perjalanan seorang anak yatim menggapai cita cita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran nyalo Angkot
Pagi harinya seperti biasa Hadi sekolah, ia berjalan melalui jalan pintas. melewati jalan Palapa 5,
" Jambreeet"
Saat melewati satu gang sempit dekat penjual ikan cupang, satu teriakan terdengar dan tak lama seorang pria dewasa tampak berlari dari gang sempit itu dengan tas seorang wanita di tangannya
"Wuuuut"
"Braaak"
"Aduuuh"
Dengan refleks Hadi melemparkan tas nya ke arah penjambret itu, lemparannya dengan telak mengenai lelaki itu hingga terjatuh dan menjerit kesakitan
" Itu dia, hajaaaar" dari dalam gang sempit keluar beberapa warga yang langsung mengepung dan memukuli penjambret itu
" plaak"
"Bugh"
"Desh"
"Ampuuun!"
"Apuuuun!"
tanpa basa basi mereka langsung memukuli penjambret itu membuat penjambret itu meminta ampunan
" hei pak berhenti dulu!" teriak Hadi, menghentikan para warga yang sedang memukuli penjambret itu
Para warga sontak berhenti dan menatap tajam pada Hadi penuh kemarahan
" Kamu temannya!" bentak salah satu warga dengan keras
" Eh, bukan begitu, tas saya di sana" jawab Hadi menunjuk tasnya , melihat Hadi menunjuk tas sekolah yang tergeletak seorang warga mengambilkan tas Hadi
" eh, berat amat!" warga itu kaget saat mengangkat tas Bayu karena sangat berat, karena penasaran membuka dan melihat isi tas
'" wah loe mau sekolah apa tawuran?" tanya nya kaget saat melihat isi tas milik Hadi, ada tang , obeng solder dan multi tester
" He he he, bukan mau tawuran pak, ada pelajaran praktek pak ya saya harus bawa alat" jawab Hadi, sambil tertawa kecil ia mengambil tas dari tangan bapak itu" nah lanjut gebukinnya pak, saya mau lanjut ke sekolah" lanjut Hadi berkata , ia kembali melangkah ke sekolah takut kesiangan
" De, bantuin!" teriak penjambret itu ketakutan
" lah, enak aja, Hajar pak asal jangan mati aja" sahut Hadi sambil melangkah pergi
"Plaaak"
"Desh"
"Aduh, ampuuuun pak , ampuuuun" penjambret itu melolong kesakitan dan memohon ampun saat para warga kembali menghajarnya
Namun saat sudah sampai di sekolah gerbang sekolah telah di tutup,
" gara gara jambret sialan!" gerutu Hadi sambil balik badan menuju warung tempat di mana ia biasa nongkrong
" Berhentii,!" Satu suara menghentikan langkah Hadi, Hadi tertegun, ia hapal betul suara siapa itu, Hadi memutar badannya
" he he he , Pak Indra, selamat pagi pak" ucap hadi mengucap salam pagi, ia mendekat dan mencium tangan Pak Indra
" kamu ini, kenapa balik lagi sudah sampai di depan sekolah!" tegur pak Indra
" tadi gerbangnya udah di tutup, pak" jawab Hadi
" Masuk, push up 20 kali baru ke kelas!" bentak Pak Indra tegas
" Siap Pak!" jawab Hadi di depan gerbang ia melakukan push Up, setelah selesai baru ia masuk ke dalam kelas.
Hadi dengan cepat masuk ke dalam kelas,
" kamu kenapa baru masuk!" pak Okta yang sedang mengajar tehnik elektronika menegur
" maaf pak tadi di panggil pak Indra" ucap Hadi
" Ya udah sana duduk, siapkan alat prakteknya" sahut pak Okta
Hadi segera mengeluarkan alat alat prakteknya
"Sial, multi tertesnya rusak!" gerutu Hadi saat melihat tester miliknya pecah, mungkin saat para warga memukuli jambret itu tas Hadi ikut terinjak
" kenapa mereka ga nendang obeng atau solder aja sih!" umpat Bayu kesal, Multi tester walau cuma dua puluh ribu itu sangat berarti sekarang sekarang, namun ia mau tak mau harus membelinya karena tanpa alat itu ia tak bisa memeriksa kerusakan pada perangkat elektronika.
