NovelToon NovelToon
CINTA YANG TERSEMBUNYI

CINTA YANG TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Three Flowers

Pertemuan pertama Alana dengan Randy terjadi secara kebetulan, dimana Alana langsung terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tak disangka - sangka, ternyata Randy adalah pemuda yang dijodohkan dengannya oleh nenek mereka berdua karena persahabatan. Namun saat Randy mengajak Alana berbicara empat mata, pemuda itu mengakui bahwa ia telah memiliki seorang kekasih, dan ia bersedia menikahi Alana hanya karena tak ingin mengecewakan neneknya. Pada akhirnya Alana pun terjebak dalam pernikahan yang semu, yang membuatnya harus menyembunyikan cintanya di balik kisah asmara Randy dan kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Flowers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KUNJUNGAN MENDADAK

Alana masih merenung di kamarnya, terngiang kembali ucapan Friska yang menilai Randy dan Delia adalah pasangan yang serasi. Alana memandangi foto pernikahannya yang terpampang di dinding. Ia menyentuh foto Randy dengan ujung jarinya. Kamu hanyalah mimpi yang tidak boleh dicintai, ujarnya dalam hati. Siapakah korban sesungguhnya dari pernikahan ini? Mungkin Delia? Dia tidak mendapatkan Randy untuk menjadi suaminya, tapi bukankah cinta Randy hanya untuknya? Sedangkan aku mendapatkan segalanya, tapi tidak mendapatkan cinta dari orang yang kucintai, ucap Alana dalam hati. Kemudian Alana teringat saat Randy berjalan keluar rumah dengan Delia setelah berpamitan untuk berangkat ke kantor, mengapa hatinya masih sakit melihat semua itu. Ternyata tidak mudah mengubur perasaannya, karena Randy adalah sosok yang sangat sempurna di mata Alana. Ia sangat tampan, tinggi, lembut dan sangat baik hati. Dan sosok  itu terlihat olehnya hampir setiap hari, memberinya kebaikan setiap saat, namun ia bukanlah miliknya. Kenapa aku begitu serakah? batin Alana. Sejenak ia kembali tersadar akan posisinya dan ia segera meraih bukunya untuk kembali belajar dan berusaha melupakan tentang kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

Sementara itu di kantor, Delia mendesak Randy untuk menaikkan nilai kontraknya yang akhirnya diperpanjang setelah sempat akan diputus oleh nenek Ranita.

"Delia, nilai yang kau ajukan sangat tidak relevan dengan budget perusahaan untuk mengontrak seorang model," tolak Randy.

"Mestinya nenekmu memberiku kompensasi yang sangat besar karena aku telah melepaskanmu untuk menikah dengan orang lain," bantah Delia.

"Kamu tahu kontrakmu memang akan berakhir dan nenek sebenarnya tidak ingin memperpanjang kontrakmu lagi, tapi aku memperjuangkanmu dan berjanji padanya untuk bersikap profesional. Kalau nilai kontrak ini tidak sesuai dengan budget perusahaan maka akan mengundang amarah nenek dan bisa - bisa kontrakmu malah diputus. Kita akan sulit untuk bertemu lagi, sayangku.." jelas Randy.

"Kamu tahu kenapa aku begini, Randy-ku? Itu karena ada orang lain yang merebut posisiku dan menikmati semua fasilitas tanpa batas dari keluargamu. Setiap kali mengingatnya, hatiku terasa sakit. Aku merasa tak ada bedanya dengan orang lain yang menjadi pegawaimu," Delia mulai mengungkap alasannya.

"Maksudmu Alana? Anggap saja dia anak angkat nenekku, maka kamu tidak akan menjadi risau seperti ini," sahut Randy. Suasana menjadi hening. Harga kontrak belum disepakati lagi sehingga Randy belum bisa memberi instruksi kepada pegawainya untuk membuatkan kontrak dengan Delia.

