Di seluruh alam semesta ini banyak sekali mahkluk hidup, termasuk manusia. Tapi ini bukan tentang kisah manusia melainkan kisah sang NPC Dewa yang berkelana ke berbagai Dimensi dan bertemu banyak makhluk hidup, YA anda tidak salah baca! Disini memang akan menceritakan NPC Dewa.
Kisahnya berawal dari dimensi (dunia) para dewa mulai hancur gegara kekuatan misterius yang membuat retakan besar dan banyak di dimensi para dewa.
Bagaimana para dewa bisa mengembalikan dimensi mereka menjadi utuh kembali?
Segera baca novel ini untuk mendapatkan lanjutannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AHMU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PANGGILAN RAJA KOTA PAHLAWAN
Setelah Vio menyelesaikan pertarungannya melawan anak dari raja iblis, dia pun berjalan pulang menuju akademi.
Ditengah perjalanan Vio bertemu dengan para murid akademi dan para kesatria yang ditugaskan oleh raja untuk menyelidiki penyebab semuanya.
Mereka menghampiri Vio dengan ekspresi terkejut karena melihat pakaian yang dikenakan Vio robek-robek seakan hampir hancur jika disentuh sedikit saja.
"Nak, Apa yang terjadi padamu? kenapa pakaianmu penuh dengan sobekan besar.". Tanya seorang kesatria kepada Vio yang matanya kelihatan kosong.
Flavio:"Oh ini! Ini karena seseorang yang terbaring disana." Menunjuk kearah chiyo terbaring.
Melihat kalau tunjukkannya itu mengarah ke tempat yang sudah hancur berantakan, Mereka langsung bergegas ke arah sana.
Saat sampai disana mereka terkejut akibat kekacauan yang terjadi dihadapan mereka, Mereka berbalik kebelakang untuk melihat apakah Vio masih berada ditempat mereka menemukannya.
Tapi yang mereka lihat hanyalah jalan yang sepi tidak ada kehidupan, Mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan kebingungan.
Mereka pun mulai memeriksa apa saja yang sudah terjadi disini.
Mereka menemukan seseorang yang terbaring di dasar lubang besar yang melubangi tanah.
Mereka turun kebawah untuk memeriksa, mereka melihat kalau kondisi dari seseorang itu sangat sehat seperti tidak ada yang terjadi padanya padahal disekitar seperti sudah terjadi pertarungan dahsyat.
Mereka pun membawa naik orang itu lalu membawanya ke kerajaan untuk diperiksa.
*Dijalan yang sudah porak poranda*
Vio berjalan sambil melihat ke kanan dan ke kiri, dia melihat rumah-rumah banyak yang rubuh, warga yang mengerang kesakitan, anak-anak menangis, saudara yang menangis karena saudaranya terhimpit puing-puing bangunan.
Saat di jalan dia bertemu dengan Alevia, Arelia dan Arinka yang tengah bersama dengan kloning Vio, Mereka menghampirinya dengan wajah cemas.
"Astaga Vio, kenapa kau jadi begini? siapa yang melakukannya?" Tanya Alevia sembari memegang pundak Vio.
"Oh! Aku sedang bermain-main dengan anak raja iblis." Ucapnya dengan memasang senyuman yang lebar
Mereka terkejut tak terkira karena siapa yang mau bermain-main dengan anak raja iblis, yang ada kau sendiri akan mati.
Vio menjelaskan dari awal cerita sampai kebagian chiyo yang terkapar di dasar lubang tanah.
Setelah mendengar hal itu, Mereka membawa Vio pulang ke akademi.
*Di kerajaan*
Seseorang berjalan menuju tahta dengan langkah cepat, dia duduk disana dengan tangannya mengusap dahinya.
Pengawal kerajaan memasuki ruang tahta dengan langkah lambat, dia berhenti lalu membungkuk kepada raja dan setelah itu, melapor.
"Lapor raja, seseorang telah mendapatkan informasi terkait kekacauan di kota dan orang yang dibawa para kesatria."
Raja menyipitkan matanya seperti tengah curiga, "Apa itu, katakan!"
"Lapor maha raja, kekacauan yang terjadi di kota disebabkan karena hasil dari pertarungan antara seorang laki-laki dengan perempuan, dan perempuan yang dimaksud itu adalah orang yang dibawa oleh para kesatria kerajaan yang sebenarnya adalah anak dari salah satu raja iblis, yaitu DEMLOFER."
