Azzam Bernabas Dirgantara, seorang Milyader berhati dingin. Bagi Dirga, hatinya sudah lama mati. CEO dari Dirgantara Group tersebut sudah mengubur dalam cintanya bersama sang tunangan yang pergi untuk selama-lamanya.
Lalu tiba-tiba muncul wanita seperti alien yang mulai mengusik kedamaian Dirga. Apa Dirga akan bertahan menjadi perjaka tua sampai akhir hayat karena cintanya yang sudah mati? Atau jangan-jangan pria seperti kanebo kering itu malah berpindah haluan, ketika hidupnya diusik sosok gadis yang sama sekali tidak akan membuatnya jatuh cinta lagi.
Dirga berani bersumpah, ia akan membujang selama-lamanya. Percaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Ketahuan
Dinikahi Milyader Bagian 15
Oleh Sept
Rate 18 +
Sudah berhari-hari Dirga merasa tidak bersemangat menjalani harinya. Semua menjadi terasa semakin hampa. Mungkin dirinya harus menjalani sebuah takdir sekaligus kutukan sebagai pria kesepian selamanya. Gagal nikah, dan sekali ada yang membuatnya tertarik ia malah kalah start.
Beruntung bagi Dirga, memiliki adik perempuan seperti Diska. Meski kadang adiknya itu berisik dan selalu ada saja masalah untuk mengusik hidupnya. Kini ia harus mengucap terima kasih. Berjuta terima kasih yang tak hingga atas hadiah waktu yang terbatas ini. Waktu singkat bersama Cinderella hasil karya sang adik. Karena ia tidak yakin, bagaimana ketika hari sudah berganti esok harinya.
Apa Cinderella itu akan tetap sama, di depannya saat ini atau pergi bersama pria lain seperti kemarin? Menjadikan dia kalah bahkan sebelum bertanding.
Ketika Dirga masih terpaku dengan sosok di depannya, berbeda lagi dengan apa yang Levia rasakan sekarang. Gadis itu harus merasa canggung karena Dirga terus saja melihat ke arahnya.
"Ehem ...!"
Levia berdehem. Dan itu membuat Dirga tersadar. Pria itu kemudian mulai berbicara.
"Ayo."
Hanya satu kata yang keluar dari bibir Dirga, mungkin ia masih terpesona. Maklum, Diska membawa Levia pergi ke salon paling mahal. Perawatan yang biayanya tidak murah, entah berapa kali wajah Levia harus dilaser. Belum lagi banyak treatment yang tadi ia jalani bersama Diska. Seumur-umut Levia baru sekali ini melakukan serangkaian perawan mahal layaknya sultini tersebut.
Kini, keduanya berjalan masuk menuju lokasi acara pesta sambil berjalan bersama, tentunya ada sedikit jarak antara mereka. Kalau dilihat-lihat, malah mirip pengantin yang sedang berjalan di altar menuju pelaminan.
Melewati hamparan karpet merah bertabur kelopak bunga mawar yang indah. Sepertinya Diska sengaja, karena ia sendiri sudah tidak nampak. Gadis itu malah sibuk berbicara pada teman-temannya. Membiarkan Levia seorang diri bersama sang kakak. Ya, pasti ini rencana Diska. Dan sepertinya sedikit berhasil.
[Mengapa jadi seperti pengantin yang mau menikah begini?]
Levia menelan ludah pelan-pelan. Langkanya jadi terasa kaku. Apalagi saat sudah ada satu dua pasang mata yang mulai sadar atas kehadirannya. Levia yakin, mata-mata itu kini sedang menatap ke arahnya.
[Apa aku harus pergi saja?]
Mungkin karena grogi, atau mungkin hampir jarang memakai high heels, kaki Levia hampir tersangkut lagi oleh dress cantik yang ia kenakan. Untung sekali Dirga sejak tadi ada di samping gadis tersebut.
Dengan cepat, Dirga meraih lengan Levia. Hingga gadis itu tetap aman dan tidak jadi malu. Karena semakin dalam mereka masuk, kini banyak mata yang mulai memperhatikan mereka.
Dan segala jenis komentar miring, tegak lurus, horizontal dan vertikal pun mulai mencuat. Mulailah terdengar kasak kusuk di kalangan tamu undangan. Katanya sih pesta kecil-kecilan, tapi bagi keluarga konglomerat. Pesta menyewa hotel dan ballroom seperti mengadakan acar resepsi itu sudah dianggap kecil. Kalau besar, itu jika diadakan di atas kapal pesiar sambil menyeberangi samudra.
"Itu calon kakak ipar Diska? Boleh juga, dari klan apa? Pasti keluarga gadis itu juga masuk dalam circle mereka. Kamu kenal dia anak siapa? Mengapa wajahnya tidak asing?" gibah salah satu putri pengusaha yang jadi tamu kehormatan Diska. Karena keluarganya memiliki yayasan besar yang juga ikut bekerja sama dengan Group Dirgantara.
"Mungkin dia selama ini di luar negri. Kalau aku sih merasa sangat asing. Memangnya kamu kenal dia?" timpal putri pengusaha besar kretek terbesar se-Asia.
