NovelToon NovelToon
HUJAN DI REL KERETA

HUJAN DI REL KERETA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romantis
Popularitas:958
Nilai: 5
Nama Author: Toekidjo

Hujan..
Semua pasti pernah mengalaminya..

Ada banyak cerita dibalik hujan, ada cerita bahagia dan tidak sedikit juga yang menggambarkan hujan sebagai cerita sedih..


Hujan..
Yang pasti adalah sesuatu yang menyebalkan..


Tapi arti sesungguhnya dari hujan adalah anugerah TUHAN


HUJAN DI REL KERETA ini adalah sebagian kecil cerita dari yang terjadi dibalik hujan..


Hujan yang awalnya membawa bahagia…
Tapi hujan juga yang merenggut kebahagiaan itu..

Akankah hujan mengembalikan kebahagiaan yang pernah direnggutnya?


Sebuah kisah sederhana, berlatar belakang di sebuah desa terpencil, dengan kehidupan pedesaan pada umumnya.


Semoga bisa menambah pengalaman membaca dan menemani waktu teman-teman semua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Toekidjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belum Sempat Memberi Tahu

Jum’at pagi seperti biasa Fatia sudah berada dimeja kerjanya dan bersiap untuk melakukan aktifitas seperti biasa. 

Dilihatnya dokumen-dokumen sudah bertumpuk dan menantinya untuk di input kedalam sistem.

Dengan teliti memilah-milah dokumen sesuai dengan jenisnya. Tanpa sengaja pandanganya tertuju pada sebuah dokumen yang terlihat lebih tebal dari dokumen lainya, terdiri dari beberapa lembar yang disatukan menggunakan sebuah klip.

Dengan sedikit penasaran Fatia meraih dokumen tersebut, dan membaca bagian judulnya

“INSTALASI JARINGAN KOMPUTER, SISTEM, CCTV DAN PERALATAN PENDUKUNG”

Fatia membaca dengan teliti setiap lembar dokumen tersebut, yang berisi banyak anggaran dan catatan pengeluaran.

Sampai dihalaman terakhir, ekspresi Fatia sedikit terkejut dengan apa yang tertulis disana

DIVISI IT :

Eris Setiawan

Subehan Dewandono

“Eris!!” teriak Fatia dalam hati

“Apakah nama Eris ini adalah orang yang sama, ataukah orang yang berbeda dan kebetulan namanya sama” bisiknya dalam hati

“Apa iya, dikota kecil ini ada orang bernama Eris lebih dari satu” lagi dan lagi hatinya bertanya-tanya

Tidak bisa menutupi kegelisahan dihatinya, dan juga rasa penasaran yang juga tidak tertahankan.

Fatia mengangkat gagang telepon kemudian menekan nomor extension sesuai yang ada dilist 

“Halo, selamat pagi” ucap Fatia

“Halo, selamat pagi” jawab seseorang diujung telepon 

“Apakah ini divisi IT?” Ucap Fatia

“Benar, ini divisi IT” jawab suara dari telepon

“Sepertinya ini bukan suara Eris”, gumamnya dalam hati, saat Fatia sudah memastikan bahkan suara yang didengarnya tersebut berbeda dengan suara Eris 

“Untuk memastikannya aku harus menyuruhnya datang kesini” bisik Fatia didalam hati

“Bisa minta tolong untuk bapak Eris datang keruang bagian keuangan” ucap Fatia

“Baik, mohon ditunggu” terdengar suara menutup telpon

“Awas saja, kalau sampai itu kamu” ancam Fatia dalam hati

...****************...

Diruangan divisi IT*

“Telpon dari mana Han” tanya Eris

“Bagian keuangan” jawab subehan

“Kenapa mereka?” Eris kembali bertanya

“Gak tau, lu disuruh kesana” jawab Subehan

“Lah aku.. ngapain?” Ucap Eris dengan ekspresi kaget

“Ndak tahu, cobalah kesono” jawab Subehan

“Berkas yang kemarin Uda kamu kasih kan, surat jalan dan sebagainya” tanya Eris menyelidik

“Uda, tadi sebelum diambil OB aku juga Uda cek ulang” jawab Subehan.

“Hemm,.. apakah kita melakukan kesalahan, lupa input atau apa” tanya Eris

“Gak ada kayaknya, berkasnya seperti biasanya” jawab Subehan.

“Jarang-jarang kita dipanggil bagian keuangan, takutnya berabe ntar” ucap Eris agak cemas

“Siapa tau mau dikasih bonus, karena selesai project tepat waktu” ucap Subehan memberi semangat

“Iya juga, ya udah aku kesana dulu yak” ucap Eris 

“Ok, pulang bawa kabar bahagia bro” jawab Subehan 

Dengan perasaan tidak menentu Eris berjalan menuju ke bagian keuangan. Sesampainya didepan pintu ruangan tersebut, Eris menarik nafas dalam-dalam kemudian mulai mengetuk

Tok-tok-tok

“Silahkan masuk” terdengar suara gadis lembut dan merdu dari arah dalam ruangan.

Eris terdiam, kemudian mencoba mengingat-ingat 

“sejak kapan bagian keuangan ada ceweknya, seingatku hanya ibu Khodijah, Agus dan pak Joy” bisik Eris dalam hati sembari menerka bahwa suara yang barusan bukan dari ketiganya

“Silahkan masuk” kembali terdengar suara dari dalam ruangan, karena orang dibalik pintu tidak juga muncul

Dengan perasaan gugup serta penasaran Eris memberanikan diri untuk membuka pintu.

Dan betapa terkejutnya saat pintu terbuka, tatapan Eris tertuju kearah seorang gadis yang sedang duduk didepan layar komputernya.