"Apa! Anak raja iblis." Raja bangun dari tempat duduknya dengan wajah ketakutan, "Sekarang dimana dia? Apa dia baik-baik saja? Apa dia lapar? Apa dia menginginkan sesuatu?"
"Tidak raja! Dia hanya ingin diam di penjara untuk sementara waktu." Ucap pengawalnya yang masih membungkuk tanpa berani melihat ke arah raja.
"Antarkan aku ke penjara bawah Tanah, tepat orang itu berada."
"Baik raja." Pengawal kembali ke posisi berdiri lalu berjalan keluar menuju sel penjara bawah Tanah.
*Penjara*
Raja sampai diruang sel penjara, Disitu hanya ada satu kurungan untuk satu orang yaitu si chiyo.
Raja berjalan sampai ke pintu penjara lalu melihat kedalam, raja melihat ada seorang perempuan yang duduk bersandar di sudut sel sambil melihat kebawah.
Raja mengetuk pintunya lalu berbicara dengan nada sopan, "Apa yang bisa saya bantu, Wahai anak dari raja iblis DEMLOFER." Chiyo mengangkat kepalanya dan melihat wajah raja yang terlihat dilubang pintu penjara.
(Ruangan sel ini hanya memiliki satu fentilasi udara yaitu lubang seukuran kepala yang ada di pintu, selain yang di pintu tidak ada celah sedikitpun disana, hanya terdapat tembok baja dan tempat tidur).
"Apa mau mu?" Chiyo bertanya dengan nada datar tanpa menunjukkan ekspresi sedikit pun.
"Saya tidak ingin apa-apa, hanya saja saya khawatir dalam keadaan anda saat ini, karena jika anda mengalami kecelakaan di negeri saya, nanti saya akan disalahkan oleh raja iblis,jadi....."
"Kau tidak usah khawatir lagi karena ayahku sudah tidak seperti dulu lagi." Setelah mengucapkan kata-kata itu chiyo langsung tertunduk kebawah.
"Apa maksud anda dengan tidak seperti dulu lagi? saya kurang faham."
"APA KAU MAU MATI?"
Raja termundur satu langkah cepat, terkejut mendengarnya, "Tidak, tidak, jika anda tidak ingin menceritakan nya maka tidak usah saja hehe." Ucapnya dengan nada bercanda.
"Siapa orang itu?"
"Heh! Kau akan tahu pada waktu yang tepat." Ucap chiyo dengan nada datar.
"Bisakah sebutkan namanya saja."
"Jangan ganggu aku, pergilah." Chiyo lalu mengangkat kepalanya dan mengucap mantra, "Sihir Tingkat 8 Elemen Kegelapan: Pelindung Kamuflase." Chiyo langsung menghilang dihadapan raja.
Raja pun paham akan maksudnya lalu pergi dari sana dan meminta para penjaganya untuk menjaga tempat itu.
*Di kamar Vio*
Disana Vio terbaring dengan kedua tangannya ditindih kepalanya. Dia melihat langit-langit kamarnya.
Flavio:"Hei sistem!"
Sistem:"Apa?"
Flavio:"Kenapa aku merasa sedikit bosan ya dengan kehidupan ini."
Sistem:"Jika kau bosan, coba lakukan ini, kau ambil pisau lalu kau pegang pisaunya diatas tangan mu lalu kau iris sedikit tangan mu lalu diamkan."
Flavio:"Apa maksudmu, aku tidak faham."
Sistem:"Ck! Lakukan saja."
"oke oke."
Vio bangun dan berdiri dilantai lalu memunculkan pisau di telapak tangannya.
Dia mengiris tangannya. Darah pelangi keluar dari dalam tangan.
Flavio:"Lalu apa yang harus ku lakukan selanjutnya?"
Sistem:"Kau letakkan kedalam wadah kecil."
Vio memunculkan wadah kecil ditangannya lalu dia meneteskan darahnya kedalam wadah.
Sistem:"Kau bacakan mantra warna merah, peningkat kemurnian dan esensi manusia kedalam darahnya."
Vio pun mengikuti instruksi dari sistem. Darahnya berubah menjadi merah.
Flavio:"Lalu apa yang harus kulakukan selanjutnya?"
Sistem:"Minum itu."
Vio mengambil wadah itu lalu meminumnya.
Flavio:"Eee! kenapa Tidak terjadi apa-apa."
Sistem:"Coba kau iris tanganmu lagi."
