NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir Salah Orang

30 Maret 2025, jam makan siang.

Ku berdiri di depan cermin dengan ekspresi gundah. Kenapa aku harus memakai pakaian terbuka seperti ini? Riasan wajah yang sengaja di buat agar terlihat imut, rambutku dijalin layaknya anak TK. Haruskah seperti ini?

"Nona Regina, mobil dari keluarga Allegra sudah memasuki halaman rumah!" lapor seorang pelayan kepadaku.

"Akhirnya mereka tiba," kataku.

Ku berdiri di balkon lantai atas, ku lihat seorang pria dewasa turun dari kursi pengemudi. Pria itu terlihat cukup tampan dan kekar, aku berfikir jika pria itu lah yang akan menjadi calon suamiku. Pesona nya saat merapikan jas membuatku sedikit terpana, ternyata pria berumur 35 tahun tidak setua itu.

Dengan segera aku turun ke lantai bawah guna menyambut kedatangan calon suamiku itu. Hatiku menjadi sedikit merasa lega begitu melihat tampang calon suamiku yang tidak seburuk yang ku pikirkan.

"Calon menantu kita sudah datang, pa!" mama tampak bersemangat menyambut kedatangan Gelio, namun di cegah oleh papa yang menyuruh mama agar tetap berada di dalam rumah.

"Aku akan menyambut nya," kataku.

Ku bergegas berjalan ke depan, membuka pintu dan melihat pria itu sedang berjalan ke pintu belakang mobil. Aku menarik nafas dalam-dalam, lalu bersiap memulai sandiwara sebaik mungkin. Aku sudah meyakinkan diri jika pria yang ku lihat di depan adalah Gelio Allegra, jadi aku berlari dengan ekspresi cerah untuk menyambut nya.

"Gelio! Akhirnya kau datang, kau tahu betapa rindunya hatiku menunggu dirimu?" kataku, ku meraih lengan pria itu.

Namun sesuatu kemudian terjadi tanpa sepengetahuan ku. Seseorang memeluk pinggang ku dari belakang sambil mencium leherku. Aku terkejut.

"Sayang? Padahal baru beberapa hari tidak bertemu, tapi kau sudah salah mengenali calon suamimu? Aku kecewa kepadamu," katanya.

"Apa?" aku berbalik dan melihat pria yang lebih besar berwajah tampan memeluk pinggang ku.

Ku melihat pria yang ku kira sebagai Gelio, dia mengangguk dengan ekspresi wajah datar. Ku baru menyadari jika dari awal aku sudah salah orang. Gawat, di adegan awal saja sudah salah, bagaimana dengan selanjutnya? Aku berterimakasih karena Gelio asli segera menolongku, papa dan mama tidak akan curiga.

"Apa kau mengira pengawal ku adalah 'aku'? Bukankah aku lebih tampan darinya? Atau jangan bilang, tipe pria idaman mu itu seperti dirinya?" Gelio berbisik di telingaku.

Tubuhku seketika merinding sebadan-badan. Suara berat dan hela nafasnya terdengar jelas di telingaku. Dia sangat dekat! Aku ingin segera mendorong dan berlari menjauhi pria yang terkesan berbahaya itu. Tapi aku tidak bisa melakukannya, aku memeluk balik tubuhnya yang kekar.

"Maafkan aku sayang, karena saking tidak sabarnya untuk segera memelukmu, aku sampai salah orang. Jangan ngambek dong," kataku, senyum riang ku perlihatkan sambil mencubit pipinya yang tidak lembut.

"Tidak bisa, aku sangat kecewa kepadamu. Aku tidak akan memaafkan mu," kata Gelio.

Aku terheran, kenapa pria ini sangat menghayati perannya sebagai calon suamiku, atau bagaimana? Dia bersikap layaknya kita benar-benar saling jatuh cinta satu sama lain. Aku tidak bisa berkata apa-apa karena memang itu lah yang seharusnya terlihat.

"Apa yang harus ku lakukan agar bisa dimaafkan oleh mu?" tanyaku, ku memanyunkan bibirku.

"Cium aku," kata Gelio yang sontak membuatku merasa sangat terkejut.

"Apa?"

"Aku akan memaafkan mu jika kau mau mencium ku," katanya sambil tersenyum.

Aku merasa pria ini sedang mempermainkan ku, kenapa dia melakukan itu? Dia mengambil kesempatan di dalam kesempitan! Saat sudah sampai di depan pintu rumah, Mon Dain membukakan pintu untuk Gelio. Mumpung di lihat oleh papa dan mama, aku akan melakukannya agar mereka semakin yakin jika Gelio lah pacarku yang sebenarnya.

"Haruskah aku melakukannya disini?" tanyaku.

"Menurut mu bagaimana?" tanya nya.

"Baiklah, menunduk lah!"

Aku meraba telinga lalu membelai pipinya. Terasa sangat berat, aku tidak ingin melakukan nya. Kenapa aku harus mencium pria yang baru saja aku temui untuk pertama kalinya?

CUP!

Sebuah kecupan lembut ku berikan di pipi kirinya. Tapi yang lebih mengherankan adalah, Gelio terkejut saat aku benar-benar memberikannya sebuah ciuman ringan. Pupil matanya melebar, entah apa yang dia pikirkan, Gelio balik mencium ku.

"Hmph! Gel- ah, hmm!"

Bibirnya yang kering dan panas itu benar-benar melumat bibirku. Aku tidak bisa bernafas, tidak hanya sekedar ciuman bibir, tapi dia juga menggunakan lidahnya.

Mon Dain memalingkan pandangan, begitu juga dengan papa dan mama yang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Cukup!"

