Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Misi
"Lepaskan dia" Seorang pria yang tidak sengaja melintas menghentikan apa yang tengah dilakukan Rama pada Sabrina
"Kamu siapa? Kenapa mengganggu urusan pribadi orang lain?" Ketus Rama pada pria tinggi itu
"Saya hanya tidak suka melihat laki-laki berlaku kasar pada seorang wanita" Tatapan pria itu dingin serta menusuk
"Jangan mengganggu, ini urusanku bersama istriku!" Rama mengatakan itu berharap pria dihadapannya ini pergi
"Apa benar dia suamimu nona?" Pertanyaan itu dijawab dengan gelengan kepala oleh sang wanita
"Lihat, dia tidak mengakui jika kamu suaminya"
"Lalu apa maumu?" Rama menantang dengan menatap tajam kearah pria itu sementara tangannya masih memegang pergelangan tangan Sabrina
"Saya bilang lepas" Zayyan mencengkram kuat tangan Rama hingga terpaksa pria itu melepas genggamannya pada tangan Sabrina
"Kamu siapa sebenarnya? Ada hubungan apa kamu sama Sabrina?" Rama melayangkan tinjunya tapi segera ditepis oleh Zayyan
Perkelahian tidak dapat dihindarkan, keduanya sama-sama mendapat memar di wajah, tentu Rama lebih banyak membuat pria itu tergeletak begitu saja di atas trotoar
"Ayo!" Zayyan menarik tangan wanita itu lalu membawanya kedalam mobil mewah miliknya
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Zayyan, khawatir juga karena Sabrina terlihat pucat "Minumlah!"
"Terima kasih!" Sabrina meraih botol tersebut lalu menenggak air didalamnya, botol itu sudah terlebih dahulu dibuka oleh Zayyan
"Kamu tinggal dimana?" Tanya Zayyan saat mesin mobil sudah dinyalakan
"Di gedung tinggi depan sana!" Sabrina menunjuk kearah depan dan Zayyan mengangguk lalu mobil melaju sesuai arahan dari wanita itu
"Kamu tinggal sendiri? Suamimu dimana?" Tanya Zayyan mencoba menghilangkan keheningan yang terjadi didalam mobil tersebut
"Kerja" jawab Sabrina singkat
"Lalu pria tadi?"
"Mantan"
Zayyan hanya ber oh ria, sambil mengangguk
"Lain kali jangan pergi seorang diri!" Zayyan memperingati
"Iya"
Mobil itu berhenti disebuah gedung apartemen, Sabrina segera keluar dari mobil mewah tersebut setelah mengucapkan terima kasih
"Hey tunggu!" Zayyan malah ikut keluar
"Aku Zayyan" pria itu menyodorkan tangannya hendak bersalaman
"Sabrina! Saya permisi dulu, sekali lagi terima kasih!" Wanita itu berlalu tanpa menyambut uluran tangan dari Zayyan
"Sabrina" Zayyan tersenyum
"Jadi istri kedua Prasetya tinggal disini, akan lebih mudah mendapatkan bukti jika seperti ini" Zayyan menarik sudut bibirnya.
Ada untungnya dia melintas ditempat itu, tanpa sengaja melihat seorang wanita tengah diganggu. Zayyan memang berniat menolong namun saat melihat wanita itu membuatnya lebih ingin menyelamatkan Sabrina yang ia ketahui adalah istri kedua Prasetya
"Lo serius pindah? Emang apartemen lama Lo kenapa?" Jefan jadi bertanya ada apa dengan Zayyan yang tiba-tiba sekali ingin pindah
"Gue bakal tinggal di gedung apartemen tempat Prasetya nyembunyiin istri keduanya" Jawab Zayyan
"Dari mana Lo tau tempat tinggal istri kedua Prasetya?" Jefan jadi ingin dengar ceritanya
"Tadi pagi gue nggak sengaja ketemu Sabrina dijalan, dia lagi digangguin sama seseorang yang katanya mantannya. Setelah itu gue anterin dia pulang dan ternyata dia tinggal di apartemen Yellow Orchid" Terang Zayyan, Jefan mengangguk tanda mengerti
"Apa Lo beneran serius suka sama Tari?" Jefan tau seperti apa sahabatnya ini, Zayyan tidak mudah jatuh cinta, tapi jika sudah cinta dia tidak akan bisa melupakannya
"Gue udah tertarik sama Tari sejak pertama kali ketemu dia" Zayyan jadi teringat kejadian malam itu dimana Betari menganggapnya taksi online
"Walaupun dia istri seseorang?"
