NovelToon NovelToon
From Duks Till Dawn

From Duks Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Popularitas:144
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Seorang perempuan cantik dan manis bernama Airi Miru, memiliki ide gila demi menyelamatkan hidupnya sendiri, ditengah tajamnya pisau dunia yang terus menghunusnya. Ide gila itu, bisa membawanya pada jalur kehancuran, namun juga bisa membawakan cahaya penerang impian. Kisah hidupnya yang gelap, berubah ketika ia menemui pria bernama Kuyan Yakuma. Pria yang membawanya pada hidup yang jauh lebih diluar dugaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Ligth’s of Hope

Keesokan paginya, Rakuyan terbangun karena menghirup aroma khas makanan yang ia sukai. Hal yang pertama kali ia lihat ketika membuka mata adalah, sosok gadis yang tengah memindahkan makanan dari microwave pada piring yang disediakan hotel.

Sepertinya gadis itu tidak menyadari jika pria yang semalam tidur bersamanya telah bangun. Rakuyan atau yang saat ini lebih suka dipanggil Ryuka, diam-diam mendekati Airi tanpa suara sembari tersenyum jahil.

“Apa itu tidak terlalu panas, jika disentuh tanpa penghalang?” tanyanya tiba-tiba, membuat yang ditanya tersentak dan hampir menjatuhkan piring dari genggamannya.

Dengan gesit, Ryuka menahan piringnya agar tidak jatuh lalu meletakannya pada meja didekat mereka.

“Ternyata memang sepanas itu ya, sampai kau tak mampu memegangnya dengan benar?” lanjutnya, sedikit menggoda.

Airi yang masih terkejut itu, sontak membalikkan badan dan menyadari bahwa dirinya sudah teramat dekat dengan Ryuka. Pria itu memegang ujung meja dengan kedua tangannya, hinagga tak ada akses untuk Airi keluar dari situasi ini.

Airi merasa begitu gugup, degup jantungnya tak terkendali, dan wajahnya memerah malu. Dengan senyuman jahil, Ryuka mendekatkan wajahnya pada telinga Airi.

“Selamat pagi, nona cantik. Hari ini, mau sarapan sate yang semalam kita beli saja? Hmm?” bisiknya lembut, tepat di telinga Airi.

“Ryuka, tolong. Jika tanpa alasan yang jelas, berhentilah bersikap seperti ini dan membuatku berharap lebih!” pinta Airi dengan tegas, berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

“Berharap lebih?” tanya Ryuka mulai sedikit menjaga jarak wajahnya, menatap Airi penuh tanya. Yang ditanya hanya mengangguk singkat.

Ryuka mencoba memikirkan lagi maksud dari perkataan Airi tadi, lalu menyadari sesuatu.

“Ah, soal percakapan kita yang semalam? Memang kau berharap hubungan kita menjadi seperti itu?”

“Ji- jika kau tidak keberatan. Ta-tapi aku tidak memaksa! Aku.. aku paham akan traumamu. Aku juga paham.. akan posisiku yang bukan siapa-siapa ini! Jadi, sepertinya aku.. tidak layak untuk itu.” jawab Airi ragu, mulai sendu.

Ryuka sedikit tersentak mendengar jawabannya. Sungguh? Airi menginginkan hubungan yang lebih dalam dari ini? Tapi mengapa?

Sebagai kebanggaan tersendiri, memiliki kekasih vokalis band terkenal, kah? Tapi kelihatannya dia tipe perempuan sederhana yang tidak suka pamer.

Mungkin kebanggaan bukanlah hal yang penting baginya. Tapi mengapa? Ia sendiri mengatakan bahwa mereka baru mengenal belum lama ini, kan?

Mengapa gadis itu mengharapkannya? Memang apa yang ia sukai darinya? Bahkan sejak awal kenal saja, Ryuka sudah bertindak kasar dan terus menyakitinya.

Merasa tak menemukan jawaban, Ryuka menghela napas berat sebelum berucap.

“Jika boleh aku mempertanyakan pertanyaanmu yang semalam, mengapa kau menginginkannya bahkan saat kita belum lama saling kenal?”

Kali ini, Airi yang tersentak. Ia mencoba merenungi pertanyaannya, mencari jawaban dalam dirinya sendiri. Jika dipikirkan lagi, mengapa ia begitu mengharapkannya?

Sejak awal pertemuannya, ia sudah ditolak secara dingin oleh Ryuka. Saat itu, bisa saja ia menerima tawaran koki pada kedai di seberang toko gadai.

Jika tujuannya hanya mencari tempat tinggal dan pekerjaan, bisa saja dia tinggal di kedal Lecho’s dan ikut membantu pekerjaan di sana. Itu akan menjadi pekerjaan yang lebih normal.

