Sistem Elit Global

Alex pergi menuju ke kantor penjualan properti. Dikantor tersebutlah ia bisa mencari gedung untuk kantor perusahaan Donovan Company.

Alex masuk dan disambut oleh seorang security yang membantu kegiatan di dalam.

"selamat datang di kantor penjualan properti. Ada yang bisa saya bantu?"

"aku ingin membeli gedung untuk kantor."

"silahkan ke sebelah sini tuan!"

Security tersebut mengarahkan Alex pada salah satu resepsionis yang bertugas.

"bu! Tuan ini ingin membeli gedung untuk kantor."

Seorang wanita dewasa menyambut Alex.

"selamat datang. Gedung seperti apa yang anda cari?"

Alex menjelaskan spesifikasi gedung yang ingin ia jadikan kantor.

"aku mencari gedung terbaik yang kalian jual. Jika bisa yang memiliki lokasi strategis."

Mendengar permintaan Alex, resepsionis tersebut menjadi senang. Karena ia tidak perlu susah payah mencari gedung yang diinginkan Alex.

"ada 3 gedung terbaik yang dijual tuan. Silahkan anda lihat di dokumen ini."

Alex menerima dokumen data gedung yang memuat paket jual yang tersedia.

"gedung pertama bernama gedung Hati Emas. Memiliki lahan yang cukup sempit. Namun gedungnya memiliki 10 lantai. Dengan fasilitas kantor yang cukup memadai. Lokasinya juga cukup dekat dengan jalan raya."

"Gedung kedua adalah gedung Karya Muda. Lahan yang dimiliki lebih besar dari gedung Hati Emas. Dengan 10 lantai dan fasilitas kantor yang lengkap. Namun lokasinya lebih jauh dari pusat kota."

"dan terakhir gedung Angkasa Pura. Dengan desain simpel, dan memiliki 11 lantai. Lahan yang luas diisi dengan taman dan fasilitas kantor outdoor. Lokasinya juga cukup dekat dengan hotel, mall, dan rumah sakit. Membuatnya menjadi yang terbaik diantara yang lain. Namun tentu harganya jauh lebih mahal. "

" hem... Berapa harganya? "

" untuk harga gedung beserta tanah senilai. 750 miliar rupiah tuan. "

Alex mempertimbangkan gedung tersebut. Dengan fasilitas dan letaknya yang strategis, harga tersebut bisa dibilang cukup murah. Namun mengingat jika gedung tersebut hanya memiliki 11 lantai membuatnya terlihat agak mahal.

Akhirnya Alex memutuskan untuk menawar harga.

"bagaimana jika harganya menjadi 700 miliar?"

Mendapat penawaran harga, petugas tersebut menjadi bimbang. Karena ia tidak mengetahui harga asli dari gedung tersebut. Karena itu petugas itu ingin menghubungi atasannya.

"ijinkan saya bertanya pada atasan dulu tuan. Mungkin mungkin mereka mempertimbangkan menjual dengan harga segitu."

"silahkan!"

Resepsionis tersebut mengambil ponselnya dan menghubungi seorang manajer yang sedang melakukan rapat dengan para petinggi.

"drett... drett.."

Suara getar dari ponsel manajer menghentikan pertemuan tersebut.

"siapa yang menghubungimu?" tanya salah satu petinggi.

Manajer melihat layar ponselnya dan menemukan nama resepsionis tersebut.

"yang menghubungi saya adalah petugas bagian penjualan gedung tuan!"

"angkatlah!"

"baik tuan!"

Manajer menerima panggilan dan mengaktifkan loudspeker.

"ada apa? Apa ada masalah?"

"tuan saya sedang bertemu dengan klien. Beliau ingin menawar Angkasa Pura dengan harga 700 miliar."

Mendengar hal tersebut, seorang pemimpin perusahaan mengatakan.

"naikkan angkanya. Jangan sampai berada dibawah 720 miliar."

"kau dengar itu?"

"baik tuan! Saya mengerti."

Telepon pun terputus dan para pimpinan perusahaan mulai berdiskusi mengenai sosok yang ingin membeli gedung tersebut.

"siapa yang membeli gedung tersebut?"

"entahlah! Tapi yang pasti orang tersebut pastilah cukup kaya."

"kudengar ada perusahaan baru yang telah didaftarkan!" kata satu-satunya wanita di ruangan tersebut.

Mendengar itu, semua orang mulai menatap wanita itu dengan penasaran.

"perusahaan apa?"

