NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aksi Pertamanya

Sampai berapa lama dia pergi?? Ibu Arumi juga pergi. Tinggal aku sendiri dan temanku, Si Carol. Pasti dia bakal cerewet lagi. Berbicara hal yang tidak penting.

Nathalia duduk termenung di atas atap rumahnya. Malam yang indah, bertabur bintang-bintang menghiasi kegelapan malam. Nathalia merasa kesepian dengan ketidakhadiran The Ghost dan Arumi. Sudah seminggu lamanya mereka berdua pergi.

Hanya Anne, bibinya saja yang masih ia hubungi sebagai teman cerita. Saat bertelepon dengan bibinya, terkadang Nick ikut bergabung. Saling berbagi cerita antara Nathalia dengan Nick menjadi ketenangan hatinya.

Saat ini, Nathalia sudah cukup ahli, menurut The Ghost. Bisa dibilang setara dengan Assassin tingkat pemula. Untuk mengusir kebosanannya, Nathalia memutuskan untuk berkeliling saja.

Dalam latihannya, Nathalia yang masih berusaha memunculkan jubahnya hanya dapat melakukan sekali saja selama dua bulan latihannya. Itupun karena ketidaksengajaan Nathalia saat mimpi buruk di malam hari. Ketika terbangun, Nathalia sudah memakai jubah itu. Saat bersiap-siap berangkat kerja, Nathalia sempat mencobanya lagi namun gagal sampai sekarang.

Nathalia berkeliling di pusat kota. Sebelumnya, ia mengambil sarung tangannya, masker dan pistol katrol untuk berjaga-jaga. Mengingat tidak adanya The Ghost selama seminggu ini, kemungkinan besar akan banyak kejahatan melanda Jalundra. Di sana sangat ramai sekali. Ia juga melihat Kylo dan Floryn sedang bekerja malam di Rott Restaurant. Nathalia terus berkeliling sampai akhirnya ia sampai di sebuah taman. Nathalia memutuskan untuk istirahat sejenak.

Nathalia duduk di bangku yang letaknya di pinggir kolam. Nathalia merasakan ketentraman saat menikmati pemandangan pancuran air dari tengah kolam.

Tiba-tiba, Nathalia merasakan sesuatu. Pendengarannya mendadak ada suara berteriak meminta bantuan. Nathalia bergegas menghampiri suara tersebut. Nathalia terus berjalan sampai akhirnya suara tersebut terdengar jelas.

Di dalam apartemen seseorang, Nathalia melihat adanya kejahatan. Penglihatannya aktif, oleh karena itu Nathalia dapat melihat dengan jelas walaupun dari luar apartemen. Ada tiga orang dan satu wanita muda di dalam sana. Nathalia menyimpulkan tiga orang itu hendak melakukan pencurian dan tindakan lebih lanjut.

Nathalia bergegas mencari cara agar sampai ke tempat wanita muda itu dengan cepat dan efisien. Ia segera mencari-cari tiang untuk mengaitkan katrolnya. Akhirnya, ia menemukannya di sisi lain apartemen itu. Dengan cekatan, Nathalia dapat mengaitkan katrol dengan tepat sasaran dalam sekali percobaan saja.

Siuttt...

Nathalia berhasil mencapai atap apartemen itu. Nathalia memasuki lubang ventilasi, merangkak dengan lincah sampai akhirnya tepat berada di atas kamar apartemen wanita itu. Nathalia mengamati keadaan sejenak. Ia mencari-cari kesempatan yang bagus untuk melumpuhkan tiga orang.

Kesempatan itu datang. Tiga orang itu terlihat sibuk memasukkan beberapa uang ke dalam tas mereka. Wanita pemilik kamar apartemen sudah jatuh pingsan. Sepertinya mereka sudah membiusnya.

Nathalia menutupi wajahnya menggunakan maskernya terlebih dahulu lalu membuka penutup atap kamar tersebut lalu terjun ke bawah.

Seketika, ketiga orang tersebut terkejut. Dengan ilmu yang dipelajari dari The Ghost, Nathalia melumpuhkan mereka semua dengan tangan kosong. Nathalia tidak ingin membunuh mereka, kecuali keadaan terdesak.

