Sebelum membaca perhatikan umur, ya!
21+
Mantan Tapi Menikah??
Kok bisa?
Meskipun hubungan asmara Marvel dan Celine sudah berakhir, tapi mereka memutuskan tetap menikah. Marvel terpaksa menikahi Celine hanya karena mewujudkan permintaan nenek. Tidak ada yang tahu kalau Marvel dan Celine menikah di atas perjanjian yang tidak tertulis. Hanya satu tahun, sebab Marvel masih menunggu wanita lain yaitu Jeny.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTM-Sayang
15
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Marvel bicara seperti bergumam hingga hanya Celine yang mendengar ucapannya. Dia melototkan mata seperti ingin menelan Celine saat ini juga.
"Kau yang melihatku!" jawab Celine tak kalah sengit, menghempaskan selimut yang tadi malam cukup menghangatkan tidurnya ke pangkuan Marvel. "Aku tidak butuh itu!" ketusnya kamudian mendekati nenek yang masih berbaring di atas tempat tidur pasien.
"Wanita itu semakin menjadi, tunggu hukuman dariku!" Marvel semakin geram saja, ia membawa emosinya ke kamar mandi.
BRAK!!!
"Anak nakal itu selalu membuat jantung ini mau jatuh," ucap nenek sambil mengelus dada. Suara pintu yang di ditutup Marvel dengan kasar berhasil membuatnya terkejut setengah mati.
"Jangan hiraukan dia, Nek. Marvel memang seperti itu 'kan? Nenek harus lebih banyak istirahat dan tidak boleh memikirkan apapun yang hanya bisa mengganggu kesehatan Nenek." Celine sekilas memeluk dan mencium pipi nenek.
"Apa kau marah padaku? Kenapa pergi tanpa meninggalkan pesan untukku?"
Sudut mata nenek sudah basah terkena air mata bahagia melihat Celine ada di depan mata. Nenek sangat merindukan Celine. Selama ini hanya Celine yang paling mengerti dirinya. Rumah megah milknya selalu senyap tanpa diisi kehangatan. Meskipun banyak orang yang menempati rumah itu tapi mereka hampir tidak pernah bertegur sapa. Hanya bertemu di meja makan itupun selalu dilalui dengan perdebatan antara Marvel dan pamannya.
"Mana mungkin aku marah padamu, Nek. Aku pergi untuk menyelesaikan beberapa pekerjaanku di sana. Maafkan aku, ya."
Celine menghapus air mata di wajah nenek yang sudah semakin mengeriput.
"Kalau aku mati sebelum kau kembali maka aku akan menghantuimu. Jadi, jangan pernah pergi lagi."
"Nenek kenapa bicara seperti itu? Nenek tidak akan mati dan aku pun tidak akan pergi lagi. Mulai sekarang kita bisa sering menghabiskan waktu bersama, Nek."
Kedua wanita yang beda generasi itu tidak tahu kalau ada sepasang mata yang memerhatikan mereka. Marvel sudah cukup lama berdiri di ambang pintu kamar mandi.
"Harusnya Jeny yang memelukmu, nek. Bukan Celine," gumam Marvel lirih.
Marvel masih berharap ada keajaiban yaitu Jeny kembali sebelum ia menikahi Celine. Marvel masih menunggu sampai waktu itu tiba.
"Jangan memeluk nenekku terlalu erat, kau bisa membut nenek semakin sesak!" Karena tidak mau melihat Celine dan nenek semakin larut dalam perasaan, akhirnya Marvel mendekati kedua wanita itu.
"Astaga, maafkan aku, Nek." Celine panik dan melepaskan pelukannya. Dia memeriksa selang infus di punggung tangan nenek. "Sepertinya aku menyakitimu."
"Tidak, aku sudah baik-baik saja." Perhatian Celine selalu membuatnya lebih baik. Nenek melotot melihat Marvel. "Apa kau tidak bisa bicara baik-baik kepada Celine? Aku bisa diam saja kalau kau bicara ketus padaku, tapi aku tidak akan diam saja kalau kau bicara kasar padanya!"
"Sudahlah, nek. Itu bukan masalah besar. Aku tidak apa-apa," jawab Celine yang juga kesal melihat Marvel.
"Iya, Nenek seperti tidak tahu aku saja." Ntah apa yang menyebabkan Marvel berani meraih pinggang Celine hingga memungkas jarak diantara mereka.
Celine terdiam menatap wajah Marvel.
"Tenanglah, Nek. Aku tidak mungkin menyakiti hati calon istriku ini. " Marvel bicara tepat di wajah Celine. Mengunci pandabgan wanita itu sampai tidak bisa berpaling darinya.
Hembusan nafas Marvel terasa hangat menerpa wajah Celine. Juga ada rasa yang tidak bisa ia jabarkan ketika nafas itu menyapa kulit leher Celine. Terasa geli dan membuatnya cukup merinding.
"Bukankah begitu, Sayang...." Marvel tersenyum lalu merapikan rambut halus Celine yang hampir menghalanginya untuk melihat ekspresi wajah Celine saat ini. Pipi merona Celine menjadi incarannya kali ini. Hingga detik itu juga bibirnya menempel di pipi Celine.
Apa kabar jantung Celine? Tentu tidak baik-baik saja. Jantung itu seperti tidak normal. Detaknya semakin kencang. Mengakibatkan darah di dalam tubuhnya mengalir lebih deras. Untuk sesaat Celine dan Marvel saling mengunci pandangan. Sampai....
"Dokter, cepat keluarkan aku dari sini. Aku ingin menghadiri pernikahan mereka!" Nenek bahagia melihatnya.
***Jangan suka PHP-in anak orang, Bang Marvel! Nanti emak cubit 😳