dia membuang nafasnya kasar sebelum berbicara.
" Bu, sepertinya kita harus pergi dari sini!" Asih sangat terkejut, dia menatap suaminya dengan tatapan heran.
" Apa maksud bapak, dulu bapak bilang ini tempat singgah kita yang terakhir kenapa sekarang bapak ingin kita pergi dari sini, bagaimana dengan Arya pak?" Yakob menceritakan apa yang tadi dia lihat dan dengar, Asih mendengarkan dengan serius.
" Jadi kita akan membawa Arya bersama dengan kita?" Yakob mengangguk, Asih sangat senang dia tersenyum bahagia.
" Sudah sana kau bereskan semua yang akan kita bawa, jangan lupa buat juga bekal untuk di perjalanan karena sepertinya kali ini kita akan pergi ke tempat yang cukup jauh!" Asih terdiam dan bertanya. " Kemana?!" Yakob mengeluarkan sebuah peti berukuran sedang berisi uang yang telah dia kumpulan selama ini.
" Aku rasa ini lebih dari cukup untuk kita tinggal di kota yang jauh dari orang orang kejam!" Asih melihat suaminya kemudian segera masuk kedalam..
" Ganti pakaian Arya, jangan pakai baju yang kemarin saat kita temukan, dan lepaskan dulu kalung yang dia pakai!" Asih melakukan apa yang suaminya perintahkan, setelah semua selesai dia menyimpan pakaian dan kalung yang Arya pakai setelah itu dia mendandani Arya agar terlihat berbeda dari aslinya.
" Sudah selesai pak, hanya tinggal rambut Arya dengan apa kita menutupinya?" Yakob mengambil sebuah topi kupluk dan memakaikan pada Arya,
" Bagus, dengan begini tak akan ada yang mengenalinya lagi!" mereka bersiap untuk berangkat, Yakob tak melewati jalan yang tadi dia lewati melainkan melewati kedalam hutan karena nantinya mereka akan sampai di tepi jalan yang menuju kota.
Perlahan Asih menuntun Arya berjalan, sesekali mereka berhenti untuk beristirahat dan yakob memetik beberapa buah apel untuk bekal dalam perjalanan mereka.
***
Sementara di apartemen kumuhnya Sabrina tau jika suaminya tak pulang namun dia tak perduli karena sudah terbiasa pria itu tak pulang, dia mengetuk pintu kamar putrinya.
" Tok! tok! tok! Nak kau belum bangun, apa hari ini kau tak bekerja?!" Sabrina membuka pintu kamar putrinya dia melihat putrinya yang masih tertidur.
" Nak, ada apa denganmu, apa kau tak bekerja hari ini?!" Farida tak bergeming dia masih asik dengan mimpinya, Sabrina merapihkan beberapa kertas yang berserakan, dia juga melihat ada sebuah foto di atas nakas, Sabrina menghampiri dan melihat foto itu.
" Kenapa Om kamu tak bisa melihat betapa kamu menyayangi putranya, setidaknya berilah sedikit hartanya untuk kamu!" Sabrina melihat foto putrinya saat sedang bersama Jackie Anderson.
" Jack,.. jangan tinggalkan kakak,.. jack kakak mau ikut kamu,.. jack,.. jack,..!" Sabrina menoleh saat putrinya mengigau memanggil nama Jack, dia membuang nafasnya dan menghampiri.
" Sayang,. ayo bangun kau harus bekerja!" Farida membuka matanya dia seperti orang kebingungan, " Jack mana mah?!" Sabrina menjawab.
" Sudahlah nak, lupakan adikmu itu, polisi saja sudah menyerah, mungkin saja dia sudah tewas dalam kecelakaan itu, hanya saja jasadnya tak dapat di ketemuan, mama rasa sudah di makan binatang buas!" Farida menggeleng.
" Tidak mungkin mah, kalaupun Jack tak selamat pasti mayatnya sudah di ketemukan dan jika apa yang mama katakan benar Jack sudah di makan binatang buas, pastilah ada sedikit tanda ataupun apapun yang menunjukkan jika Jack sudah di makan binatang buas!" Asih terdiam, ada benarnya juga ucapan putrinya, tapi jika Anak itu masih hidup di mana dia sekarang dan bersama siapa?" itu yang menjadi pertanyaan Sabrina.
" Sudahlah, jangan lagi memikirkan tentang Jack, bangun dan mandi sana kau akan terlambat bekerja nanti!" Farida menggeleng.
" Hari ini aku sudah tak bekerja di sana mah, kemarin Om Mike menghubungiku dia bilang aku di suruh membantu dalam mengelola perusahaan om Dave!" Sabrina tersenyum senang.
" Itu sangat bagus, bekerjalah di sana, karena perlahan kita akan menguasainya!" ucap Sabrina antusias membuat Farida membulatkan matanya.
" Mama,.. kenapa punya pikiran sejahat itu, aku di sana murni akan bekerja mah, gak mungkin aku menginginkan apa yang tak seharusnya menjadi milikku!" Farida terlihat kesal.
" Iya nak maksud maaf tadi mama salah bicara, maksud mama jika kamu bekerja di sana, hidup kita tak akan kekurangan lagi!" Farida tersenyum miring.
" Aku rasa hidup kita tak pernah kekurangan jika kalian dapat mengatur keuangan, apalagi uang yang om Dave transfer setiap bulan itu sudah lebih dari cukup, hanya kalian saja yang boros, membeli apapun yang tak penting, jangan kalian pikir aku tak tahu dengan apa yang kalian lakukan apalagi papa, aku tau kebiasaan buruknya itu tak akan pernah berubah sampai dia lumpuh!" Farida turun dari atas ranjangnya dan menuju kamar mandi. sedang Sabrina hanya menatap tanpa ekspresi pada putrinya.
***