NovelToon NovelToon
Penyihir Di Dunia Aura

Penyihir Di Dunia Aura

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Epik Petualangan / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Perperangan
Popularitas:27k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Aku adalah Arthurian Merlin, pengkultivasi sihir iblis yang melampaui batas kemampuan manusia. Aku menolak kedewaan dan berkeliaran di Bumi sebagai Iblis Amarah. Seorang pria yang membuat sungai darah mengalir disetiap langkahnya.

Banyak perang terjadi dari langkahku, tetapi pemenangnya tetap sama. Aku adalah orang yang kejam dan Iblis di antara segala Iblis. Semua pembantaian itu semata-mata demi melampiaskan dendamku terhadap tujuh Dewa dan kuil penyokong mereka yang telah menghancurkan keluargaku.

Namun, apa ini? Mengapa penyihir Iblis tersohor sepertiku bangkit di tubuh pemuda yang lemah ini? Lalu, mereka tidak menggunakan sihir di sini?

Aku, Arthurian Merlin, sang Iblis Amarah yang mencatat sejarah dengan darah, bangkit kembali di dunia yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Aliran Uang

Meski dasarnya sama, alat magis dan Artefak adalah dua hal yang berbeda. Kalkulator Cerdas ini hanyalah salah satu produk gagal yang dijual oleh keluarga Arthurian di masa lalu.

Dengan fungsi sederhana dan tidak efisien, menyebutnya sebuah Artefak adalah sebuah penghinaan bagi nama Artefak itu sendiri. Alat Magis hanya bisa masuk ke dalam kategori Artefak jika memiliki kuasa untuk mengacaukan realitas, dan Aeros jelas masuk dalam kategori Artefak kelas teratas. Contoh lainnya ada Pedang Pajangan yang bisa membuatnya terlihat seperti seorang Master Pedang.

"Alat Magis? Ah, apa maksud Anda Pusaka? Lalu, bagaimana bisa pusaka ini membantu perhitungan?"

Arthur menganggukkan kepalanya saat dia mengetaui bahwa Artefak yang lebih rendah seperti ini disebut dengan Pusaka di dunia ini. "Ya, namanya Kalkulator Cerdas."

"Ba-bagaimana cara menggunakannya?"

"Biar aku jelaskan. Caranya cukup mudah, yang harus kau lakukan hanyalah menekan tombol merah ini dan mengatakan secara jelas apa saja yang ingin dihitung, lalu ketika kau melepaskan tekanan pada tombol, Kalkulator Cerdas ini akan menghitung dan memberikan jawaban yang kamu inginkan di layar ini." Arthur menjelaskan.

"Bo-boleh Saya mencobanya?"

"Tentu saja, karena itulah aku membawanya ke sini."

"Seribu serat kapas dengan nilai satuan sepuluh perunggu, dua ratus tiga puluh keranjang gandum dengan nilai satuan dua puluh lima perunggu, seratus empat puluh keranjang anggur..." Bendahara mulai menyebutkan satu persatu barang yang ada di kertas beserta harganya. "...Seribu gulungan sutra dengan harga satuan dua puluh perak. Berapa jumlah barang, total keseluruhan barang, dan berapa total anggaran yang harus dikeluarkan?"

Sesaat setelah Bendahara melepaskan tekanan, Kalkulator Cerdas bekerja dengan tenang. Angka-angka muncul di layar dan kian bertambah seiring waktu, sampai akhirnya itu berhenti di jawaban yang sama dengan yang Arthur sebelumnya katakan.

Masih ada sedikit keraguan di hati Bendahara Ramiel. Jadi, dia mengambil laporan keuangan lama yang sudah ia selesaikan dan mencoba menghitungnya kembali dengan Kalkulator Cerdas, itu sekali lagi akurat.

Bendahara merasa tengkuknya dingin. Benda yang ada di hadapannya ini sudah pasti akan mengguncang dunia jika sampai dibawa keluar. Dia merasa marah sekaligus takut. Benda dengan fungsi sehebat ini terlalu mudah untuk digunakan, itu cukup membuat Ramiel yang tidak ragu menyebut dirinya sebagai genius merasa kecil diri dan putus asa. Rasanya apa yang ia pelajari selama bertahun-tahun menjadi sia-sia dihadapan benda sekecil ini.

