Mantan pembunuh bayaran jadi pengasuh 4 anak mafia?
Selena Dakota, mantan pembunuh bayaran, mencoba mengubur masa lalunya dengan bekerja sebagai babysitter. Tapi pekerjaan barunya justru membawanya ke mansion Charlie Bellucci — mafia bengis yang disegani, sekaligus ayah angkat dari empat anak dengan luka masa lalu yang kelam.
Di balik peran barunya sebagai pengasuh, Selena harus berjuang menyembunyikan identitasnya. Namun semakin lama ia tinggal, semakin kuat tarikan gelap yang menyeretnya: intrik mafia, rahasia berdarah, hingga hubungan berbahaya dengan Charlie sendiri. Selena terjebak dalam dunia di mana cinta bisa sama mematikannya dengan peluru.
Bisakah Selena melindungi anak-anak itu tanpa mengorbankan dirinya… atau ia justru akan tenggelam dalam romansa terlarang dan permainan maut yang bisa menghancurkan mereka semua?
“Lakukan apa saja di sini, tapi jangan libatkan polisi.” Tegas Charlie Bellucci.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMF — BAB 14
PENYERANGAN
Masih diam menatap ke Selena. Charlie menghisap rokoknya dengan santai dan sesekali menatap ke jalanan. “Kasih sayang hanya akan membuat seseorang lemah.” Kata Charlie yang membuat Selena menyeringai tak percaya.
Jujur saja, meski dia mantan seorang pembunuh, Selena masih bisa memberikan kasih sayang dan masih memiliki hati nurani. Wanita cantik itu terdiam sejenak, menoleh ke mobil yang dinaiki oleh anak angkat Charlie.
“Anda seorang mafia?”
Pertanyaan santai Selena membuat Charlie Bellucci mengernyit menatapnya. Sementara dari dalam mobil, Damian dan ketiga adiknya juga memperhatikan Selena dan Charlie saat ini.
“Mereka terlihat serius! Apa menurutmu mereka memiliki hubungan?” kata Clara dengan curiga meski mereka tak mendengar percakapannya.
“Itu akan semakin sulit untuk kita.” Kata Miles yang duduk di kursi belakang seraya mendengus kecil.
Alma tersenyum menatapnya. “Selena wanita yang baik!”
“Tidak sebaik yang kau pikirkan, Alma. Kau masih naif, itu sebabnya dia mencoba mencuci otakmu.” Tegas Clara melirik adiknya lewat pantulan spion.
Alma haya diam mengerucutkan bibirnya sejenak. Sementara Damian hanya diam menatap ke arah Selena dan Charlie, terutama Selena—dia merasa ada sesuatu yang mencurigakan tentang wanita itu, pasalnya, saat dia mencoba merebut bom waktu dari tangan Selena, dia sangat ahli dalam gerakan bela diri.
“Ada apa Damian?” tanya Clara yang mulai sadar akan diamnya saudaranya itu.
“Kita harus mencari tahu soal Selena. Aku tidak yakin kalau dia hanya seorang pengasuh, dia pandai bertindak dan cerdik membodohi kita.” Ujar Damian yang semakin membuat ketiga saudaranya itu bertanya-tanya dan terheran.
Sementara Selena kini masih menunggu jawaban dari bosnya.
“Why? (kenapa)? Apa itu masalah untukmu?” kata Charlie yang membuat Selena tersenyum kecil.
“No. Hanya saja... Aku khawatir dengan mereka berempat— orang-orang seperti Anda tidak mungkin memiliki hati nurani, selain menguntungkan diri sendiri.”
Charlie menatap lekat pengasuh tersebut, lalu menyeringai kecil seraya menunduk mematikan rokoknya yang ia pijak dan memasukkan kedua tangannya ke saku celana. “Jika kau sudah tahu diriku, maka seharusnya kau juga berhati-hati...” Kata Charlie yang mulai berjalan mendekatinya hingga jarak mereka begitu dekat saat Selena masih berani menatap mata hijau Charlie.
“Because I know you. (Karena aku tahu dirimu).” Lanjutnya yang seketika membuat Selena membulatkan matanya dan mencoba tetap bersikap tenang. Setenang mungkin.
Kedua kontak mata indah itu saling beradu, hingga sebuah serangan mendadak yang mengagetkan. Sebuah tembakan tiga kali ke arah Charlie yang meleset begitu saja.
Tentu, Selena ikut terkejut dan mencoba mencari pelaku penembakan tersebut. “Penembakan dari jarak jauh.” Mata Selena.
“Bukan.” Balas Charlie yang membuat Selena berkernyit saat pria itu melihat ke arah mobil hitam yang baru saja tiba dan langsung menurunkan 6 pria bertubuh kekar yang mengenakan kaos dan jas hitam serta membawa senjata berupa pisau serta pistol.
Melihat pemandangan itu, Damian dan yang lain hanya bisa diam, terkejut.