sepulang sekolah Hadi langsung ke toko Juara yang ada di Jalan Raden Intan, di sana harganya lebih murah dari toko yang lain
setelah membeli beberapa peralatan elektronik Hadi duduk sebentar di pasar tengah di samping toko Buku Fajar Agung. di mana di sana juga tem mobil angkot
" mas, mie ayam satu?" Hadi memesan mie ayam mas Joko yang mangkal di sana,
"siaap, tunggu sebentar yah" sahut mas Joko penjual Mie Ayam itu
sambil menunggu mie ayam Hadi duduk di banggku dekat penjual rokok kaki lima
" udah lama ga keliatan kemana aja kak Hadi?" tanya Lulu penjual rokok kaki lima itu. seorang remaja perempuan yang seumuran dengan Hadi
" angkot bang Ginting di jual, jadi ga ngenekin lagi" jawab Hadi , sambil mengambil sebatang rokok Gudang Garam Filter dari kotak yang ada di dagangan Lulu
" ini, mie nya nak Hadi," Pak Joko memberikan mie pesanan Hadi.
" Terima kasih mas" ucap Hadi sambil menerima mangkok yang di sodorkan padanya
" Emang Angkot bang Ginting sudah di jual nak Hadi?" tanya Mas Joko,
" iya mas, Bang Ginting ngurusin Kopaja di jakarta." jawab Hadi,
" Ayo basa basa" suara Noply yang menjadi calo penumpang di sana terdengar memanggil penumpang untuk mengisi mobil yang sedang ngetem
" apa aku ikut mereka yah?" gumam Hadi dalam hati, menurut Noply jadi calo di sana penghasilannya lumayan bisa 30 ribu perorang dari siang ,
" Wei kemana aja loe, lama ga kelihatan,?" Pendi, Calo yang bersama Noply bertanya
" sekolah gw Pen, ni loe lihat seragam gw" jawab Hadi sambil memamerkan seragam Abu abu tebal khas STM,
" Wah gagah loe pake seragam itu" timpal Noply
" iya tambah ganteng " celetuk Lulu tak sadar, mukanya memereah saat menyadari ucapannya
" ekhem, ekhem" ucap Noply sambil memainkan mata ke Lulu
" apaan sih kak Noply" Lulu jadi cemberut merasa di goda Noply
" alah kemaren nanyain, ini ada orang nya diam aja" timpal Pendi
" kan cuma nanya doang, ga ada apa apa" sahut Lulu sambil menundukan kepala
" Udah udah, cuma becanda kok, eh Di, loe ikut nyalo aja, kan bisa sambil sekolah" ajak Noply
" emang boleh?" tanya Hadi
" Pendi mau narik angkot nanti , orang tuanya udah beli angkot tinggal nunggu trayeknya aja belum turun" sahut Noply
" beneran Pen?" tanya Hadi,
" iya, ibu gw jual kebon kopi di Muara Dua, karena ga ke urus, uangnya di beliin angkot" jawab Pendi
" wih selamet yah" Hadi mengucapkan selamat dan menjabat tangan Pendi
" sama sama, kalau aja ade gw ga ngikut gw mau ngajak loe narik tadinya" kata pendi
" Ga apa apa santai aja, eh gw kan nyampe sini nya jam 2 apa ga masalah ?" tanya hadi lagi
" ga masalah, kan aplus sama yang pagi juga jam setengah dua" Jawab Noply
" ya udah kalau begitu, besok gw mulai ikut loe Ply" sahut Hadi
" Ya udah, loe mesen kopi aja nanti gw yang bayar, gw mau ngisi penumpang dulu" ujar Noply sambil kembali memanggil penumpang jurusan Rajabasa Tanjung Karang, sedangkan Pendi memanggil penumpang jurusan Way Halim Tanjung Karang
" Kamu beneran besok mau ikut nyalo di sini?" tanya Lulu
" iya, kan aku juga lagi nganggur" sahut Hadi, ia memesan kopi di warung yang tak jauh dari sana
" ya udah besok aku juga nunggu dagangan nya siang aja" ucap Lulu dengan mata berbinar
setelah berbincang bincang, Hadi berpamitan pulang, ia harus mempelajari lagi apa yang ia dapatkan dari pelajaran di sekolah hari ini, cara mengukur Dioda, Resistor, dan transistor, juga mengukur tegangan karena itu sangat penting untuk memastikan kerusakan sebuah alat elektronik.