Aksi memukau ditunjukkan oleh Nathalia. Ia melakukan sebuah tendangan ke kepala salah satu penjahat itu lalu memukul ke bagian leher penjahat yang lain. Terakhir, ia menendang ke arah kaki penjahat itu lalu mengarahkan tendangan ke lehernya dan kepalanya dengan cepat.

Ketiganya tak sadarkan diri. Nathalia mengumpulkan mereka. Ia mencari-cari tali atau semacamnya untuk mengikat ketiganya. Namun, sepertinya di sana tidak ada.

Tidak kehabisan akal, Nathalia mengambil kain tirai untuk mengikat ketiga penjahat. Lalu ia memanggil bantuan atas nama wanita tersebut. Nathalia sempat melihat nama wanita itu di kartu identitasnya.

Setelah mendapat jawaban bahwa bantuan akan segera datang beberapa menit lagi, Nathalia hendak naik kembali ke atas atap. Namun, wanita tersebut bangun dan sempat melihat Nathalia. Nathalia juga melihat wanita itu. Saling memandang terjadi selama beberapa detik sebelum akhirnya wanita itu kembali tak sadarkan diri.

Pingsan lagi?? Ah, biarlah. Mungkin dia ketakutan.

Saat menyusuri saluran udara, Nathalia sempat mendengarkan ada bantuan datang di kamar yang baru saja ia selamatkan. Sampai di atas atap, Nathalia berdiri di ujung apartemen. Ia melihat ke bawah. Begitu banyak petugas keamanan datang.

Nathalia tampak bahagia dapat membantu orang yang mengalami kesulitan dengan kemampuannya. Ia memutuskan untuk pulang.

Perjalanan pulang, Nathalia melihat ada Caroline sedang terduduk merenung di taman. Nathalia bergegas menghampirinya. Sebelumnya, Nathalia melepas maskernya dan memasukkan kembai pistol katrolnya ke dalam saku.

"Hai, Carol."

"Oh, hai Nathalia. Sedang apa malam-malam begini??" Tanya Caroline keheranan.

"Bagaimana denganmu sendiri??" Tanya balik Nathalia.

"Hmm... Hanya sedang menenangkan diri. Di rumah itu bosan sekali. Ingin rasanya aku dapat bebas berkeliaran seperti dirimu," kata Caroline.

"Eh, aku tidak berkeliaran. Aku hanya jalan-jalan," kata Nathalia membantah perkataan Caroline.

"Iya, maksudku itu. Kamu enak sekali bisa jalan-jalan. Aku kemana-mana selalu diawasi. Baru malam ini saja aku bisa jalan-jalan sendirian," ujarnya sambil mengambil satu kantong cemilan.

"Kemana pengawalmu??" Tanya Nathalia sambil melihat sekeliling. Mungkin, pengawal Caroline ada di suatu sudut tempat.

"Pergi untuk waktu yang lama."

"Kemana??" Tanya Nathalia. Ia heran mengapa ayahnya menyetujui pengawal itu pergi.

"Entah. Tetapi tidak apa-apa. Bagus. Tidak ada dia, aku bisa jalan-jalan. Seperti ini contohnya," kata Caroline sambil tersenyum.

"Iya ada bagusnya. Buruknya, jika ada apa-apa, siapa yang akan melindungimu??"

"Aku akan hati-hati, Nathalia. Tenang saja. Begini-begini, aku bisa beladiri, lho."

Caroline bangkit, mengambil kuda-kuda, bersiap-siap akan menunjukkan beladiri yang ia kuasai kepada Nathalia yang hanya berdiri diam saja menunggu aksinya.

"Perhatikan baik-baik. Aku menyebutnya 'Tendangan Harimau'."

Caroline melompat lalu kakinya memutar ke belakang menendang angin. Akan tetapi, saat akan melakukan pendaratan, ia tidak siap melakukannya. Nathalia yang sadar, langsung menangkapnya.

"Lihat, kan??" Tanya Caroline sembari tersenyum.

"Iya. Selain tendangan yang bagus, pikirkan juga cara mendaratnya," kata Nathalia dengan nada datar.

"Iya iya. Yang penting bagus kan tendangannya??" Tanya Caroline lagi. Nathalia menghela nafasnya.