“Kita harus segera menelepon Han! Atau isabelle.” Kata Miles kepada Damian. Clara menyetujui hal itu, namun di sisi lain, dia juga yakin Charlie bisa mengatasinya.
“Mereka bisa mengatasinya. Atau jika mereka mati, kita bisa bebas.” Ujar Damian yang masih fokus ke depan.
Ucapannya sedikit mengejutkan Clara, Miles dan Alma yang kala itu nampak panik serta cemas.
“Bawa mereka pergi. Aku akan mengurus semuanya.” pinta Charlie dengan tatapan tajamnya. Selena mengangguk kecil, namun ia malah dihadang oleh sebuah pistol yang mengarah kepadanya.
“Tetap di tempat mu, Nona!” pinta salah satu dari mereka yang kini menghentikan langkah Selena.
Tanpa menunggu lagi Charlie langsung saja bergerak melawan dengan gerakan cepat saat dia berhasil meraih salah satu pistol dari tangan musuh dan menembakkan nya ke mereka. Sementara Selena? Wanita itu juga turut membantu, namun dia tak sepenuhnya menunjukkan aksinya karena dia tahu, keempat anak Charlie memperhatikannya dari dalam mobil.
Hingga Darah muncrat di mana-mana saat salah satu dari musuh tadi kini menahan Selena dengan pisau mengarah ke lehernya dari belakang. “Jika kau berani bergerak, dia akan mati.”
“Kalau begitu lakukan saja.” Kata Charlie dengan tenang meski sudah berhasil menghabisi 5 pria dalam waktu singkat.
Brugh! Selena menyikut tukang rusuk pria itu dan memiting tangannya sampai pisau terjatuh dari genggaman nya. Dan saat itulah Charlie menarik pria tadi dari serangan Selena dan mencengkram tengkuk lehernya saat ia siap membenturkan kepala pria tadi ke mobilnya.
“Apa tujuan kalian?” tanya Charlie yang kini ditatap oleh Selena.
“Kami hanya mendapat perintah untuk mencari dan menghabisi setiap wanita yang bersamamu.” Jelas pria itu dengan panik.
Selena terdiam begitu juga dengan Charlie. Sementara Damian dan ketiganya masih diam di dalam mobil dengan jantung yang hampir copot, terutama Alma yang masih kecil.
“Le-lepaskan aku— ”
Bruakk! Bruakk! Bruakk! Bruakk!!!
Empat kali benturan keras di mobil sudah membuat kepala pria tadi berdarah dan tergeletak tak sadarkan diri.
Napas Selena memburu dan menatap tajam ke pria itu. “Bagaimana bisa kau melakukannya di hadapan mereka? kita bisa membicarakannya atau menggiring mereka di tempat lain.” Kata Selena sampai tak peduli dengan ucapan formal nya kepada bosnya barusan.
“Yeah, dan dalam sekejap mereka akan membunuh kita. Membawa pergi mereka dan termasuk dirimu.” Tegas Charlie menatap tajam Selena. “Apa kau tidak mendengar ucapannya tadi? Mereka mengincarmu.”
Charlie menodongkan sebuah pistol ke kepala Selena saat mereka kini berada di balik mobil yang menjadi pembatas antara mereka dan keempat anak angkat tadi.
“Who are you? (Siapa kau)?” tegas Charlie menatap tajam namun tenang.
Selena terdiam, tidak ada senyuman selain tatapan yang penuh harap. “Aku sudah menghentikan semuanya. Tidak ada misi apapun, aku hanya ingin kehidupan yang tenang. Tanpa mencium bau darah. Lagi..” Jelas Selena yang semakin membuat Charlie yakin bahwa dia adalah seorang pembunuh bayaran bernama Seda.
Wanita yang menjadi incaran Jeniffer Jaitly saat ini atas kematian ayahnya. Namun seperti sejak awal, Charlie tak ingin terlibat dalam hal apapun yang tidak menguntungkan baginya.
“Selena!” panggil Alma yang seketika membuat Charlie menurunkan senjatanya secara perlahan dan menoleh ke arah gadis kecil tadi.
Selena tersenyum menatapnya. “Kenapa kau keluar dari mobil?” tanya wanita itu yang masih berdiri, namun pandangannya ke arah Alma.
Anak itu tahu, bahwa Charlie sedang terlihat marah, namun dia mencemaskan Selena. “Mereka pergi. Dan aku mencemaskan mu!” kata Alma terus terang.
Mendengar itu, Selena memejamkan matanya dan menatap ke arah perginya mobil yang dikendarai oleh Damian. “Kita akan mengejar nya.”
“Tidak perlu. Mereka akan diurus oleh Isabelle.” Kata Charlie dengan suara angkuh.
Bersamaan dengan itu, awan yang sejak tadi mendung, kini menurunkan hujan yang mendadak deras sehingga dalam sekejap mereka basah kuyup. Tentu saja Selena langsung membawa masuk Alma ke dalam mobil Charlie sementara pria itu hanya menatap penuh ancaman ke Selena yang juga menatapnya terpaksa.