NovelToon NovelToon
Cinta Terhalang Takdir

Cinta Terhalang Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sri_1987

Dalam hidup terkadang kita tidak bisa memaksakan kehendak meskipun ingin. Rasa ingin memiliki yang begitu besar harus mengalah pada takdir dan kenyataan yang tidak sejalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri_1987, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

"Ndhuk, sini!" Bu Lastri menepuk ruang kosong di samping kursi panjang yang didudukinya setelah deru mesin mobil Dimas tidak terdengar lagi di halaman. "Ibu mau ngomong."

Reyna mendekat dengan langkah gemetar dan duduk di samping sang Ibu.

"Ibu mau kamu jawab dengan jujur. Sejak kecil Ibu tidak pernah mengajarkan kamu untuk berbohong."

Bagaikan palu godam yang menghantam kepala, kata-kata yang diucapkan Bu Lastri. Dada Reyna sesak. Ia seperti kesulitan untuk bernafas. Menunduk tidak berani menatap wanita yang telah melahirkannya itu.

"Sejak kapan, Ndhuk?"

Reyna perlahan mengangkat kepala. Reyna mengira jika Ibunya akan marah dan memakinya, tapi tatapan lembut meminta kejujuran yang Reyna dapati dari raut wajah Bu Lastri.

"Jujur sama Ibu!"

Reyna semakin menunduk, bulir bening menetes tanpa harus bersusah payah ia menahannya.

"Maafkan Reyna, Bu! Maaf....!" Reyna mencium tangan sang Ibu sambil terisak, "Maaf....!"

Bu Lastri menghembuskan nafas panjang, tangannya terulur mengusap puncak kepala Reyna.

"Kenapa kamu melakukan itu, Ndhuk? Kenapa kamu sampai tega membohongi Ibu?"

"Bu.....!" Suara Reyna tercekat di tenggorokan.

"Ibu sebenarnya tahu kalau hampir tiap malam Dimas mengantarmu pulang. Ibu juga tahu kalau kemarin sebenarnya nggak ada teman mengajar kamu yang ulang tahun. Tidak lama setelah kamu pergi, Dewi ke sini mau meminjam laptop kamu. Ibu diam hanya karena menunggu kamu untuk jujur!"

Reyna semakin tergugu. Bahunya berguncang dengan isak tangis yang semakin keras. Hanya kata maaf yang ia ucapkan berulang kali pada Ibunya.

"Dengarkan Ibu, Ndhuk! Dimas sudah berumah tangga. Bahkan sudah ada anak yang melengkapi kebahagiaan mereka. Kamu tidak sepatutnya menyusupi celah diantara mereka. Apapun alasannya, merusak rumah tangga orang itu dosa besar, Ndhuk! Kamu paham?

Ibu sangat kecewa, putri Ibu satu-satunya sanggup melakukan itu! Ibu nggak pernah mengajarimu untuk merebut milik orang lain!"

Reyna mengangguk di sela tangisannya. Berkali-kali meminta maaf pada sang Ibu.

Kekecewaan di netra Bu Lastri terpancar begitu jelas. Netra itu pun berkaca-kaca menahan tangis.

'Anak macam apa aku ini? bisa-bisanya mengecewakan Ibu dengan begitu hebatnya.'

"Bu, Reyna minta maaf sudah mengecewakan Ibu! Reyna berjanji akan menjauhi Mas Dimas. Reyna akan memperbaiki diri, Bu. Reyna janji!" Reyna terisak di pangkuan sang Ibu.

Bu Lastri mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Bu Lastri tidak pernah marah dengan bentakan. Apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar. Semarah apapun wanita itu pada putrinya. Dan itu yang semakin membuat dada Reyna terasa sesak karena sudah mengecewakan wanita lembut yang sangat berjasa dalam hidupnya.

"Sudah.... Sudah! Ibu percaya kamu tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Kamu sudah dewasa, Ibu tahu kamu bisa memilih mana yang terbaik."

Bu Lastri mengusap airmata Reyna dengan jari keriputnya. Reyna semakin tergugu, menangis dengan pilu.

Sadarkah Reyna sekarang?

Jika belakangan ini kesehatan Bu Lastri menurun, sering mengeluh pusing dan tensinya mendadak naik karena mengetahui hubungannya Dimas yang notabene berstatus sebagai suami orang. Bu Lastri juga tahu jika Reyna sering membohonginya.

'Ibu.... Kenapa Ibu tidak langsung menegurku? Kenapa Ibu menyimpan semuanya sendiri? Akan lebih baik bagiku, jika Ibu marah padaku. Tidak akan membuat hatiku lebih sakit.

Ya Allah..... Jahatnya aku. Bagaimana jika aku sampai kehilangan Ibu? Aku pasti tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri.'

