Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hera
Seorang gadis berambut ikal sepunggung, sedang mengeluh menahan sakit dan lemah. Ia selalu sesak bernafas, dan punggung bagian kirinya merasa berdenyut, disertai rasa pegal yang cukup menyiksanya.
Gadis berusia dua puluh tahun dan putus sekolah itu, mencoba datang ke rumah dinas Tommy untuk memeriksakan dirinya.
Kulitnya yang eksotis, membuatnya terlihat sangat manis. Wajahnya bujur sirih, dengan hidung yang bangir dan bibir sedikit tebal pada bagian bawah, dan terdapat belahan samar, yang semakin membuatnya sangat berbeda..
Wajahnya tidak secantik Milea yang memiliki kulit putih bersih, dan juga halus. Namun, Hera tidak membosankan jika dipandang. Ia memiliki pesona dan daya tariknya sendiri.
Sementara itu, orang-orang masih terus saja memperbincangkan tentang kesaktian yang dimiliki oleh Milea, dan jika dilihat dari umur, maka Hera dan gadis itu tampak sebaya.
Hera mengayuh sepedanya menuju rumah Dinas yang berjarak sekitar dua ratus meter dari rumahnya. Dadanya semakin sakit jika ia tarik untuk bernafas. Terkadang ia harus meringis jika hanya untuk mengambil satu tarikan nafas saja.
Setelah menit berikutnya, gadis itu tiba ditempat yang ditujunya.
Ia menghentikan sepedanya. Lalu meletakkannya begitu saja dihalaman depan rumah dinas. Ia mempercepat langkahnya, dan menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa.
Kemudian, sang gadis manis memanggil Petugas Kesehatan yang baru saja bertugas beberapa hari didesa tempatnya tinggal.
"Apakah ada orang?" ucapnya dengan nada sedikit tinggi, sebab ia sudah tidak lagi dapat menahan rasa sakitnya.
Tommy yang berada dikamarnya, dan sedang mengakses jaringan internet melalui opsi wifi yang dirancang untuk daerah dengan sinyal terbatas, berupa modem wifi portable atau layanan internet berbasis satelit. Modem wifi portable, sering disebut MiFi.
"Ya, masuk." Tommy menutup layar ponselnya. Ia sedang mencari informasi tentang cara pengobatan alternatif yang dilakukan oleh gadis cantik itu, dan ia mendapatkan informasinya jika semua itu hanya trik belaka.
Pria yang biasa hidup dikota metropolitan dengan gemerlapnya dunia modern, mencoba menepis apa yang sudah hampir dipercayainya.
Akan tetapi, ia harus dapat menghargai akar budaya yang ada didaerah tersebut. Meskipun ia masih belum dapat menemukan penjelasan yang lebih ilmiah tentang praktik itu, yang mana dilakukan oleh seorang wanita yang masih sangat muda.
Ia meletakkan ponselnya diatas meja, bersama beberapa alat medis lainnya.
Terlihat seorang gadis berwajah manis berdiri diambang pintu, menatapnya dengan intens.
Tommy terkesima. Bukan tanpa sebab, gadis itu sangat manis. Tanpa make up ataupun riasan yang dibutuhkan oleh para wanita pada umumnya. "Apakah, Nona yang ingin berobat?" tanyanya dengan nada sopan. Ia mulai mempelajari tata cara panggilan untuk wanita muda didaerah ini.
Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Bu, yang akan periksa beta--kah?" tanyanya dengan ragu. Sebab ia melihat, jika pria itu berbeda dari para petugas Medis yang sudah bergonta-ganti didesanya.
Tommy terlihat lebih tampan dimatanya, dan berpenampilan kalem, dan bahkan ia tidak tahu status pria itu sebenarnya.
Jika mereka mengetahui ia sudah menjadi seorang duda dengan seorang puteri berusia dua puluh tahun, dan seumuran dengannya, mungkin ia akan syok. Sebab wajah pria itu terlihat masih sangat muda dan perkiraannya hanya sekitar tiga puluh tahun saja, atau mungkin dua puluh lima tahunan.
(Bu\= Panggilan wanita kepada pria. Biasa untuk istri kepada suami. Tetapi bisa juga untuk umum. Atau bahasa umumnya, Mas, Kang, Bang,)
"Iya, Nona. Saya yang akan memeriksamu. Bisakah nona ceritakan keluhan apa saja yang saat ini sedang dialami?" Tommy mengambil laptopnya. Lalu menyambungkan pada modem Wifi Portablenya. Kemudian, ia mengisi table keluhan pada pasien yang akan diperiksanya.