"Masa kamu gak menyadarinya? Kita bahkan kemarin ketemu kan pas pengalangan dana di France."
"Nyonya Ana Maria? Oh ya ... ASTAGA ... mereka mirip."
Keduanya kemudian terdiam saat Levia dan Dirga berjalan akan melewati mereka. Levia sendiri mengedarkan pandangan matanya. Ia mencari sosok gadis yang mengundang dan memaksanya datang. Kenapa malah ditinggal bersama Dirga.
"Haus nggak?"
Seketika Levia menoleh, dilihatnya tangan Dirga meraih segelas minuman dari nampan yang dibawa oleh pelayan.
Levia lantas menjawab dengan anggukan. Sebab, berada di situasi seperti ini, cukup membuatnya tegang dan tenggorokan cepet kering.
Glek ... glek ... glek ...
[Kamu cantik, tapi gaya minummu ... astaga, fisikmu saja yang berubah. Kamu ternya tetap sama!]
Dirga tersenyum tipis melihat bagaimana cara Levia minum. Satu gelas dihabiskan langsung. Cara minum Levia pun tidak ada anggun-anggunnya.
Mendadak ia jadi terkekeh dalam hati. Levia memang Cinderella. Ya, mungkin setelah malam ini gadis itu benar-benar akan berubah. Namun, Dirga tiba-tiba ingin membuat akhir yang berbeda. Tidak mau menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Ia harus membuat ini tidak akan berakhir saat matahari muncul dan membangunkan dia dari mimpi yang indah ini.
Tanpa banyak bicara, Dirga langsung menggandeng tangan Levia erat. Pria itu menatap Levia lalu mengangguk.
"Ikut denganku!"
"Eh!"
[Mau dibawa ke mana lagi aku? Ya ampun ... kenapa kalian banyak sekali kejutan yang membuatnya seperti orang bodohhh?]
"Ke mana?"
"Sudah, ikuti saja."
Dari jauh, sepasang mata menatap dengan binar-binar kebahagian. Jean melihat putranya mendekat berjalan bersama dengan seorang wanita cantik.
"Pi ... itu calon istri Dirga!" bisik Jean penuh percaya diri pada suaminya.
"Pintar sekali anakmu cari calon istri," celetuk Rayyan.
"Sepertinya papinya!" canda Jean.
Rayyan hanya menoleh, menatap wajah Jean lekat-lekat. Meski tidak muda lagi, Jean selalu terlihat sangat cantik di matanya.
Tap tap tap
Dirga semakin dekat. Sambil terus memegangi lengan Levia. mungkin takut gadis itu pergi. Sedangkan Levia, gadis itu sudah mulai cemas.
[Mengapa mereka terus menatapku ... Aku merasakan sesuatu yang buruk]
Benar saja, begitu mereka sudah dekat. Jean langsung maju dan memeluk Levia.
"Terima kasih sudah datang," peluk Jean dengan hangat.
Levia sudah mulai merasakan sesuatu yang aneh. Apalagi ketika Rayyan terus menatap dirinya.
"Jangan lama-lama. Kalau cocok lebih baik segera saja," ucap Rayyan tiba-tiba.
[Cocok apa? Apanya yang cocok? Astaga ... ini pasti salah paham. Mana mungkin aku cocok dengan pria kaku dan pemaksa seperti Tuan Dirga?]
Wajah Levia mulai pucat. Mau menjelaskan, tapi tangan Dirga malah memegang bahaunya. Gerakan pria itu seolah sedang memeluk dari samping. Ini jelas menambah kesalahpahaman di antara mereka semua.
"Em ... itu." Levia bingung mau bicara apa.
***
Ketika Levia terjebak dalam permainan adik kakak, kini Diska yang mulai ketar-ketir. Dilihatnya siapa yang datang.
[Aku bahkan tidak mengundangnya. Mengapa harus datang sih ...?]
Diska menatap Naomi yang tersenyum ke arahnya. Bukan Naomi yang Diska maksud, tetapi sosok pria yang berdiri dengan tegap, tampan, serta senyum menawan. Kalau boleh jujur, Mas Zio memang lebih keren dari pada abangnya. Tapi, tetap saja. Dia berdiri di pihak Dirga. Karena mereka berasal dari kapal yang sama.
Pletak
"Aduh!" Diska meringis.
"Kenapa gak bilang mau ada acara? Kan Mas bisa siapkan kado sebelumnya. Karena dadakan, Mas cuma bawa bunga. Nanti bilang mau apa, Mas belikan!" ucap Zio setelah menyentil dahi Diska.
Sedangkan Naomi terkekeh melihat keduanya. Ia kemudian mengulurkan kado.
"Ini dari Ve, dia gak bisa datang karena kurang enak badan."
"Makasih, jadi merepotkan!" ucap Diska seraya mengusap dahinya yang masih sakit.
"Dirga ada, kan? Mana?" tanya Zio kemudian sambil melihat sekeliling.
[Aduh .... Aduh ... Aduh!]
Sepertinya Diska ingin membawa kabur Zio dari dalam sana.
BERSAMBUNG