Dengan kuat aku mendorong tubuh Gelio dan melepaskan pelukannya. Itu sudah berlebihan, aku sempat menepis tangannya yang mencoba mengelap air liur di bibirku. Menjijikkan! Pria ini sangat mesum! Selain itu, dia itu gila!

"Sayang, maaf aku terbawa suasana!"

"Diam lah!"

...----------------...

Saat sudah masuk ke rumah, dengan sangat ramah Gelio menyapa dan bersalaman dengan papa dan mama. Membuat citra seorang calon menantu yang baik. Mama sangat excited dengan kedatangan Gelio, tapi tidak dengan papa yang selalu bersikap waspada dengan gerak-gerik Allegra.

Sangat licik, Gelio tidak hanya datang dengan tangan kosong, dia membawakan beberapa oleh-oleh kepada mama yang sangat menyukai barang-barang mahal. Dari awal mama memang sudah sangat menyukai Allegra, jadi tanpa banyak mengeluarkan usaha, Allegra sudah berhasil mendapatkan hati mama.

Di tengah percakapan yang mereka lakukan, aku sudah tidak tahan lagi. Berada di dekatnya seperti ini, membuatku sesak dan tidak bisa bernafas. Aura dominasi nya sangat bisa ku rasakan, aku tidak bisa, karena selama ku bersama Edward yang lebih dominan adalah aku.

"Ah permisi, aku ijin pergi ke toilet sebentar," aku berdiri lalu pergi ke toilet di sela-sela waktu makan siang bersama.

...----------------...

30 Maret 2025, di toilet.

"HOEKK! HOEKK! astaga..."

Aku memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam perutku. Perutku terasa sangat mual dan kepalaku pusing. Bagaimana aku bisa melanjutkan hubungan ini dengan pria itu?

"Setelah menikah, aku pasti selalu bersama dengannya. Tidur dengannya, dan apa-apa selalu dengannya, bukan begitu? Aku tidak mau. Edward, cepatlah kembali dan selamatkan aku!" aku bergumam sendiri.

SRASHHH! (Aku mencuci tanganku di wastafel).

Ku menatap wajahku di cermin, aku tidak bisa memperlihatkan wajah pucat ini kepada mereka. Aku mengambil lipstik di saku celana pop ku, membuat lapisan baru di atas bibirku yang mulai kembali seperti semula. Aku meyakinkan diriku, aku pasti bisa melakukannya sampai akhir.

...----------------...

Kembali ke meja makan, saat ku kembali, Gelio terlihat mengobrol asyik dengan kedua orang tuaku. Dia tampak sangat biasa, tidak terlihat ada kecanggungan sedikitpun di wajahnya. Bagaimana dia bisa bersandiwara sebaik itu?

"Kita sudah berpacaran sejak 3 tahun yang lalu. Ah iya benar, Regina terlihat sangat imut saat berdiri di pinggir kolam air mancur kediaman Amari. Aku jatuh cinta pada gadis itu, hahaha saat diingat-ingat kembali, itu menjadi momen yang sangat lucu," Gelio tertawa.

Bagaimana dia bisa berbohong dengan sangat natural seperti itu? 3 tahun? 3 tahun yang lalu, itu adalah kali pertamanya aku mulai pacaran dengan Edward. Dan aku tidak pernah datang ke kediaman Amari, apa papa dan mama bisa percaya begitu saja dengan pria pembohong itu?

"Walau anda adalah Allegra, saya belum bisa menerima anda sebagai menantu saya begitu saja. Katakan, apa anda benar-benar mencintai anak saya?" tanya papa yang kaku, dia memang seperti itu.

"Ah papa, kenapa kau sangat formal? Aku calon menantu mu, dan aku akan menjadi menantu sah mu di tanggal 4 April nanti! Tidak perlu di tanyakan lagi, apa papa tidak melihat ketulusan cinta kami?" kata Gelio sangat lihai membuat kata-kata.

"Apa yang kau sukai dari Regina kami, nak Gelio?" tanya mama.

"Regina... Dia cantik. Dia sangat mirip dengan mu mama, selain cantik dia juga cerdas. Berkelas, kompeten, pria mana yang bisa menolak pesona nya?" jelas Gelio yang membuat mama semakin menyukainya.

Sebelum semuanya semakin diluar skrip, aku datang dan membuyarkan semua canda tawa mereka.

"Maaf, aku lama..." kataku yang langsung memeluk leher Gelio dari belakang.

"Benar, kau sangat lama. Apa kau baik-baik saja sayang?"

"Aku baik-baik saja,"

"Apa kau masih lapar? Biar aku yang memotong kan steak untuk mu,"

"Tidak-tidak, aku sudah kenyang,"

"Kau makan sangat sedikit, kau harus makan lebih banyak lagi! Buka mulutmu!" Gelio menyuapiku.

Melihat perilaku Gelio yang memperlakukan ku dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Sepertinya hati papa mulai luluh dan mempercayai pria itu sepenuhnya.

"Nak Gelio. Aku percayakan Regina kepada mu nak, jaga anak gadisku baik-baik. Tidak heran jika ayah sangat menyetujui pernikahan kalian," kata papa.

Aku merinding, papa yang biasanya selalu tegas dan keras, tiba-tiba berbicara dengan nada lembut seperti itu. Gelio Allegra, siapa kau sebenarnya?

Gelio tersenyum sinis begitu mendengar pernyataan setuju dari papa. Dia memeluk pinggangku, lalu menempelkan wajahnya di dadaku.

"Terimakasih papa, aku akan menjaga Regina dengan baik," pria itu terkekeh.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!