*****

Setelah pembicaraannya kemarin dengan Ibunya, Reyna bertekad untuk menghindari Dimas.

Tidak lagi mengangkat telponnya, pun pesan singkatnya tak ada satu pun yang Reyna balas.

Meskipun begitu, Dimas tak henti-hentinya mengirim pesan. Sebenarnya ada perasaan berat di hati Reyna, tapi mau bagaimana lagi. Reyna juga tidak mau ibunya kecewa untuk kedua kalinya.

Memang berat, karena selama ini Reyna sudah terbiasa dengan telpon dan pesan dari Dimas setiap harinya.

Apakah Reyna merasa kecewa dengan keputusan sang Ibu?

Entahlah.

Reyna tahu, Ibunya melakukan semua itu demi kebaikannya. Bagaimanapun sejak awal hubungannya dengan Dimas sudah salah.

Sebagai seorang Ibu, wajar saja jika Bu Lastri menegur dan menyuruh Reyna berhenti sebelum terlambat.

Itu semua dilakukan Bu Lastri karena beliau sangat menyayangi Reyna.

Ponsel Reyna berdering tatkala ia merapikan meja dan bersiap untuk pulang.

[Aku ada urusan di Malang selama satu minggu. Aku harap kita bicara setelahnya. Jangan terus menghindar, Rey! Aku tidak suka]

Begitu bunyi pesan yang dikirim oleh Dimas. Jangan ditanya apakah Reyna tidak merindukannya? Sangat. Reyna sangat merindukan sosok seorang Dimas. Merindukan kebersamaan mereka setiap harinya.

Tapi, untuk saat ini menjaga perasaan sang Ibu adalah hal yang terpenting. Dia tidak mau kesehatan Ibunya menurun. Seperti kemarin Bu Lastri mengeluh pusing dan ternyata tensinya naik. Tidak. Reyna tidak mau semua itu terjadi.

Bagaimana dengan perasaan Reyna sendiri?

Untuk menjauh dari Dimas, Reyna sungguh tidak rela.

Apakah dia tidak semakin berdosa pada ibunya, jika dia tetap tidak bisa untuk menghentikannya?

Bukankah dia kemarin juga sudah berjanji?

'Ya Allah.... Mengapa hidupku serumit ini? Mungkinkah kami sudah ditakdirkan untuk tidak bisa bersama? Lalu mengapa ada rasa cinta tumbuh dalam hati jika akhirnya harus mengabaikannya?'

Reyna langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas tanpa membalas pesan dari Dimas lebih dulu. Bukannya tidak ingin, tapi Reyna bingung harus bagaimana. Reyna ingin tetap bersama Dimas lelaki yang dia cintai, tetapi dia juga tidak ingin mengecewakan ibunya lagi.

Langkah kaki Reyna meninggalkan ruang guru setelah berpamitan dengan rekan kerja yang lain. Hari ini dia tidak membawa motor dan Dewi juga sedang sibuk. Reyna memilih naik ojek untuk pulang.

Belum jauh Reyna melangkah menuju pangkalan ojek yang berada tak jauh dari gedung sekolah, suara klakson mobil yang berjalan pelan di sampingnya membuat dia kaget. Rupanya Reyna mengenali siapa pemilik Honda CRV hitam metalik itu. Ya, tidak salah lagi. Itu mobil.Dokter Irfan.

Kaca diturunkan, seraut wajah yang tampan tersenyum dan menyapa dengan ramah.

"Kok jalan kaki? Motornya kenapa?"

"Saya nggak bawa motor, Dok. Tadi berangkatnya bareng teman."

"Nggak keberatan kalau saya antar?" Dokter Irfan menawarkan.

Reyna terdiam sejenak, menimbang menerima atau menolak tawaran Dokter Irfan.

"Kalau Dokter tidak keberatan?" Tanyanya memastikan. Reyna akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Dokter Irfan.

Dokter Irfan menggeleng sembari tersenyum, menyuruh wanita itu untuk segera masuk ke mobilnya. Dan kembali melajukan mobilnya setelah Reyna duduk di sampingnya.

"Bagaimana kalau kita makan dulu?"

Sebelum Reyna sempat menjawab, terdengar bunyi dari perut khas orang lapar dari pria di sebelahnya. Dokter Irfan pun tertawa sembari mengucapkan permintaan maaf. Akhirnya Reyna pun setuju dengan idenya untuk mengisi perut terlebih dahulu.

"Dokter pasti sibuk, ya. Sampai belum sempat untuk makan siang?" tanya Reyna berbasa-basi.

"Iya, ada masalah sedikit tadi di rumah sakit. Tadi pagi juga berangkat buru-buru, nggak sempat sarapan."

Reyna tidak bertanya ada masalah apa, dijelaskannya pun mungkin dia tidak akan mengerti. Sebagai orang awam pasti sangat asing dengan istilah-istilah bahasa kedokteran yang rumit.

