Deskripsi Novel: Batu Rang Bunian
"Batu Rang Bunian" adalah sebuah petualangan seru yang membongkar batas antara dunia kita yang penuh cicilan dan deadline dengan alam Bunian yang misterius, katanya penuh keindahan, tapi faktanya penuh drama.
Sinopsis Singkat:
Ketika seorang pemuda bernama Sutan secara tidak sengaja menemukan sebongkah batu aneh di dekat pohon beringin keramat—yang seharusnya ia hindari, tapi namanya juga anak muda, rasa penasaran lebih tinggi dari harga diri—ia pun terperosok ke dunia Bunian. Bukan, ini bukan Bunian yang cuma bisa menyanyi merdu dan menari indah. Ini adalah Bunian modern yang juga punya masalah birokrasi, tetangga cerewet, dan tuntutan untuk menjaga agar permata mereka tidak dicuri.
Sutan, yang di dunia asalnya hanya jago scroll media sosial, kini harus beradaptasi. Ia harus belajar etika Bunian (ternyata dilarang keras mengomentari jubah mereka yang berkilauan) sambil berusaha mencari jalan pulang. Belum lagi ia terlibat misi mustahil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9: Pusat Server Keseimbangan dan Ratu yang Terhubung Bagian 1
BAB 9: Pusat Server Keseimbangan dan Ratu yang Terhubung
Bagian I: Labirin Data dan Keterlaluan Teknologi
Pintu gerbang scanner otomatis itu tertutup di belakang Sutan dan Raja Pualam. Mereka kini berada di dalam Pusat Server Keseimbangan Kota Wentira.
Pusat Server ini adalah gabungan yang paling absurd antara legenda kuno dan teknologi futuristik.
Dindingnya terbuat dari batu candi yang tebal dan berlumut emas, namun disepanjang dinding itu, tertanam rak-rak server raksasa yang berkelip-kelip dengan lampu LED biru dan hijau. Udara di dalamnya dingin dan kering, dipenuhi suara menderu dari kipas pendingin server. Bau pengap batu kuno bercampur dengan bau ozon dan plastik terbakar.
"Ini... ini lebih mengerikan dari Lindu Hening!" bisik Pualam, matanya memandang ngeri pada tumpukan kabel yang melilit pilar batu. "Makhluk-makhluk ini menjebak jiwa mereka dalam kotak-kotak bersuara bising ini!"
"Itu namanya cloud computing, Pualam. Dan ya, bagi Bunian yang sensitif energi, ini adalah neraka. Mereka pasti menggunakan kebisingan dan kekeringan energi ini untuk menekan kekuatan Ratu," jelas Sutan.
Sutan mengaktifkan mode lampu di ponselnya dan memimpin jalan. Mereka harus mencari Ratu.
Batu Putih cenderamata di tangan Sutan berdenyut, mengarahkan mereka melalui labirin rak server. Rak-rak itu berisi modul-modul aneh—bukan hard drive biasa, melainkan kristal-kristal Bunian yang telah dimodifikasi, dihubungkan dengan kabel optik dan chip silikon.
"Mereka mencuri kristal Bunian yang tertidur dari Pusaka Hening," desis Pualam penuh amarah. "Mereka menggunakan jiwa-jiwa kami sebagai media penyimpanan data!"
"Itu namanya data center, Pualam. Dan ya, mereka memanfaatkan energi gaibmu untuk menjalankan semua ini," kata Sutan. "Ini adalah kejahatan antar-dimensi yang sangat terorganisir."
Saat mereka melewati lorong server, Sutan menyadari ada yang salah. Bau ozon dan listrik semakin kuat, dan ia mendengar suara lain: suara meratap yang halus.
"Ratu..." bisik Pualam.
Mereka tiba di ruang inti, sebuah area besar di tengah yang disebut The Core. Di ruangan itu, sebuah piringan batu besar kuno tampak seperti altar, dan di atasnya, terbaring Ratu Puspa Sari.
Namun, kondisi Ratu sangat memilukan. Ia tidak diikat, tetapi ia tak sadarkan diri. Di dahinya, dipasang sebuah perangkat metal kecil yang memancarkan cahaya hijau. Dari perangkat itu, kabel-kabel optik tebal mengalir ke lantai, terhubung langsung ke mesin server raksasa.
Ratu Puspa Sari tampak kurus dan lemah. Energi Keseimbangan-nya sedang disedot habis.
Di samping altar itu, berdiri Direktur OPD, memantau layar touch-screen besar yang menampilkan grafik dan diagram energi.
"Selamat datang, Tuan Sutan, Tuan Pualam," sapa Direktur OPD tanpa menoleh. "Kau datang terlambat. Analisis Keseimbangan sudah mencapai tahap 80%. Sebentar lagi, formula energi murni akan berhasil kami ekstrak."
"Lepaskan Ratu kami, pengecut!" teriak Pualam, menghunuskan pedang kristalnya.
Direktur OPD tersenyum sinis. "Kau ingin bertarung, Pualam? Aku sudah memperkirakan itu."
Ia menjentikkan jarinya. Dari bayangan di sudut ruangan, muncul sepuluh sosok. Mereka adalah Bunian Pengkhianat—Bunian yang bekerja untuk OPD, mengenakan pakaian seragam gelap dan memegang tongkat kejut listrik.
"Bunian melawan Bunian? Sungguh memalukan!" desis Pualam.