Namun, mengapa ia keras kepala ingin menggadaikan dirinya sendiri pada Ryuka, meski sudah ditolak dan diusir dengan cara yang kasar?

Tak menemukan jawaban, Airi akhirnya menghela napas pasrah sebelum bersuara.

“Jika dipikirkan dengan logika, aku juga tak memahami alasannya. Namun, ini hati yang berbicara. Hatiku yakin, bahwa akan menemukan cahaya baru dalam hidup, jika aku bersamamu. Entah karena apa itu.”

“Cahaya?” gumam Ryuka dengan suara yang cukup untuk terdengar oleh Airi. Gadis itu hanya mengangguk.

Ryuka merenungi lagi jawaban yang Airi berikan. “Cahaya, ya?” pikirnya. Ia kembali teringat, bahwa Airi lah yang semalam membuatnya berani, membuka diri lagi pada musik yang ia cintai.

Apa jika terus bersamanya, ia akan kembali menjadi bintang yang bercahaya? Tak bisa dipungkiri, Ryuka hanya bisa kembali tertawa lepas, bahkan lebih bebas dari dirinya yang dulu, ketika berada didekat Airi.

Mungkinkah ia menemukan kebahagiaan atau cahaya yang berbeda dari gadis itu? Seperti ada, harapan baru untuk masa depan?

Benar! Meski belum bisa sepenuhnya dipercaya, namun Airi telah membawa cahaya pada kehidupannya yang mulai gelap.

Mungkin karena itulah dia merasa nyaman dan hangat ketika bersama Airi. Meski masih samar, ada keyakinan dalam hatinya akan masa depan yang bercahaya.

“Aku mengerti.” ucapnya singkat.

“Mungkin masih terlalu dini untuk menjalin hubungan yang seperti itu. Tapi aku.. sejujurnya aku.. merasa hangat dan nyaman bersamamu. Jadi ku harap, setidaknya kita tidak menjadi orang asing setelah ini.” lanjutnya dengan serius.

“Orang asing? Mengapa kau bisa sampai terpikirkan ke situ!?” tanya Airi, sedikit tersentak.

“Kau semalam, begitu asing bagiku. Irit suara, juga tampak murung. Aku takut.. takut kau akan membenciku.” jawab Ryuka jujur, sedikit menahan tangis.

“Aku takut kehilanganmu, Airi!” lanjutnya.

Airi yang tersentak, spontan mendekap Ryuka dengan erat. Membuat yang didekap merasa tersentak juga, hingga membalas dekapan itu.

“Tenang saja, Ryuka. Aku tidak akan membencimu. Tidak ada alasan bagiku untuk membencimu. Masalah alasan dibalik perasaan kita, mari kita cari pelan-pelan bersama ya.” ucap Airi dengan lembut dan tulus.

Ryuka semakin mempererat dekapannya. “Hmm! Terimakasih, Airi.”

Beberapa menit mereka saling mendekap, hingga perut mereka berdering secara bersamaan. Mengingat fakta bahwa pagi ini belum terisi makanan, mereka pun akhirnya tertawa.

Pagi itu, mereka sarapan bersama, menyantap sate yang semalam mereka beli. Suasana kehangatan mulai menyelimuti mereka. Diselingi sedikit canda tawa, mereka kembali menjadi akrab, bahkan lebih akrab.

Sementara itu di kamar lain pada hotel yang sama, seorang pria sedang terduduk di sofa, merenungi hal yang rumit di mengerti.

“Rakuyan Yakuma…” gumamnya.

“Apakah benar, yang semalam ku lihat itu adalah dirimu?” lanjutnya ragu.

“Aku tak yakin, namun dilihat dari perawakannya begitu mirip dengan Rakuyan.” ia terus tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Sedikit menghela napas berat, lalu kembali bergumam.

“Jika benar itu dirinya, setidaknya aku lebih tenang sekarang. Mengetahui bahwa ia takkan terlalu jauh dari kota ini.”

Seringaian yang entah apa artinya, terlukis di bibirnya.

“Tunggu aku, Rakuyan. Aku akan segera menemukan mu!” ucapnya sembari tertawa ambigu.

Pria itu adalah Tsukiyama, vokalis band Lunar Hare yang kemarin sekilas melihat hadirnya Ryuka sebagai penonton di acara festival musiknya.

Entah apa yang ia inginkan dari Rakuyan, namun yang pasti tujuannya masuk pada agensi Ligth’s Art Entertainment adalah untuk menemui vokalis hebat tersebut.

Sayangnya, tak lama setelah Tsukiyama berhasil debut pada agensi tersebut, Silent Cold Fire hiatus dan Rakuyan menghilang.

Sungguh frustasi perasaan Tsukiyama, hingga ia memutuskan untuk menggelar konser serta mengikuti acara-acara festival musik di berbagai tempat, demi bisa menemui Rakuyan Yakuma.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!