Dokter Irfan membelokkan mobilnya ke sebuah warung makan yang sangat sederhana.

"Lagi pengin makan Soto ayam, kamu nggak apa-apa 'kan?"

"Saya nggak pemilih soal makanan, Dok! Saya ini omnivora pemakan apa saja." Reyna ringan tertawa.

Dokter Irfan pun ikut tertawa. "Soto ayam di sini dijamin enak, nggak kalah sama di restoran besar."

Reyna hanya mengangguk, mengikutinya masuk. Dokter Irfan memilih meja di pojok yang dekat dengan jendela.

Sambil menunggu pesanan diantar, Dokter Irfan bercerita pada Reyna tentang banyak hal. Obrolan yang random, kadang Dokter Irfan bercerita tentang karirnya. Lalu meminta Reyna untuk bercerita tentang pekerjaannya, seputar dunia anak-anak dan juga kesehatan Bu Lastri.

Dokter Irfan adalah sosok teman bercerita yang menyenangkan. Sedikitpun dia tidak pernah mengorek tentang kehidupan pribadi Reyna. Kadang hanya bertanya sekilas yang diselingi dengan canda khas Dokter Irfan.

Tidak bisa dipungkiri, jika dekat dengannya membuat Reyna merasa nyaman. Tentu saja kenyamanan yang berbeda dengan yang Reyna rasakan saat bersama dengan Dimas.

Tiba-tiba Reyna teringat obrolannya dengan sang Ibu beberapa waktu yang lalu. Saat Bu Lastri bilang akan berdoa supaya dirinya dan Dokter Irfan berjodoh. Membuat Reyna mulai menerka-nerka sikap Dokter Irfan padanya.

Tidak ada yang istimewa dengan sikap yang ditunjukkan Dokter Irfan pada Reyna. Biasa saja. Sama seperti interaksi antar teman biasa.

'Ah....Ibu, ada-ada saja.'

Reyna jadi malu sendiri jika mengingat hal itu.

Doktet Irfan mengantar Reyna sampai depan rumah. Tapi dia menolak saat Reyna mengajaknya mampir. Lagi ada urusan mendadak katanya.

Reyna melambaikan tangan saat mobilnya melaju meninggalkan halaman rumah. Reyna pun membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Dengan semangat Reyna akan menyiapkan malam untuk ibunya. Rupanya Dokter Irfan tadi banyak memberitahunya tentang menu sehat yang baik untuk dikonsumsi oleh Bu Lastri.

"Kok nggak diajak mampir Dokter Irfan nya?" Tanya Bu Lastri tiba-tiba muncul di teras membuat Reyna terlonjak kaget. Seketika ia memegangi dadanya.

"Ibu....!! Bikin Reyna kaget saja!"

Bu Lastri terkejeh geli. Merangkul pundak putrinya dan membawanya masuk ke dalam.

1
rahmi ritonga
jangan jangan kamu hamil lagi Reyna pelakorrr
kalea rizuky
g punya anak kah
Mis Poniman
lama banget UP ya..
Lilis Yuanita
terus dengan siapa reina bhgia ..kshn lnjut dunk tiap hri gitj
Lilis Yuanita
lnjut sih
Nasriah
up
Widi Widurai
perusak kebahagiaan dia ya ortunya dimas sendiri apa apa mandang keuddukan
Widi Widurai
wah wah takut potek hati awak niii...
Lilis Yuanita
kdang apa yg kita inginkan tak sesuai kita harapkan tp ya itulah kehidupan
Lilis Yuanita
lnjut
Lilis Yuanita
lnjut trus gmna lanjutannya
Widi Widurai
kenopo menghakimi reyna? kenapa ga dimas jg? padahal dia yg ngotot bgt ngajak selingkuh. seolah reyna sampah yg ga bsa diterima oleh siapa pun. sedangkan dimas bsa dimaafkan begitu aja. ga adil dong. namanya selingkuh jg dua pihak. tp ini seolah yg dihakimi cm reyna doang. dan g pantes dikasih kesempatan kedua. yg dibilang irfan bsa dpt wanita lebih baik. lah knp dia kasih kesempatan ke dimas yg sama bejat e??
Widi Widurai
ga cinta tp dhamili berkali kali wkwkwk dah lah dimas. nyari yg kek mana.
Widi Widurai
yaiyalah. makanya kl uda mutusin yauda gausa balik. semua ga akan sama. ga usah maksa
Widi Widurai
itulah laki, ga cinta tp muncul jg ekor
Widi Widurai
anjrit. uda punya anak masih aja nyantol sama mantan
Widi Widurai
ga konsisten.
kalea rizuky
karma pelakor
kalea rizuky
si pelacur berharap bahagia mimpi kau ren
kalea rizuky
wanita tolol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!