"Ini bukan pengkhianatan, Pualam. Ini adalah Revolusi Sumber Daya," kata Direktur OPD. "Mereka lebih memilih kemajuan teknologi daripada mitos Keseimbangan yang membuat kita stagnan."
Pualam maju sendirian. Pertarungan pecah di antara rak server. Pualam, meskipun pedangnya patah, bertarung dengan keanggunan dan kecepatan khas Bunian sejati.
Sutan mengabaikan pertarungan itu. Ia tahu tujuan utamanya adalah Ratu. Ia berlari ke arah altar.
"Hentikan, Sutan!" teriak Direktur OPD.
Sutan tidak berhenti. Ia mencapai sisi altar. Tepat saat ia mencoba mencabut perangkat di dahi Ratu, Direktur OPD mengarahkan sebuah tongkat kejut ke punggung Sutan.
ZZZZTTT!
Sutan terlempar ke depan. Rasa sakit itu luar biasa, seperti ditusuk jutaan semut api. Ia jatuh, pandangannya kabur.
"Bodoh! Kau pikir semudah itu?" Direktur OPD menendang Batu Putih cenderamata Sutan hingga terlempar ke sudut ruangan. "Ratu ini adalah supercomputer kami! Mencabutnya akan memicu system shutdown yang dapat meledakkan seluruh Wentira!"
Sutan terengah-engah. "Kau... kau hanya ingin menghancurkan kami!"
"Tidak. Kami ingin menguasai," jawab Direktur OPD, matanya bersinar karena keserakahan. "Dan kau akan menonton saat Bunianmu dan Jin di sini tunduk pada Algoritma Keseimbangan yang kami ciptakan!"
Sutan dan Kekuatan Keseimbangan Baterai Lemah
Sutan sadar ia tidak bisa mengandalkan kekuatan murni. Ia harus menggunakan otaknya, dan satu-satunya senjata yang ia punya: teknologi manusia.
Ia merangkak, mencari ponselnya. Ponselnya masih ada di saku celana. Sutan mengeluarkan ponselnya yang kini memiliki layar retak.
Sementara itu, Pualam berjuang mati-matian. Ia melawan tiga Bunian Pengkhianat sekaligus. Ia bertarung dengan pedang patah melawan tongkat kejut yang mematikan. Ia terluka parah.
"Sutan! Lari!" teriak Pualam, saat ia berhasil menjatuhkan satu Bunian, namun langsung dihantam dari samping.
Sutan tidak bisa lari. Ia melihat Ratu, ia melihat Pualam, dan ia melihat perangkat di dahi Ratu.
Perangkat. Koneksi. Frekuensi.
Sutan melihat ke layar touch-screen di depan Direktur OPD. Layar itu menunjukkan grafik yang bergerak cepat: Transfer Energi Keseimbangan: 95%.
Waktu hampir habis.
Sutan menyalakan ponselnya. Ia membuka kembali aplikasi hacking yang ia gunakan untuk membuka pintu. Ia harus membuat spam data yang begitu besar sehingga jaringan server Wentira kelebihan beban.
"Jika Bunian butuh Keseimbangan," bisik Sutan. "Maka teknologi butuh... Chaos."
Sutan mengaktifkan hacking terkuatnya, memfokuskan energi Batu Putihnya (yang kini berada jauh di sudut) dan Batu Rang Bunian yang asli di ranselnya, untuk mengacaukan frekuensi server.
Ia tidak menyerang Bunian. Ia menyerang Wi-Fi mereka.
BZZZZT!
Suara menderu dari kipas server mendadak menjadi melengking. Layar touch-screen di depan Direktur OPD menjadi kacau, menampilkan kode-kode biner yang salah. Grafik transfer energi Ratu berhenti total.
"Apa yang kau lakukan?!" raung Direktur OPD.
"Aku cuma buat server-mu hang!" teriak Sutan, wajahnya pucat karena kelelahan, tapi matanya bersinar. "Di duniaku, kami menyebutnya Serangan DDoS Murni!"
Saat sistem kacau, perangkat di dahi Ratu mengeluarkan percikan. Bunian Pengkhianat yang melawan Pualam mendadak lumpuh.
"Sekarang, Pualam! Cepat!"
Pualam, yang terluka, merangkak ke arah Ratu. Ia tahu, dengan sistem hang, saatnya melepaskan Ratu secara fisik.
Direktur OPD yang marah mengeluarkan pisau kecil dari balik jasnya. Ia berlari ke arah Ratu, bersiap untuk membunuh Ratu Puspa Sari sebelum Sutan berhasil menyelamatkannya.
Sutan melihat pisau itu dan ia melihat Batu Putihnya di sudut ruangan. Ia tidak punya waktu untuk berlari.
Sutan melakukan hal yang paling tidak terduga. Ia mengangkat ponselnya, yang masih bergetar hebat karena hackingnya, dan mengarahkan seluruh energinya ke arah pisau yang dipegang Direktur OPD.
BZZZZT!
Bukan serangan fisik, tapi serangan Sinyal. Pisau itu, yang terbuat dari metal, mendadak menjadi sangat panas karena induksi energi yang kacau.
Direktur OPD menjerit kesakitan, menjatuhkan pisaunya.
Pualam meraih perangkat di dahi Ratu dan menariknya dengan satu sentakan cepat.
Ratu Puspa Sari membuka matanya. Matanya bersinar.
Dan seketika, seluruh Pusat Server, seluruh Wentira, menjadi sunyi dan damai.
Lanjutan Bab 9 (Bagian II) akan mengungkap kehancuran Pusat Server dan keputusan Ratu terhadap Sutan!