Arthur menyeringai saat dia melihat suasana hati Bendahara Ramiel mulai menjadi gelap, dan dia tidak tahan untuk membuatnya lebih sengsara. "Bagaimana menurutmu? Berapa banyak yang akan aku dapatkan jika menjualnya?"

"Anda ingin menjual pusaka luar biasa ini!?" Bendahara Ramiel meneguk ludahnya dengan putus asa. Benda mengerikan ini ingin dilepas ke publik? Itu sama saja dengan hukuman mati bagi Sarjana yang saat ini sedang belajar ilmu perhitungan dan bagi mereka yang sudah menjadi Bendahara, upah kerja mereka juga akan dikurangi, atau bahkan kehilangan pekerjaannya!

Ramiel menggelengkan kepalanya. "Sulit untuk menilai barang seperti ini.

"Apa tidak ada benda seperti ini? Kita bisa membandingkannya," tanya Arthur.

"Tentu saja tidak ada. Bahkan mungkin tidak akan ada! Maksud Saya, tidak ada pengrajin pusaka magis di luar sana yang punya ide cukup gila untuk membuat sesuatu seperti ini!"

Apa yang dikatakan Bendahara ada benarnya. Para pengrajin di Bumi pun pada awalnya hanya berfokus untuk membuat senjata atau sesuatu yang bisa memberikan perlindungan bagi penggunanya. Untuk membuat pusaka membutuhkan mineral magis yang mahal, dan itu tidak seperti setiap kali mereka akan berhasil membuat pusaka. Namun, keluarga Arthurian mematahkan hal itu dan memperbarui teknologi yang lahir dari sains dengan sihir. Mereka sukses besar dengan ide gila ini.

"Bendahara, kamu bilang padaku bahwa kamu adalah lulusan terbaik yang menolak menjadi Bendahara Kerajaan dan bekerja di rumah Mahesa ini demi mengawasi diam-diam kehidupan adik perempuanmu yang adalah ibuku. Kamu luar biasa Paman, bahkan sang Raja ingin mempercayakan hartanya padamu, aku pikir, aku harus melakukan hal yang sama."

"Maaf? Apa maksudmu, Tuan Muda?" Ramiel meneguk ludah saat dia merasa suasananya terasa salah.

"Maksudku, apa Paman bisa menggantikanku untuk menjual pusaka magis itu? Aku ingin menjualnya sendiri, tetapi aku tidak memiliki cukup koneksi dan orang-orang tidak akan mempercayaiku. Jika Paman bersedia, aku akan memberikan yang itu secara percuma untuk Paman dan membagi keuntungan penjualan, bagaimana?"

Ramiel tertunduk dan membisu. Bagaimana bisa ada anak kecil yang bisa memikirkan sesuatu yang semenakutkan ini? Ramiel merinding saat dia merasakan udara dingin yang masuk dari ventilasi menusuk ke dalam tulangnya. Anak ini sengaja melewatkan perjamuan makan untuk menerobos ke kantornya, menunggunya, kemudian membuatnya terkejut dengan kemampuan hitung menghitungnya.

"Jadi, Anda dengan sengaja memancing rasa ingin tahu Saya untuk memperkenalkan Pusaka Magis ini? Menakutkan, apa Anda baru saja memberi Saya tawaran untuk mengkhianati rekan Sarjana Saya sendiri!?"

Ini adalah rencana yang di susun rapi dan sempurna. Terlepas dari itu, niat jahat dari rencana ini tidak berusaha disembunyikan sama sekali, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa bahkan jika dirinya adalah si bungsu, dia punya kemampuan untuk mengacaukan sistem asal yang berlaku di sebuah negara. Dia ingin menunjukkan seberapa besar kekuatan ilmu pengetahuan itu dan seberapa berat dampak yang akan di derita oleh masyarakat oleh aksinya. Dia memegang takdir banyak orang.