"Lo liat sendiri kalau suaminya nggak bener!"
"Iya tapi, cinta Lo sedikit beresiko Zayyan, Salah-salah Lo bisa dicap sebagai perebut istri orang" Kekhawatiran jelas terlintas dibenak Jefan, sahabatnya ini tentu akan mendapat masalah dengan mencintai istri orang
"Awalnya gue emang udah mau lepasin Tari sama suaminya, tapi setelah gue tau suaminya selingkuh, gue semakin yakin kalau Tari nggak pantes sama laki-laki brengsek itu" Jika mengingat Prasetya membuatnya kesal
"Lalu soal tante Bianca? Apa Tari tau tentang nyokap Lo?" Tanya Jefan yang seketika membuat suasana didalam mobil menjadi hening
"Gue akan kenalin Tari ke mama nanti" kata Zayyan
"Lo yakin Tari bisa terima keadaan tante Bianca? Atau nanti akan berakhir seperti Freya?" Jefan hanya tidak ingin masalah Freya terulang lagi, jika hal itu terjadi entah apa yang akan dialami Zayyan setelahnya
"Tari dan Freya itu berbeda"
Tak ada obrolan lagi sampai mobil yang Jefan kendarai berhenti di sebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi
Lift terbuka, keduanya keluar. Lalu memasuki salah satu unit dilantai lima belas
"Lo akan tinggal disini?" Tentu saja Jefan bertanya, ini sedikit aneh mengingat apartemen milik Zayyan sebelumnya jauh lebih mewah
"Unit punya Prasetya tepat didepan itu!" Zayyan mengatakan itu lalu mendudukkan dirinya diatas sofa panjang yang diikuti oleh Jefan
"Lo sampai melakukan ini buat Tari!" Jefan tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu
"Tari udah bilang, kalau gue dapat buktinya dia bersedia untuk meninggalkan suaminya" Ujar Zayyan dengan penuh keyakinan
"Ya belum tentu juga dia berlari dan meluk elo setelah itu"
"Terserah apa yang terjadi setelahnya, yang jelas gue harus bisa pisahin Tari dari si brengsek Prasetya" kata Zayyan
"Setelah istirahat, Lo temenin gue buat siapin acara ulang tahun Tari besok" Tak ada yang bisa dilakukan Jefan selain mengiyakan ucapan sang sahabat. Dengan sangat terpaksa pria itu ikut dalam ide gila sahabatnya ini
Prasetya baru saja keluar dari sebuah toko perhiasan, kotak beludru berwarna biru dengan pita berwarna merah sudah berada ditangannya, sejak tadi pria itu hanya tersenyum memandangi kotak beludru yang berisi hadiah ulang tahun untuk wanita yang paling istimewa dalam hidupnya
"Tari pasti suka" Senyuman itu seketika redup saat telepon genggam miliknya berdering dan nama Mirna terlihat di layar
"Halo ada apa Mirna?" Prasetya tau, jika asisten rumah tangga ini menelepon pasti terjadi masalah pada Sabrina
"Apa? Kok bisa? Yaudah saya kerumah sakit sekarang!" Setelah panggilan terputus, Prasetya segera melajukan mobilnya menuju sebuah rumah sakit yang sudah disebutkan oleh Mirna
Prasetya segera menuju kamar dimana Sabrina tengah dirawat
"Gimana keadaan Sabrina, Juan?" Prasetya tiba tepat saat Juan selesai melakukan pemeriksaan
"Hanya sedikit kontraksi, itu biasa terjadi jika ibu hamilnya mengalami stress" Jawab Juan yang merupakan dokter obgyn
"Stress?"
Juan mengangguk "Ibu hamil mana yang nggak stres kalau tau suaminya punya istri lain" Prasetya sudah malas jika sahabatnya ini mulai mengatakan hal-hal yang membuatnya kesal
"Gue bisa masuk?" Tanya Prasetya guna menghindari adanya perdebatan
"Silahkan! Tapi Sabrina masih tidur karena pengaruh obat" kata Juan
Tanpa menunggu lagi, Prasetya segera masuk dan mendekati sang istri yang terbaring diatas brankar rumah sakit