Meyya, menenangkan diri nya yang mendapat banyak masalah selain dari kesehatan nya, pernikahan nya yang di ujung tanduk membuat nya menepi dan meninggalkan kota.
Pertemuan Meyya dengan lelaki kampung yang tak sengaja membuat kesalah pahaman dengan warga, keduanya terpaksa berubah status dan harus menerima satu sama lain yang masih asing.
Gimana kehidupan mereka setelah terjadi nya nikah dadakan itu? Cus baca!
....
fyi : autor ga pernah copas/menyalin karya orang lain! semua karya yang autor buat murni dari khayalan+kisah nyata yang di alamin oleh teman-teman autor.
kalau tidak menyukai karya ini atau karya ini terlalu kaku, tolong beri saran bukan makian. tks.
langsung baca aja ya! biar nggak penasaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Jempol nya jangan lupa.
—
Amat nampak canggung di depan Ardha yang bersedikap dada menatap tajam nya.
"Ar, saha ngaran awéwé geulis éta (siapa nama gadis cantik tadi) ?" tanya Amat dengan penasaran sambil menoleh ke arah samping melihat Meyya yang menjemur.
"Kepo!" cibir Ardha seperti tak ingin memberitahu nama istri nya kepada teman karib nya.
"Yeh, kan biar saya nggak salah manggil, masa dia mau saya panggil Ardha 2, kamu Ardha 1" jelas Amat membuat Ardha memutar bola mata malas.
"Awas aja kamu gombalin dia, dia itu-" ucap Ardha di hentikan oleh Meyya yang secara sengaja mengibas baju basah lumayan kencang ke arah Amat dan Ardha.
Ardha paham bahwa Meyya belum bisa menerima kenyataan yang sekarang.
"Dia itu apa Ar?" tanya Amat dengan penasaran, bahkan wajah nya mendekat ke arah Ardha.
Ardha seketika langsung mendorong wajah Amat menggunakan telunjuk kiri nya.
"Yeh nggak di jawab" seru Amat merasa penjelasan Ardha begitu menggantung.
Ardha hanya diam membuat Amat mencebik kesal kemudian menoleh memperhatikan Meyya.
"Mbak, mbak teh saha nya Ardha? Sodara?" tanya Amat, karna tak mendapat jawaban dari Ardha. Dia pun berinisiatif bertanya pada orang nya langsung.
Meyya hanya memberi tatapan datar tanpa berminat untuk menjawab. Hingga selesai menjemur Meyya segera masuk ke dalam rumah.
Ardha menghela napas melihat Amat yang tak pantang menyerah mencari kejelasan.
"Mat-mat-mat.." panggil Ardha menyadarkan yang terbengong menatap ke arah pintu rumah.
"Naon ih (apa ih) ?" tanya Amat dengan sebal, kegiatan nya terganggu akibat panggilan dari Ardha.
"Eeee.. KUA udah buka apa belum ya?" tanya Ardha nampak ragu, dia segera mencatat pernikahan mereka di catatan sipil, agar mendapat Meyya bisa bertahan dengan nya.
"Mana saya tau, pernah ke KUA aja nggak, paling lewatin doang itupun nggak tau buka atau nggak nya" jawab Amat sebelum mencerna perkataan nya.
"Eh sebentar-sebentar.. Ngapain kamu nanyain KUA Ar?" tanya Amat dengan curiga.
Ardha semakin bingung menjelaskan pada Amat, dia takut Meyya tak siap untuk di beri tau pada orang lain tentang nikahan dadakan yang terjadi larut malam tadi.
"Mau ke KUA kamu Ar?" selidik Amat saat Ardha beranjak dari duduk nya.
"Nggak, mau kencing, tunggu sakedap (sebentar) " jawab Ardha berkilah.
Amat pun menunggu di luar sendiri, sambil berpikir siapa gadis itu? Apa yang dia lakukan di rumah Ardha? Dan tadi Ardha yang bertanya tentang KUA?
"Pak RT tau nggak ya info itu?" gumam Amat seperti nya berniat mencari tau pada pak Bisma selaku ketua RT di desa ini.
......................
"Mey" panggil Ardha yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Ya mas?" sahut Meyya dari dalam kamar.
"Kenapa tadi kamu kayak nggak mau Amat tau tentang kita yang udah nikah? Kamu belum siap?" tanya Ardha masuk ke dalam kamar dan berjongkok di dekat Meyya yang bersandar pada dinding sembari memainkan hp nya.
Meyya segera menaruh kembali hp nya. "Nggak gitu mas, aku cuma takut temen mas mikir yang macem-macem soal aku" jawab Meyya dengan jujur.
Mereka sudah saling berjanji untuk terbuka, apapun itu harus tetap di bicarakan berdua.
"Kalo dia mikir yang aneh-aneh atau berprasangka buruk sama kamu, biar aku yang hajar sampe babak belur" ucap Ardha mencoba menenangkan Meyya.
Meyya tersenyum tipis. "Emang mas berani hajar temen sendiri?" tanya Meyya dengan sedikit menantang.
"Berani lah, nggak ada yang bisa bikin seorang Ardha takut kecuali sama allah" jawab Ardha dengan bangga.
Meyya merasa kehidupan nya akan kembali setelah Ardha muncul di hidup nya walau dengan cara yang salah paham dan nikah dadakan.
mana jempolnya
dah clear slh faham nya...😁😁😁