"Paman, aku bisa menyediakan sepuluh Kalkulator Cerdas setiap bulannya." Meski Arthur ingin membeli lebih banyak. Dia tidak bisa. Toko menetapkan maksimal sepuluh pembelian Kalkulator Cerdas dalam sebulan dan dua puluh lima lolipop cinta.

Ramiel tidak bisa menyembunyikan senyumnya ketika dia mengerti tujuan dari rencana rumit ini. "Jadi, seperti itu... Baiklah, Arthur, Pamanmu ini akan membantumu! Saya setuju." Anak ini tidak sedang mempermainkannya, tetapi sedang menampakkan kelayakannya.

Dia menunjukkan kecerdasannnya untuk melebarkan bisnis keluarga Mahesa dengan Pusaka sekaligus menampakkan kekuatannya. Arthur tanpa keraguan memperlihatkan keserakahannya untuk menjadi Pewaris keluarga Mahesa. Dia tahu dirinya adalah seorang bangsawan yang harus menjaga martabatnya, maka dari itu dia tidak memohon atau meminta dukungan. Dia mengeliminasi kemungkinan yang bisa membuat kehormatannya tergores meski sedikit.

Sebagai seorang Paman, dia tidak bisa merasakan apapun lagi selain rasa bangga. "Dia tidak meminta dukunganku dengan memohon, tetapi mencoba memberitahukan kelayakannya untuk di dukung olehku. Apa tujuannya adalah menarik perhatian Kepala Keluarga untuk menjadikannya kandidat karena ayahnya tidak tertarik dengan masalah ini? Baiklah, aku akan membantumu, keponakanku." Batin Ramiel terasa hangat dan dengan itu dia memikirkan sekali lagi masalah ini.

"Paman, kita bagian dari Mahesa. Jadi, menurut Paman berapa kira-kira harga satuannya?" Arthur bertanya. Dia senang ketika pesannya tersampaikan dengan jelas dan mendapatkan reaksi positif.

Dengan ini dia sudah menguasai pengawas sungai uang yang mengalir di dalam rumah dagang Mahesa. Sebelum ini, dia juga sudah berhasil menarik perhatian kakeknya. Jadi, sisanya tinggal meyakinkan ayahnya untuk menjadi kandidat.

1
Fendi Kurnia Anggara
Up terus
Fendi Kurnia Anggara
ok
Fendi Kurnia Anggara
kayak pernah baca tapi berupa manhwa
Fendi Kurnia Anggara
nice thor
Judulnya sama persis sama Novel di Web Novel 'Only Aura User in Magic World'

Semoga Plotnya beda klw engga keknya plagiat.
BlackMail: Aman kok, kak. Novel ini lebih ke arah bisnis dan masalah internal keluarga bangsawan. Kemiripan judul cuman kebetulan aja, kok. Makasih loh untuk infonya.
total 1 replies
system
konyol hadiahnya🤭 sekop pemanggil petir 🤣🤣🤔 tongkat pemukul luka🤦‍♂️🤦‍♂️🤦‍♂️
system
hadir
arfan
istimewa
Cecek
edisi nabung lagi
Buang Sengketa
gud
Buang Sengketa
ada loker buat loper, asongan n agen gak ini? lamar jadi wartawan boleh juga 😁
Buang Sengketa
kakek takluk ke cucu
Buang Sengketa
👍
Buang Sengketa
para jompo di kacangin anak kecil. sang kakek akhirnya tunduk 😁
Swallowsky
buruan update lagi dah, sebelum hype chapter ini menghilang
Swallowsky
perfect cut bgt gila, buruan update dah thor
Buang Sengketa
kakeknya abis ini pasti mengiyakan semua maunya Arthur...haha meski gak ikhlas 👍
Buang Sengketa
bisa mati berdiri kakeknya ini 😁
Buang Sengketa
si Bella harus di makin d hinakan sama selingkuhan nya 😁
MR LA
wah hahahahaha gua liat ada rasa gregetan soalnya chapter nya dikit dan agak ngegantung bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!