"Iya bagus." Caroline tertawa senang mendengar pujian itu.

Setelahnya mereka duduk. Caroline membeli minuman kaleng untuk mereka minum sembari duduk menikmati pemandangan taman.

"Tidak seperti biasanya taman ini sepi. Tau penyebabnya apa??" Tanya Caroline sembari minum.

"Entah. Kenapa??"

"Ah... Orang-orang pergi menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion yang aku resmikan. Belum resmi sih. Beberapa hari lagi. Pertandingan uji coba. Di sana, tubuh pemain dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih dari perusahaanku. Sarung tangan kiper canggih, sepatu bola canggih, baju canggih, alat bantu penglihatan canggih, pokoknya semuanya serba canggih," kata Caroline.

"Hmm, begitu. Dalam artian tubuh mereka sudah dimodifikasi ya??" Tanya Nathalia. Caroline yang sedang menenggak minumannya memberi isyarat, yaitu menggerakkan telunjuknya ke kiri dan kanan.

"Bukan. Dilengkapi. Kalau dimodifikasi itu, tubuh bagian dalam diubah. Yang terjadi di sana adalah tubuh mereka masih asli, hanya saja dilengkapi dengan peralatan canggih," jelas Caroline. Nathalia mengangguk mengerti.

"Oh iya. Di tangan kirimu, ada luka ya?? Luka apa itu??" Tanya Caroline penasaran.

"Luka ini??" Tanya Nathalia seraya menunjukkan pergelangan tangan kirinya.

"Iya, itu."

"Hmm, ini sudah ada saat aku umur 3 tahun. Ayahku yang tidak sengaja menumpahkan air panas ke sini. Dan jadilah seperti ini," kata Nathalia menjelaskan.

"Aku kira itu adalah karya seni."

"Bukan. Kalau ini karya seni pasti akan hilang seiring berjalannya waktu."

"Apa iya?? Pengawalku, Robert memiliki karya seni berbentuk pohon, ada ular yang melingkarinya. Dia bilang itu sudah ada sejak dia lahir. Tanda keluarga, katanya," kata Caroline.

Nathalia mendadak sakit kepala dan nyeri di pergelangan tangan kirinya saat mendengar Caroline mengatakan 'karya seni' tersebut. Ia meringis kesakitan.

Caroline sangat kuatir dengan keadaannya. Lantas, ia memanggil supirnya untuk mengantar mereka berdua ke rumahnya.

Di dalam mobil, Nathalia masih meringis kesakitan. Caroline berusaha menenangkannya.

"Tolong lebih cepat, Andro," kata Caroline kepada supirnya yang ternyata adalah robot.

"Baik."

Caroline melihat ada aura merah keluar dari pergelangan tangan Nathalia. Kepanikannya bertambah saat tubuh Nathalia mengeluarkan aura merah tersebut. Nathalia terlihat melengkungkan punggungnya ke depan, wajahnya menahan sakit yang luar biasa, matanya terpejam. Beberapa detik kemudian, Nathalia tak sadarkan diri. Aura merah juga menghilang.

Kejadian tersebut, bersamaan dengan mobil mereka yang sudah sampai rumah Caroline. Supirnya yang bernama Andro, membopong tubuh Nathalia. Caroline memintanya untuk meletakkan tubuh Nathalia di kamarnya sedangkan ia sendiri akan menyiapkan minuman hangat.

----------

Saat kejadian Nathalia mengeluarkan aura merah dengan tidak sengaja, Robert yang sedang berada di Sky City, tempat cabang Parvita Company, merasakan aura tersebut.

Robert di sana sedang merancang sebuah armor yang canggih sekali.

Gadis itu sedang di rumah Tuan Putri. Sepertinya ini kesempatan bagus untuk membunuhnya. Ditambah, ia tak sadarkan diri. Aku harus bergegas ke sana.

"Apa armor ini sudah selesai??" Tanya Robert kepada karyawan di sana.

"Belum sepenuhnya."

"Berapa persen??"

"75 persen."

"Baiklah."

Robert memperhatikan armor tersebut. Dari wajahnya, ia seperti mempunyai niat jahat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!