Gadis Hacker Milik Ceo

Sudah satu bulan Sofia tinggal di Apartemen Enzo tanpa alat komunikasi sama sekali, tempat itu membuat Sofia seperti di jaman primitif saja. Sofia sangat bosan dengan keseharian yang begitu monoton, dia merindukan liburan, senam, jalan sama teman dan satu lagi. Bagaimana nasib kuliahnya? Dia bahkan tidak memberi kabar apapun pada pihak kampus bisa jadi dirinya telah di DO.  Sungguh malang nasibnya setelah bertemu dengan Enzo, mungkin jika dia tidak pernah berfikir untuk balas dendam saat ini dirinya pasti masih bebas tanpa jeratan dari laki-laki itu.

Sofia sibuk dengan pikirannya sendiri hingga ada orang yang masuk kedalam Apartemen, mungkinkah itu Enzo? Sofia bergegas keluar karena jika Enzo yang datang pasti akan membawa makanan untuknya. Sudah menjadi rutinitas Enzo sejak hari itu jika dia pulang pasti akan membawakan oleh-oleh untuk Sofia. tentu saja Sofia sangat senang jika itu berhubungan dengan makanan. Banyak yang tidak menyangka dibalik tubuhnya yang ramping gadis itu sangat jago makan. Bahkan Sofia selalu memperbanyak makannya agar bisa menambah berat badan, sayang sekali hasilnya selalu nihil. Meski begitu Sofia bukan masuk dalam kategori kurus, dia memiliki berat badan ideal dan body yang bagus karena rajin olahraga.

Setibanya di pintu depan Sofia agak kecewa karena yang datang ternyata Grace bukan Enzo. Wajah gadis itu terlihat sangat marah, dia juga menatap Sofia dengan tatapan benci. Sepertinya sesuatu memang sedang terjadi tanpa sepengetahuan Sofia.

“ Hei anak kecil, apa yang kamu lakukan sampai membuat kak Enzo tergila-gila sama kamu? “

Grace bertanya secara blak-blakkan tanpa ragu sedikitpun, dia sudah sangat marah karena terus diusir oleh Enzo jika datang ke Perusahaan. Bahkan Enzo tidak pernah memberikan kesempatan sama sekali untuknya.

“ Apa? Anak kecil? Aku? “

Sofia tertawa renyah kala mendengar Grace memanggilnya anak kecil, usianya sudah hampir 20 tahun tapi Grace masih menganggapnya anak kecil. Bukankah itu sebuah lelucon?

“ Usiamu memang masih jauh di bawahku apalagi Enzo, kamu masih sangat muda dan masih banyak yang

harus kamu lakukan seperti mengejar cita-cita mungkin “

“ Apa sebenarnya yang ingin kamu katakan? “

Sofia tidak mau basa basi lagi, dia ingin tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi diluar hingga membuat Grace begitu marah sampai menghampirinya.

“ Menjauhlah dari Enzo.. “

Tatapan Grace berubah sangat tajam ke arah Sofia, sangat terlihat jelas aura kebencian menguasai tubuhnya.

“ Apa yang kamu butuhkan? Uang? Aku akan berikan apapun yang kamu mau asalkan kamu pergi dari kehidupan Enzo. Kamu masih muda tidak seharusnya kamu mengotori masa mudamu dengan menggoda laki-laki kaya bukan? “

Deg,,,, Sofia tidak menyangka bahwa Grace memandang rendah harga dirinya, bahkan ucapan Grace barusan sangat menusuk Sofia sampai ke tulang-tulang.

“ Jaga mulut mbak, jika aku bisa keluar dari sini tanpa mbak minta pun aku akan pergi jauh dari kehidupan Pak Enzo sampai dia tidak bisa menemukanku “

Api amarah dalam diri Sofia menyala begitu saja, dia tidak terima jika ada yang merendahkannya.

“ Benarkah? “

Grace sengaja memancing amarah Sofia agar dia mempunyai tekad untuk pergi saat ini juga, apapun yang terjadi Grace harus membawa Sofia keluar dari Apartemen Enzo agar hubungannya dengan Enzo kembali.

“ Tentu saja “

“ Kalau begitu bersiaplah, kita pergi sekarang juga “

Sofia bergegas mengambil jaket, masker, topi, kaca mata dan beberapa uang tunai yang dia miliki. Dia tidak mau membawa tanda pengenalnya takut kalau Enzo akan kembali melacak. Awalnya Grace dulu yang keluar untuk membereskan kedua pengawal yang berjaga didepan pintu. Grace memberi kedua pengawal tersebut dengan minuman yang telah bercampur dengan obat bius. Tak heran jika setelah meminumnya kedua pengawal itu jatuh pingsan. Tanpa ragu lagi Grace dan Sofia keluar dari Apartemen Enzo sedikit berlari. Betapa senangnya Sofia kala mereka telah masuk kedalam mobil Grace tanpa diketahui oleh siapapun.