"Bagaimana kalau nilai kontrak itu tetap seperti adanya untuk menjaga profesionalitas, tapi jika kamu memerlukan apa - apa, aku akan mengambilkan dari uang pribadiku," tawar Randy pada kekasihnya. Sontak wajah Delia menjadi ceria dan berseri - seri kembali, "Baiklah, setuju!" sahutnya. Akhirnya kontrak itu dibuatkan dan ditandatangani oleh Delia. Randy pun merasa lega karena ia berhasil menenangkan kembali hati kekasihnya. Ia merasa maklum karena saat ini Delia pasti masih belum terbiasa dengan statusnya yang hanya menjadi kekasih gelapnya, sehingga ia menjadi sering kecewa dan merajuk.

Hari itu berlalu dengan cepat, tidak terasa waktu sudah berganti malam. Randy pulang ke rumah dan kembali memasuki ruang kerjanya yang kini juga menjadi kamar tidurnya. Ia melanjutkan pekerjaannya sebentar, lalu bersiap untuk tidur. Saat ia hendak memejamkan mata, tiba - tiba terdengar suara mobil di luar rumah. Siapa yang datang malam - malam begini? pikir Randy. Ia segera menuju ke jendela kamar untuk melihat siapa yang datang.

"Nenek?" gumam Randy saat melihat sosok nenek Ranita datang dengan langkah tergesa - gesa memasuki rumah. Bibi Senior tampak tergopoh - gopoh mengikutinya dengan wajah cemas. Randy segera keluar dari ruang kerjanya untuk menyambut neneknya itu.

"Nenek, kenapa datang selarut ini, kenapa tidak besok pagi saja?" tanya Randy. Wajah nenek Ranita tampak marah, membuat Randy terheran - heran.

"Kenapa jalang itu datang kemari?' hardik nenek Ranita pada Randy. Pemuda itu langsung terkejut, perasaannya menjadi tidak enak.

"Maksud nenek, Delia?" tanyanya.

"Ya, benar.. baguslah kamu segera paham siapa yang kumaksud," sahut nenek dengan wajah sinis.

"Nenek tahu dari siapa kalau dia datang kemari?" tanya Randy.

"Tidak penting tahu dari siapa, sekarang juga jelaskan pada nenek!" perintah nenek Ranita dengan nada tinggi. Randy menghela nafas, lalu berusaha menjelaskan dengan tenang, "Dia dari bandara mampir, mau bernegosiasi kontrak denganku sebelum menandatangani kontrak di kantor. Itu saja, nek.."

"Dasar jalang, kenapa harus bernegosiasi dahulu denganmu, bukankah nilai kontraknya sudah jelas? Apakah ia meminta lebih? Lagipula siapa yang mengijinkan dia menginjakkan kaki di rumah ini?" omel nenek Ranita.

"Maaf, Nyonya.. saya yang membukakan pintu," ujar Bibi Senior dengan suara bergetar. Dalam hatinya bingung siapa yang memberitahukan hal itu pada Nyonya besarnya, sedangkan ia merasa tidak jadi melakukannya karena dilarang oleh Alana.

"Sudah jangan ikut - ikut, bukan itu yang kumaksud, Mei.." potong nenek Ranita pada wanita gemuk yang akrab dipanggilnya Mei itu. Ia adalah salah satu pelayan setianya dan paling lama mengabdi di rumah itu. Bibi Senior mengangguk lalu segera pamit dan masuk ke belakang rumah.

Sementara itu dari dalam kamarnya, Alana mendengar samar - samar suara nenek Ranita. Gadis itu pun segera beranjak dari tempat tidurnya, hendak menuju ke arah asal suara.

"Lalu kenapa pula kamu membeli ranjang baru dan meletakkan di ruang kerjamu?" tanya nenek Ranita sambil berjalan cepat ke ruang kerja Randy. Randy mengikutinya dengan perasaan cemas. Alana yang mendengar hal itu segera menghentikan langkahnya dan berpikir cepat untuk mencari alasan. Tiba - tiba ia berlari kembali ke kamarnya dan mengobrak abrik sejumlah buku di atas ranjangnya hingga memenuhi ranjang itu. Kemudian ia segera berjalan ke ruang kerja Randy, untuk menemui nenek Ranita.