"Silahkan duduk dikursi yang itu, Nona." tunjuk Tommy pada sang gadis.
Wanita muda itu menurut lalu duduk dikursi kosong berbahan plastik dengan warna hijau, lalu mulai menceritakan keluhannya.
"Beta ada merasakan nyeri pada punggung kiri, dan juga pada bagian dada. Jika bernafas, rasanya itu sangat sakit sekali." keluhnya pada Tommy.
"Baik Nona, saya sudah mencatatnya. Dan sebutkan nama, Nona, serta KTP yang sebagai pelengkapnya," Tommy menimpali.
"Beta tidak membawa KTP," jawabnya polos.
Tommy terdiam sejenak. Mencoba mencari solusinya. "Nanti tolong diantar kemari, ya. Biar saya periksa terlebih dahulu." Tommy beranjak dari tempatnya, lalu menuju kw ranjang pasien.
"Kemari, Nona. Berbaringlah, saya akan memeriksanya," Ia berusaha bersikap sesopan mungkin, dan tidak ingin ada anggapan negatif tentang dirinya.
Saat bersamaan, seekor Cicak bermata merah sedang memantaunya dari atas galangan rumah. Tatapannya sangat tajam, ia memperlihatkan ketidaksukaannya pada sang gadis, apalgi tatapan Tommy terlihat berbeda saat memandang wajah Hera.
Hera berbaring diatas ranjang, dan Tommy mulai memeriksanya dengan menggunakan stetoskop untuk memeriksa detak jantungnya. Pria itu juga melekatkan alat pemeriksa tekanan darah digital untuk melihat tekanan darah pada lengan sang gadis.
Hal itu semakin membuat amarah pada seekor Cicak yang sedang bertengger diatas galangan rumah. Lidah menjulur, seolah ingin menelan sang gadis muda, andai saja Hera adalah seekor nyamuk.
Semuanya terlihat normal. Namun ia memiliki diagnosa sendiri untuk keluhan sang gadis.
"Apakah Nona sulit tidur dan begadang?" tanyanya dengan serius.
"Ya, Beta sering sulit tidur akhir-akhir ini. Merasa ada yang selalu memperhatikan," jelasnyanya dengan mata yang terlihat cekung, terlihat jika ia memang tidak tidur semalaman.
"Itu penyebabnya." Tommy melepaskan alat medisnya, lalu kembali ke meja kerjanya. Sedangkan Hera beranjak dari ranjang, dan duduk dikursi pasien.
"Nona mengalami gangguan tidur karena terlalu banyak fikiran dan cemas. Sulit tidur membuat kerja jantung lebih berat, dan itu yang sebabnya rasa nyeri pada dada dan bagian punggung. Hal itu disebabkan oleh pelepasan hormon stres yang dapat memperburuk kerusakan pada pembuluh darah." Tommy menuliskan obat yang dibutuhkan pada layar laptopnya, lalu mulai meraciknya.
Setelah memberikan obat, Ia menatap pada Hera sejenak, sungguh gadis yang manis, dan ia tak dapat memungkirinya.
"Jangan lupa istirahat, Nona, dan minum obatnya sesuai resep. Serta bawa KTP kemari, ya," pesan Tommy.
"Beta akan ingat pesan, Bu. Beta pamit pulang." ucapnya dengan sopan, lalu beranjak pergi
Tommy menganggukkan kepalanya, lalu mengulas senyum manis pada sang gadis.
Hal itu membuat Hera salah tingkah. Maklum saja, di desanya jarang ditemui pria berkulit bersih dan putih seperti Tommy, dan wajahnya juga menarik untuk dipertimbangkan.
Hera beranjak keluar. Ia mengulas senyum simpul, dan kembali menaiki sepedanya, untuk menuju pulang.
Pertemuannya dengan Tommy membuat rasa bahagia dihatinya, ia seolah mendapatkan mood booster, dan mempercepat penyembuhannya, sebab merasa tersugesti oleh sang Dokter.
Ia mempercepat kayuhan sepedanya. Sepertinya ia tidak keberatan jika harus kembali lagi ke Rumah Dinas itu.
Hingga akhirnya ia harus melakukan pengereman mendadak, sebab sesuatu melintas dari arah depan jalannya.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