Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ¹⁹ - one year later
Rifan agak sedikit menyesal sudah memblokir nomor Alisha. Akan tetapi dia tak punya pilihan lain. Mungkin saja dengan cara itu dirinya bisa melupakan Alisha.
"Aku punya banyak kerjaan di sini. Aku pasti bisa melupakannya," gumam Rifan. Dia mencoba tidak memperdulikan ucapan Alisha di telepon tadi. Walau dari lubuk hati terdalamnya, dirinya sedikit cemas dengan hal tersebut.
"Nggak mungkin juga Alisha nekat ke sini mencariku kan? Jika dia melakukannya, dia harus dibawa ke rumah sakit jiwa," ucap Rifan. Dia memasukkan pakaiannya ke dalam lemari.
Hari demi hari berlalu. Rifan sudah bersekolah. Dia sengaja menyibukkan diri dengan belajar, sekolah, dan berkebun. Kadang-kadang Rifan bahkan membantu neneknya memasak di dapur.
Kakek dan neneknya Rifan sangat senang dengan kehadiran lelaki tersebut bersama mereka. Karena kerajinannya, sosok Rifan jadi terkenal di desa. Terutama untuk para kaum hawa. Terlebih Rifan memang memiliki paras yang tampan.
Tak terasa satu tahun terlewat. Rifan kini sudah kelas tiga SMA. Sebentar lagi dia akan lulus. Hal serupa juga tentu dialami oleh Alisha.
Rifan tak menyangka satu tahun sudah berlalu. Dia sebenarnya merasa lega saat mengetahui kalau Alisha tidak pernah menemuinya lagi, dan dirinya berharap akan terus begitu.
Rifan yang sempat berharap Alisha akan menemuinya, kini sudah tak berharap lagi.
"Nek! Aku pergi ke ladang bantu kakek ya!" pekik Rifan.
"Iya, Fan! Hati-hati," sahut Dijah yang sedang sibuk menyapu halaman rumah depan. Ia juga tak lupa menata bunga-bunganya yang ditanam rapi di dalam pot.
Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di tepi jalan tepat di depan rumah neneknya Rifan. Meskipun begitu, mobil itu tidak masuk sampai halaman rumah.
Kening Dijah yang keriput mengernyit. Matanya menyipit saat melihat sosok perempuan yang keluar dari mobil.
Seketika senyuman mengembang di wajah Dijah saat melihat betapa cantiknya wajah perempuan tersebut. Seorang wanita tua sepertinya saja terpesona, apalagi para lelaki.
"Apa benar ini rumahnya Rifan, Nek? Aku Alisha. Teman sekolahnya Rifan pas di kota. Kebetulan aku ada urusan di sini. Jadi mau sekalian mampir dan ketemu Rifan."
Ya, perempuan yang dilihat Dijah sekarang adalah Alisha. Kedatangan cewek itu disambut baik sekali oleh Dijah.
"Benar sekali, Nak. Ini rumah Rifan. Tapi dia lagi di ladang bantu kakeknya. Ayo masuk, Nak. Ya ampun, Nenek nggak nyangka Rifan punya teman secantik kamu," kata Dijah.
"Makasih, Nek. Aku parkirkan dulu mobilnya ya," ujar Alisha. Ia segera memasukkan mobil ke halaman rumah. Selanjutnya, Dijah mengajaknya untuk minum teh.
Alisha mengatakan kalau dirinya berminat menginap di sana selama beberapa hari. Mendengar itu, Dijah sama sekali tidak keberatan.
"Sebentar ya! Biar Nenek siapkan kamarnya dulu," kata Dijah.
"Aku bantu ya, Nek!" tawar Alisha.
"Ya ampun, nggak usah. Tidak usah repot-repot," sahut Dijah.
"Aku loh yang ngerepotin Nenek. Santai aja, Nek. Aku udah biasa begini kok," ucap Alisha.
"Ya udah. Ayo ikut Nenek ke kamar!" ajak Dijah.
"Kami pulang, Nek!"
Bersamaan dengan itu, Rifan dan kakeknya pulang dari ladang. Dijah lantas menyuruh Alisha duduk kembali. Dia katanya akan memanggilkan Rifan.
Alisha tak kuasa menahan senyum senang. Dia sudah tak sabar ingin melihat reaksi Rifan. Sejenak ia menyesap teh hangat buatan Dijah dengan elegan.
Kematian, kelahiran, rezeki, nasib, hingga jodoh itu semua telah ditetapkan sebelumnya dalam garis takdir manusia dan tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah SWT...✌️
Ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya sejak zaman manusia diciptakan, meliputi baik dan buruk nasib, hingga bagaimana hidup dan matinya manusia.
Jadi dapat dikatakan bahwa apa yang akan, sedang dan sudah terjadi di hidup manusia itu semuanya sebenarnya sudah digariskan oleh Allah SWT...🤫
Pada akhirnya menyesal karena telah menyia²kn org yg dgn tulus mencintaimu apa adanya...😥😰
Terlebih jika kalian tidak dapat bersama karena beragam alasan tertentu. Misalnya saja karena perbedaan ataupun masalah lainnya yang akhirnya membuat kalian memutuskan pergi ke jalan masing-masing.
Namun sekali lagi keadaan menuntut kalian agar satu sama lain benar-benar mengikhlaskan karena tak bisa bersama.
Ketika kamu sudah bisa merelakan segala sesuatu yang kamu senangi, di situlah kamu sudah belajar ikhlas.
Belajar untuk merelakan dan ikhlas akan membuatmu lebih dewasa dan mampu kembali menatap masa depan tanpa beban masa lalu...🤧😭