NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Sang Mafia

Gadis Kecil Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Fantasi / Mafia / Duda / Keluarga / Kaya Raya / Tamat
Popularitas:330.8k
Nilai: 5
Nama Author: DeLiani

Hallo readers. Selamat datang di cerita pertama author. Mohon dimaklumi kekurangannya ya.
__________

Kehidupan seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang sering dipanggil Jeje. Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu.

Namun dia memiliki sosok ayah yang sempurna. Kasih sayang dan perhatiannya tanpa batas. Dia sangat menyayangi putri bungsunya. Menjaganya bak berlian paling berharga di dunia.

Jeje juga memiliki seorang kakak laki laki yang melengkapi kebahagiaan hidupnya. Walaupun mereka sering bertengkar, tapi kasih sayang di antara keduanya tak dapat dijabarkan dengan kata kata.

Dibalik kebahagiaan itu semua, ada sisi gelap kehidupan yang dijalani daddynya. Tak jarang berbagai bahaya selalu mengancam keselamatan dirinya.

Bagaimana Jeje menghadapi setiap ancaman itu? Mampukah dia menjalaninya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeLiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. KAKAK BERADIK

Pagi ini Jeje tidak ada kelas, tapi berganti menjadi kelas siang hingga sore. Perubahan jadwal tiba tiba berganti tadi pagi dari grup kelasnya.

Dilanjutkan dengan mengerjakan tugas kelompok. Beruntung Jeje satu kelompok dengan teman yang cukup dekat dengannya, namanya Riska. Dan mereka berencana mengerjakan tugas kelompok di rumah Riska.

Jika dikerjakan di rumahnya, tidak akan kunjung selesai karena gangguan dari kakak nya yang menyebalkan.

Akhir akhir ini, Jeje memang sedikit sibuk dengan tugas tugas kuliah nya. Semakin hari, tugas selalu menumpuk dan terus bertambah. Dari mulai tugas mandiri hingga kelompok.

Kali ini pembagian kelompok nya hanya terdiri dari 2 orang. Dan Jeje segera mempersiapkan kebutuhan tugas nya sebelum berangkat siang nanti.

Semua sudah terkumpul dan siap, tinggal menunggu waktu berangkat saja.

Jeje turun dari kamarnya ingin mencari cemilan kesukaannya.

Di bawah, ada Harsen yang sedang duduk sambil membaca berkas di ruang tengah dengan tv menyala di depannya. Ayahnya ini, walaupun libur tetap saja bekerja.

Rey juga ada di sana sedang menonton tv sambil memakan cemilan dengan segelas teh di meja.

Rey yang menyadari kehadiran Jeje dari sudut matanya segera memanggilnya.

"Hei, gadis kecil, kemarilah." panggil Rey yang berhasil membuat Jeje kesal.

Jeje mendengus dan malah melengos pergi menuju dapur.

Setelah mendapatkan cemilan yang dicarinya, Jeje menghampiri daddy dan kakaknya, kemudian duduk di karpet tebal berbulu di tengah antara daddy dan kakaknya yang duduk di sofa.

Rey yang melihatnya, tidak tahan untuk mengerjainya. Dia turun lalu duduk di samping Jeje dan mencomot cemilan di pangkuan Jeje.

Jeje yang kesal menampar pelan bahu Rey.

"Hey, ini punyaku. Kalau mau, ambil sendiri sana." ujar Jeje.

"Aku hanya ingin mencobanya sedikit." kilah Rey sembari mencomot cemilan Jeje lagi kemudian kabur ke dapur mengambil makanan lain.

"KAK REEYY.." teriak Jeje kesal.

"HAHAHAHAHAA.." terdengar tawa menggelegar dari dapur, siapa lagi kalau bukan Rey yang puas mengerjai adiknya.

Daripada semakin kesal, Jeje mulai memakan cemilannya. Harsen yang sedari tadi duduk di sofa, tangannya terulur mengelus kepala Jeje menenangkan.

"Honey, daddy lupa, bagaimana pistol mu? Sudah lama daddy tidak mengeceknya. Bisa kau ambil, biar daddy melihatnya apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak." pinta Harsen.

"Baik dadd, tunggu sebentar." jawab Jeje segera bangkit dan berlari ke kamarnya.

Senjata yang dirancang khusus milik Jeje memang harus dicek secara rutin. Supaya tetap berfungsi dengan baik. Jangan sampai dikala terdesak, senjatanya itu malah rusak atau hal yang tidak dinginkan lainnya.

Jeje kembali dengan pistol di tangannya. Kemudian menyerahkannya pada Harsen.

"Ini dadd." ucap Jeje.

Harsen menengok dan menerima pistol itu.

"Terima kasih sayang."

Jeje hanya mengangguk dan kembali duduk di tempat semula.

Harsen kemudian mengeceknya dengan teliti.

Bersamaan dengan itu, Rey kembali dari dapur dan duduk di samping Jeje lagi yang sedang fokus menonton dan makan.

"Apa ada masalah dadd?" tanya Rey.

"Tidak. Hanya pengecekan rutin." jawab Harsen masih fokus.

Rey mengangguk dan menengok ke arah Jeje yang lahap makan cemilan tapi matanya tidak lepas dari televisi.

Rey mendapat ide, mengerjai Jeje lagi. Dia sangat senang melihat adiknya kesal.

Dia mengambil pulpen yang tergeletak di sofa samping daddy nya duduk, mencopot tutupnya dan meletakkannya perlahan di piring Jeje.

Hingga tak lama kemudian.

Grekk....

"Aahh gigiku. Apa ini?" tanya Jeje bingung.