Tersenyum memang, cantik jangan ditanya, tatapan matanya tak perlu diragukan lagi burung yang sedang terbang pun akan menabrak kaca saat melihat tatapan itu.

Tapi bukan terpesona seperti itu yang Eris rasakan, lebih seperti dihadapannya sedang duduk ibu kepala sekolah, memegang penggaris dari kayu ditanganya, dan tersenyum sinis dengan tatapannya yang tajam.

“Bapak Eris silahkan duduk” ucap Fatia membuyarkan lamunan Eris

“Ibu memanggil saya” jawab Eris dengan tenang, saat perasaanya sudah santai dan mulai memahami situasi

Karena kesibukan pekerjaannya beberapa hari ini yang dikejar deadline, Eris lupa bahwa Fatia pernah bercerita diawal pertemuan mereka dia akan menjadi staff keuangan yang baru disini.

Fatia yang tak juga kalah terkejut, berusaha menutupinya dengan bersikap santai. Sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan dalam situasi ini.

“Bapak tau ini berkas apa yang saya pegang” ucap Fatia sembari mengangkat dokumen yang sedang dia pegang

“Iya ibu, itu berkas tugas divisi IT untuk project stasiun ketanggungan” jawab Eris menyelidik kearah mana pembicaraan yang akan Fatia lakukan

“Coba bapak perhatikan dukumen ini lebih tebal dari dokumen-dokumen yang lain, lihat ini banyak sekali anggaran pengeluaran yang terjadi, apakah bapak ingin membuat perusahaan kita bangkrut” ucap Fatia sembari menunjuk kearah list catatan dokumen tersebut

Belum sempat Eris menjawab, Fatia kembali berkata

“Pengeluaran lain, bensin 5000, biaya parkir 2000. Apa bapak pikir ini perusahaan nenek moyang yang bisa untuk keperluan pribadi?” Ucap Fatia dengan tegas

“Fatia, nak Eris bekerja sesuai Standart operasional prosedur perusahaan kok, yang tertulis disitu sudah melalui proses general meeting dengan direksi” ucap ibu Khodijah, yang sepertinya tidak tega atas perlakuan Fatia terhadap Eris.

Eris yang sudah sepenuhnya memahami situasi, sambil bersembunyi-sembunyi menggerakan tanganya melambai-lambai kearah ibu Khodijah. Seolah memberi kode, tidak apa-apa, semua baik-baik saja.

Tidak berapa lama terdengar suara dari arah pak Joy

“Ibu Khodijah sudahlah, biarkan urusan anak muda ini mereka yang menyelesaikan, kita sebagai orang tua harus memberi kesempatan utuk generasi muda menyelesaikan masalah yang mereka hadapi” ucap pak Joy,

Sepertinya pak Joy sudah paham betul kondisi yang terjadi. Fatia terlalu mengada-ada, dan melebih-lebihkan.

Firasat kedewasaan pak Joy sudah cukup untuk menganalisa bahwa diantara mereka ada hubungan yang istimewa.

Ibu Khodijah mendengar perkataan itu, sedikit bingung. Terlebih pak Joy ini biasanya tidak pernah mencampuri pembicaraan apapun didalam ruangan ini selama jam kerja. 

“Tidak bisa bu, hal ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus memberi contoh sikap tegas bagian keuangan. Ini akan berlaku untuk divisi lain juga” ucap Fatia yang masih berkobar-kobar

“Baiklah, kalian selesikan masalah ini. Saran dari ibu selesaikan dengan baik-baik” ucap ibu Khodijah kemudian kembali meneruskan aktifitasnya

“Bapak Eris selama satu minggu ini, tidak pernah ada catatan absensi. Bagaimana bapak mempertanggung jawabkan kinerja bapak” ucap Fatia

“Fatia, memang seperti itu SOPnya, setiap divisi yang ada pekerjaan diluar tidak perlu datang kekantor” ucap Agus dari arah meja yang lain

“Mana bisa begitu, sebagai divisi IT harus bertanggung jawab atas kinerjanya. Bagaimana jika ada perangkat yang bermasalah, seperti kemarin printer tinta habis masak kami sendiri yang mengganti” ucap Fatia

Eris yang sedari tadi hanya diam kini sudah memahami betul kemana arah pembicaraan Fatia. Dengan tersenyum dalam hati, 

“Baik ibu, saya akui semua kesalahan, dan saya pribadi meminta maaf sebesar–besarnya. Untuk kedepanya akan berusaha lebih baik lagi” ucap Eris

“Tidak bisa, kamu harus tetap dihukum” ucap Fatia 

Semua orang didalam ruangan tersebut saling tatap, kemudian mengarahkan pandangannya ke arah Fatia

“Baik ibu, saya akan menerima semua konsekuensinya” ucap Eris dengan tenang

“Hari ini selesai kerja, kamu harus mengantarku pulang” ucap Fatia

Ibu Khodijah, mulai memahami situasi yang sebenarnya terjadi. Hanya tersenyum kecil sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Benar kata pak Joy, kita ini udah terlalu tua. Biarkan anak muda yang menyelesaikan masalah mereka sendiri” ucap ibu Khodijah pelan

Reaksi Agus paling berbeda, kedua matanya melotot, mulutnya terbuka lebar seakan mau terjatuh. “Lenyap lah sudah harapanku” isaknya dalam hati

Dengan tersenyum Eris merespon hukuman yang diberikan Fatia kepadanya dengan berkata 

“Baik”

“Kamu ini,.. “ ucap Fatia sembari bangkit dari duduknya kemudian memukul pundak Eris menggunakan lembaran dokumen yang sedari tadi dia pegang.

“Maaf-maaf, Fatia selamat bergabung sekali lagi maaf belum sempat memberi tahu” ucap Eris 

1
Astarestya
/Sob/
Astarestya
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!