Sebenarnya sudah lama Grace menunggu kesempatan ini, hari dimana Enzo mengurangi jumlah pengawal yang menjaga area seluruh gedung. Grace tahu betul bahwa gedung ini milik Enzo jadi siapapun akan mendengar perkataannya tanpa membantah. Grace melajukan mobilnya dengan cepat membelah jalan raya yang begitu ramai. Senyum mengembang dibibir kedua gadis itu meski memiliki beda arti dari senyuman mereka.

“ Mbak Grace terima kasih telah menolongku “

Sofia sangat girang bisa keluar dari tempat terkutuk itu, setelah ini dia akan pergi jauh dari sini agar tidak bertemu laki-laki b*******k itu lagi. Begitu juga dengan Grace yang tidak kalah senangnya karena saingannya akan pergi dengan sendirinya tanpa harus disingkirkan.

“ Sama-sama aku akan mengantarmu ke Bandara, pergilah sejauh mungkin dari sini. Tenang saja aku sudah mengurus semuanya bahkan aku juga sudah menyiapkan uang untukmu “

“ Benarkah? Terimakasih mbak aku akan membalasnya lain waktu “

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit sampailah mereka di Bandara, kedua gadis itu berlari karena sebentar lagi tiket yang telah dipesan Grace akan berangkat. Untuk sementara Grace mengirim Sofia ke Itali jika Sofia tidak suka dia bisa pergi kemanapun dia mau.

“ Aku sudah menunggu kalian dari tadi “

Kedua gadis itu terhenti kala melihat sosok yang tengah duduk santai di kursi tunggu yang tak lain adalah Enzo. Beberapa pengawal tengah sigap berdiri dibelakangnya, bahkan Alex juga berada di sana. Apakah kak Enzo tahu semua rencanaku? Grace bergidik ngeri melihat pemandangan tepat didepan mata. Bukan karena dia takut dengan banyaknya pengawal yang bersama Enzo, melainkan dia takut jika Enzo tambah membencinya.

Tak hanya Grace saja Sofia juga merinding dengan situasi di sana, bagaimana bisa mereka ketahuan dengan mudah seperti itu. ini tidak boleh terjadi dia harus lepas dari jeratan laki-laki didepannya. Tanpa berfikir lagi Sofia lari begitu saja membuat semua pengawal bergerak dengan cepat mengejarnya. Dalam pikirannya Sofia hanya lari sejauh mungkin agar bisa lepas dari Enzo, dia tidak mau tertangkap lagi dan dikurung dalam Apartemen. Namun dengan jumlah pengawal sebanyak itu membuat nyali Sofia menciut juga, mungkinkah dia bisa terlepas dari mereka?. Sofia terus mengerahkan tenaganya untuk berlari, tanpa sadar dirinya sampai menangis. Tangis itu semakin menjadi tanpa mengerti situasi. Tuhan tolong aku

Sementara itu Grace masih diam mematung dengan gemetar melihat wajah Enzo yang marah. Dia tidak menyangka bahwa rencananya akan mudah diketahui oleh Enzo. Grace menatap orang yang berada di samping Enzo yang tak lain adalah Alex. Ya pasti Alex yang telah melakukan semua ini.

“ Kak Enzo aku.. “

Sebelum Grace melanjutkan ucapannya Enzo lebih dahulu memotongnya.

“ Pergi dari hadapanku sebelum aku berubah pikiran “

Pelan tapi pasti perkataan Enzo barusan penuh dengan penekanan, mata Grace membulat tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Enzo yang dia kenal sudah berubah seratus persen, bahkan tidak ada sedikit sikap hangat untuknya.

“ Tapi.. “

Sorot mata Enzo berubah menjadi tajam menatap ke arah Grace membuat gadis itu tidak berani melanjutkan ucapannya. Grace bergegas pergi dari sana sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi menimpanya. Dia tahu betul seperti apa sikap dingin Enzo pada wanita, dan dia juga sangat tahu seperti apa jika Enzo marah. Tapi baru kali ini semua sikap itu diterima oleh Grace, mungkinkah tidak ada lagi kesempatan untuknya memperbaiki semua?