Setelah sadar apa yang baru saja digigitnya dan seseorang sedang menahan tawa di sampingnya, dia langsung menatap tajam ke arah Rey.

"Kau benar benar ya." ucap geram Jeje menyipitkan mata.

Rey kemudian terbahak melihat Jeje yang menggigit tutup pulpen hingga retak. Jeje langsung memukuli Rey dengan bantal sofa.

Rey tidak bisa menghentikan tawa nya dan Jeje semakin kesal. Dia berlari mengambil sapu dari dapur dan hendak memukul Rey lagi. Namun secepat kilat Rey bersembunyi di samping tubuh daddynya mencari perlindungan.

"Astagaa. Ampun Je. Jangan pukul pakai itu. Itu pasti sakit. Jangan yaa. Sayang, jangan. Kita damai oke!" ujar Rey takut sambil mengacungkan dua jari telunjuk dan jari tengahnya mengajak damai.

Tapi Jeje sangat kesal dan hendak memukul Rey tapi terhalang tubuh daddy nya.

"Kemari kau dasar menyebalkan. Gigiku sakit karena perbuatanmu iiisshhh." Jeje berdiri sambil mengacungkan gagang sapu, marah.

"Ampuun, Je. Ampun, sayang. Dadd, tolong aku. Lihat nenek lampir ini. Dia sangat menyeramkan." ucap Rey semakin menyulut emosi Jeje.

"KAU BILANG AKU APA? NENEK LAMPIR, HAH?" teriak marah Jeje.

Wajahnya merah. Dia benar benar marah sekarang. Giginya sudah sakit dan Rey bukannya minta maaf, malah mengatainya nenek lampir.

Harsen yang melihat itu, langsung meletakkan pistol Jeje di atas meja, menggapai tangan Jeje kemudian berdiri dan menariknya ke pelukannya. Melepaskan perlahan sapu dari tangan putrinya.

"Tenang sayang. Jangan dengarkan dia. Kau tau dia memang begitu."

Memberi kode pada Rey dengan matanya untuk meminta maaf. Sambil tangannya mengusap punggung putrinya untuk menenangkan.

"Maaf. Maafkan aku oke." ucap Rey ingin menggenggam tangan Jeje namun ditepis.

"Tidak semudah itu. Kau sudah membuat gigiku sakit. Jadi kau harus bertanggung jawab." ucap Jeje.

"Baik, baik. Aku akan melakukan apapun yang kau ingin kan. Tapi berhenti marah ya. Nanti kau cepat tua." jawab Rey.

Melihat Jeje yang akan marah lagi ,Harsen segera bersuara.

"Rey, lakukan dengan benar!" ujarnya.

"Oke, aku benar benar minta maaf sayang. Apa yang harus aku lakukan?" tanya Rey mengalah.

Jeje tersenyum miring. Walau giginya masih sedikit ngilu, dia akan menghukum kakaknya.

"Kak Rey harus memindahkan peralatanku untuk membuat tugas yang ada di kamar ke mobil ku. SENDIRI. Jangan meminta bantuan orang lain." ujarnya menekankan kata sendiri.

Harsen yang masih memeluk Jeje hanya tersenyum mengejek anak sulungnya. Rasakan, batinnya. Dia tau barang barang yang akan dibawa Jeje seperti apa.

"Itu mudah. Aku akan melakukannya sekarang." jawab enteng Rey.

Dia tidak tau saja barang barang perlengkapan tugas Jeje tidak terkira jumlahnya.

Rey berlari ke kamar Jeje. Jeje tertawa senang dan mengajak tos daddy nya karena berhasil membalas kakaknya itu.

Kemudian tak lama berselang, terdengar teriakan dari kamarnya.

"JEJEEE!!" Rey keluar dari kamar dan bertanya dari lantai atas menatap ke bawah.

"Kau ingin aku memindahkan semua ini seorang diri? Kau mau pindah rumah atau bagaimana. Yang benar saja barang sebanyak itu." ucap Rey dengan wajah memelas.

"Aku tidak mau tau. Kak Rey harus memindahkan itu semua. SEKARANG. Karena sebentar lagi aku akan berangkat." ucap Jeje enteng, menekankan kata sekarang.

Rey hanya mendengus tidak percaya menatap tumpukan barang yang menggunung itu.

Dan mulai bergerak membawanya sebagian dengan hati hati.

Para pelayan yang sedari tadi menyaksikan kelakuan kakak beradik itu hanya tersenyum senang. Di rumah besar ini, akhirnya suasana ini muncul lagi setelah sekian lama menghilang.

Tak dapat dipungkiri, mereka juga merindukan ini. Mereka kasihan, melihat nona mudanya selalu merasa kesepian.

.

.

.

Bersambung.

1
Anonymous
thor udh lama g up
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
harus diceritain dong, Jeje 🥺🥺🥺
Shai'er
ini dia
Shai'er
nah loh🤔🤔🤔
Shai'er
setuju👍👍👍
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
🤔🤔🤔🤔🤔🤔
Shai'er
bukan tidak ada, yang ada , Daddy, yang gak menyadari, bahwa musuh itu datang sendiri😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Shai'er
😱😱😱😱😱😱😱
Shai'er
siapa nih, rival Daddy kah🤔🤔🤔
Shai'er
waduh😱😱😱
Shai'er
iyain aja😏😏😏
Shai'er
🥰🥰🥰
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Shai'er
ouhhhhhh🥺🥰🥰🥰
Shai'er
konangan cukk🤭🤭🤭
Shai'er
ooooo
Shai'er
👍👍👍
Shai'er
dikhianati , maksudnya gimana nih🤔🤔🤔
kan emaknya dah koit tuh, kapan menghianati nya 🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!