Vio mengiris tangannya lagi, darah pun keluar dari tangannya tapi kali ini darahnya berwarna merah.
Flavio:"Apa ini yang kau maksud itu."
Sistem:"iya! Bagaimana? Apa sudah tidak merasa bosan lagi?"
Flavio:"Wow! Pengetahuan ini benar-benar membuat ku merasa........merasa........"
Sistem:"Merasa apa?"
Flavio:"Merasa.......merasa sangat sangat...........bosan dari sebelumnya."
Sistem:"Apa kau bilang! Sini kau! Biar aku bunuh kau, sini! Ayo cepat kesini."
Flavio:"Kenapa harus marah? Bukankah ini memang pengetahuan yang membosankan."
Sistem:"Berani sekali kau, hmph! Aku tidak akan bicara denganmu lagi, BLEE BLEE!"
Flavio:"Dasar kekanakan."
Sistem:"blee blee, Vio payah Vio mesum Vio bejat Vio bajingan Vio k*nt!l besar Vio sange an Vio sering col* BLEE BLEE BLELELE."
Flavio:"hei jangan menyebar hoaks yang merugikan begitu."
Sistem:"Biarkan saja,BLEE BLEE BLELELE."
Flavio:"Jika kau melakukan itu lagi aku akan membaca mantra yang bisa melihat ingatan seseorang di kehidupan sebelumnya."
Sistem:"Mana ada mantra sihir begitu didunia ini BLEE BLEE."
Flavio:"Kau yang memaksa ku,Sihir *"'-+@$!:", Pencipta Sihir, keluar."
Seseorang dengan jubah putih menutup semua badannya muncul dari dalam kehampaan.
Vio menyuruh orang itu masuk kedalam jarinya, dan orang itu pun masuk kedalam jarinya.
Flavio:"Lingkaran sihir, muncul."
Didepan Vio saat ini muncul sebuah lingkaran sihir seukuran badan Vio.
Flavio:"Pemeriksaan tubuh dan kesadaran, lakukan."
Lingkaran sihir itu memunculkan replika tubuh Vio, replika itu mengeluarkan cahaya laser dari matanya dan memindai, "Pemeriksaan selesai, terdapat dua kesadaran dalam satu tubuh, Mulai mencerna ingatan. Ingatan tercopy, Memulai proses pengeluaran ingatan kez kez kez."
Flavio:"Hei apa kau mau melihat lagi ingatanmu."
Sistem:"Kau jangan berani-berani melihat ingatan memori ku, Jika tidak kau akan mengalami hal yang paling buruk selama kau hidup ini."
Flavio:"Aku tanya apa kau ingin melihatnya,hehehe."
Sistem:"Kau......hah! Ya ya ya kau menang......... Sekarang musnahkan itu."
Flavio:"Oke oke, ini ku hapus........ HANCUR."
Replika dan lingkaran sihir itu hancur menjadi debu dan menyebar ke udara.
Sistem:"Harinya sudah malam, sebaiknya kau tidur."
Flavio:"Oke."
*Di istana raja*
"Raja raja!!" Seorang pengawal berlari masuk kedalam ruang singgasana dengan nafas tak teratur.
"Ada apa? Kenapa kau panik begitu?" Ucapnya dengan santai.
"Lapor raja, seseorang sudah tahu siapa laki-laki yang sudah bertarung dengan anak raja iblis." Raja terkejut mendengar hal itu lalu berdiri dan bicara tegas.
"Siapa orang itu, katakan."
"Lapor raja, orang itu adalah murid dari akademi pahlawan yang bernama Flavio Bhaskar."
"Dari mana kau mendapatkan informasi ini."
"Dari para kesatria yang membawa anak raja iblis."
"Apa! Kenapa baru sekarang kesatria itu memberi tahukan hal sepenting itu."
"Sebenarnya informasinya sudah lengkap, Hanya saja setelah saya mengatakan orang yang dibawa itu adalah anak dari raja iblis, raja langsung bergegas kesana jadi saya tidak sempat memberi tahukan hal itu, maafkan saya raja."
"Hah! Sudahlah kau tidak salah, aku yang salah kerana terlalu terburu." Raja itu pun duduk kembali di singgasana nya.
"Lalu! Dimana sekarang orang itu?"
"Dia diketahui sedang berada di akademi pahlawan saat ini."
"Besok panggil dia untuk datang kesini."
"Baik raja." Pengawal itu pergi meninggalkan ruang singgasana raja.
*Ke esokan harinya*