"namanya Donovan Company. Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang investasi. Berita itu baru dikonfirmasi tadi malam. Jadi belum banyak informasi yang diketahui dari perusahaan tersebut. Namun kabarnya perusahaan tersebut dimiliki oleh orang yang sangat kaya. Mungkin penjualan gedung tersebut ada hubungannya dengan berita itu. "

" hem.. Jika seperti itu, kita harus mencari tahu kebenarannya. Karena perusahaan investasi cukup langka. Sekalinya berdiri, mereka pasti memiliki dana segar yang sangat besar. Mungkin kita bisa mendapatkan sedikit keuntungan. "

" anda benar. "

" kalau begitu! Nanti saya akan berusaha mencari tahu hal tersebut. " ucap manajer.

" ya! Aku mengandalkanmu. "

.

.

.

Sementara itu di meja negosiasi, wanita resepsionis segera memberikan keputusan.

" maaf tuan! Sepertinya tawaran tersebut terlalu rendah. Kami bahkan tidak bisa balik modal. Bagaimana jika 740 miliar?"

Meskipun ditangannya ada uang 25 triliun, namun harga yang ditawarkan masih terlalu tinggi. Ia ingin menggunakan uang bosnya sehemat mungkin.

" huh.. Tawaran terakhir! 725 miliar! Bagaimana? "

Wanita tersebut berpikir sejenak. Dirinya ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun jika ia menaikkan harganya, kemungkinan transaksi ini akan gagal. Dan dirinya tidak akan mendapatkan bonus penjualan.

" baiklah! Deal! "

Mereka akhirnya mencapai kesepakatan dan bersalaman.

Setelah mendapatkan gedung yang ia inginkan, Alex selanjutnya mengurus masalah administrasi dan kemudian pergi untuk memeriksa gedung yang dimaksud.

.

.

.

Sementara itu, dirumah Jack sedang meminum kopinya dengan santai sambil sesekali menghisap asap rokok di mulutnya. Disampingnya ada Razor yang setia berdiri menemani Jack dengan tenang.

"Razor!"

"iya tuan?"

"apa kau tahu tempat menjual senjata api?"

Mendapatkan pertanyaan tersebut, Razor tentu terkejut. Pasalnya senjata api adalah barang yang ilegal. Bahkan hanya untuk sekedar koleksi. Peredaran senjata api di negara ini diawasi dengan sangat ketat. Karena itu harganya menjadi sangat mahal.

Namun karena kesetiaannya pada Jack, Razor kembali mengingat-ingat akan hal tersebut.

"setau saya tidak ada yang berani menjual senjata api di negara ini tuan. Kebanyakan dari mereka membeli dengan cara ilegal dari luar negri."

"hem.. Begitu ya."

"sepertinya mereka mendapatkan senjata api dari bandar utama. Setidaknya tidak akan terlalu banyak pengguna senjata api di negara ini." batik Jack.

Karena terlalu bosan, akhirnya Jack memutuskan untuk pergi ke ruang kerjanya. Ia berencana untuk membuat rencana lain demi mendapatkan bakat yang ia butuhkan.

" sistem! berikan data orang yang bisa menjadi pemegang posisi di bakat cyber. "

[data telah terkirim]

Jack membuka data tersebut dan mulai membacanya.

Data tersebut berisi tentang seseorang pemuda berusia 23 tahun. Bernama Heri Setya. Dengan nickname Creator di data darkweb. Merupakan hacker terbaik di negara Indo.

Dirinya pernah menjadi juara 1 di pertandingan antar hacker yang diselenggarakan oleh menteri komunikasi. Namun karena dirinya tidak diberikan kesempatan untuk mengabdi ke negara, dirinya memutuskan untuk menjadi hacker solo. Meskipun ada perusahaan yang menawarkan gaji yang tinggi, namun dirinya tidak menerimanya. Baginya uang bukanlah masalah. Dengan kemampuannya, dirinya mampu menghasilkan uang jutaan rupiah hanya dalam waktu 2 jam saja didepan komputer miliknya. Meskipun menggunakan cara yang ilegal.

Dirinya cukup percaya diri dengan kemampuannya. Bahkan ia telah berjanji. Jika ada orang yang bisa menemukan dirinya di dunia hacker, maka ia akan menjadi anak buahnya. Meski dengan gaji kecil sekalipun. Dan terbukti. Sampai sekarang dirinya tidak belum ditemukan setelah ia melakukan kegiatan ilegalnya.

Namun sekarang dirinya sudah ditemukan oleh Jack. Dengan ponselnya yang merupakan alat kontrol terbaik, tidak sulit untuk Jack menemukannya.