"Nenek.." sapanya dengan ramah seolah tidak terjadi apa - apa.

"Alana, bagaimana keadaanmu, nak? Apakah benar suamimu tidak menemanimu tidur di kamar kalian?" tanya nenek Ranita sambil menoleh ke arah Alana.

"Eh, bukan begitu, nek," sahut Alana, "tapi mungkin Randy melihat aku sering ketiduran di ranjang dengan buku bertumpuk di sekelilingku, jadi dia tidak bisa tidur di situ,"

"Iya, itu benar, nek.. " sahut Randy bersemangat karena ia mendapatkan alibinya.

Nenek Ranita tidak menjawab, kali ini wanita tua yang masih tampak energik itu berjalan menuju ke kamar utama, kamar yang dulu ditempati Randy sebelum menikah dan setelah menikah interiornya ditata sedemikian rupa agar cocok untuk pasangan suami istri. Tampak buku - buku berserakan di atas ranjang. Randy menahan senyum.

"Kamu seharusnya merapikannya, Alana," nasihat nenek Ranita sambil menggeleng - gelengkan kepalanya, "suamimu kan sudah capek sepulang kerja ingin tidur di tempat yang bersih dan nyaman. Kalau seperti ini, dia jadi tidur di tempat lain, kan?"

"Maafkan Alana, nenek.." ucap Alana sambil menundukkan kepalanya.

"Sudahlah, nek... aku tidak apa - apa," ujar Randy, "Alana kan sedang ngebut belajarnya agar lulus ujian masuk perguruan tinggi,"

Akhirnya nenek Ranita mau mengerti dan kembali ke ruang keluarga. Randy memintanya untuk segera beristirahat karena hari sudah larut malam. Dan dengan terpaksa pula pasangan pengantin baru itu masuk ke kamar utama bersama.

"Terimakasih, Alana.. kamu cepat tanggap juga," ujar Randy pada Alana yang kini sedang sibuk membereskan buku - bukunya.

"Sama - sama, Randy. Aku takut sekali kalau kita ketahuan pisah ranjang," sahut Alana.

"Tapi bagaimana nenek bisa tahu kalau Delia datang kemari, ya?" tanya Randy. Alana lantas menceritakan kejadian tadi pagi di dapur.

"Kalau Bibi Senior biasanya bisa diberitahu, jadi kemungkinannya adalah pelayan baru itu," ujar Randy, "aku akan menanyainya besok."

Alana mengangguk. Ranjangnya sudah ia rapikan. Ia melirik Randy, bingung akan melakukan apa.

"Ayo, tidur bersama di sini," ajak Randy, "gawat kalau nenek tiba - tiba masuk kemari untuk memeriksa,"

"Tapi kan dikunci," potong Alana.

"Ada kunci serepnya, Alana.." Randy dengan cepat naik ke atas ranjang.

"Oh, baiklah.." Alana mengikutinya dan segera merebahkan diri sambil menghadap ke arah yang lain dan memeluk gulingnya.

Malam itu matanya sulit terpejam, jantungnya berdetak kencang. Ini adalah pertama kalinya mereka tidur seranjang sejak menjadi pengantin baru. Bodoh, Alana... kenapa jadi salah tingkah? ujarnya sambil merutuki diri sendiri. Sementara Randy begitu cepat sekali terlelap karena ia sudah sangat mengantuk.

1
Siswanto Sun
Alur ceritanya rapi...kisahnya bergulir tertata.. membuat pembaca ingin terus mengetahui kisah selanjutnya... berharap happy ending tuk semua tokohnya kecuali tuk tokoh jahatnya tentunya
manda atha
lanjutt plss
Maria Luisa
Aku geram banget sama si antagonis di cerita ini, tapi itu membuatku ga bisa berhenti baca!
Vanne Mcguire
Gila seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!