Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama Ayunda sudah terbiasa bekerja. Dulu pulang sekolah dia membantu sang ibu yang membuka usaha warung kopi. Ayunda juga pernah ikut membantu ibunya bekerja sebagai buruh cuci dari rumah ke rumah.
Berbagai macam pekerjaan pernah dia lakoni bersama sang ibu. Sampai keadaan ibunya yang semakin berumur dan sering sakit-sakitan memilih untuk membuat kue-kue tradisional dan menjualnya di pasar.
Bekerja di bagian laundry bukanlah hal yang sulit untuk Ayunda. Baru satu hari bekerja dia
sudah bisa menguasai pekerjaannya itu. Membersihkan handuk, selimut, seprei dan sarung bantal dengan mesin dan membubuhkan deterjen sesuai takaran. Setelah itu mengeringkannya dan kemudian menyetrika dan menyimpan pada tempat yang sudah di sediakan.
Ayunda pulang pada pukul delapan malam dengan menggunakan ojek online. Namun sebelum itu Ayunda mampir dulu membeli makan malam untuk dirinya.
Setelah makan dan membersihkan diri. Ayunda membuka dompet kecilnya yang biasa tempat ia menyimpan uang.
"Huh, ini tidak akan cukup sampai bulan depan." gumam Ayunda setelah menghitung uangnya.
Ayunda kemudian terpikir untuk membuat kue seperti biasanya. Sudah hampir dua minggu dia tidak membuat kue, sejak ibunya masuk rumah sakit.
Dengan menjual kue, setidaknya Ayunda bisa mendapatkan uang untuk transportasinya sehari-hari dari keuntungan berjualan kue.
Kemudian Ayunda pergi ke dapur untuk melihat apakah di apartemen ini ada peralatan untuk membuat. Mungkin kukusan atau wajan.
Ayunda tersenyum melihat dapur yang kecil itu ternyata memiliki peralatan masak yang lengkap. Bahkan mixer dan oven juga ada. Tapi sayang di kulkasnya hanya ada beberapa botol air mineral dan soft drink saja. Tidak ada bahan makanan yang lain.
Waktu sekarang masih pukul sembilan malam, Ayunda bergegas ke minimarket untuk mencari bahan-bahan untuk membuat kue besok.
*
Saat ini Revan berada di sebuah club bersama dengan beberapa orang temannya. Meski nongkrong di club tapi Revan tidak pernah mabuk. Dia hanya menghargai ajakan teman-temannya.
"Apa kau menyukai wanita itu ?" tanya Yudi kepada Revan.
Yudi adalah teman Revan yang bekerja sebagai manajer di hotel Velvet milik Revan.
"Wanita yang mana ?" tanya Revan sambil menatap tidak suka pada temannya itu.
"Ayunda." jawab Yudi.
Sejak mengenal Revan, Yudi belum pernah melihat temannya itu membicarakan atau membantu seorang wanita. Karena itu Yudi menyimpulkan jika temannya yang dingin itu menyukai Ayunda.
"Dia mahasiswa ku." kata Revan menjelaskan hubungan antara dia dan Ayunda.
Hanya sebatas dosen dan mahasiswa.
"Tapi dia tetap seorang wanita, kan ?" kata Yudi lagi menggoda Revan.
Revan menatap tidak suka pada Yudi. Revan benci ketika membahas tentang wanita. Makhluk hidup yang paling aneh.
Wanita ketika di puji cantik katanya bohong. Di bilang tidak cantik katanya menghina. Ketika di cintai dengan sepenuh hati katanya posesif. Di cuekin katanya tidak sayang. Ketika di bujuk di bilang gombal, kalau di biarkan katanya sudah punya wanita lain. Aneh bukan?
Dan Revan sungguh tidak punya waktu untuk meladeni sikap aneh itu.
Karena itulah sampai usia dua puluh delapan tahun Revan tidak pernah menyukai wanita manapun. Apa lagi untuk berpacaran. Meski banyak wanita-wanita yang terang-terangan mengatakan cinta padanya, namun Revan hanya menatap dingin wanita-wanita itu.
Mungkin dari sanalah gosip tentang Revan seorang pria impoten muncul.
"Re, kamu normal kan ?"
Revan langsung menatap pada Yudi ketika mendengar pertanyaan dari temannya itu. Sehingga membuat Yudi tidak enak hati.
"Em maksud ku, jika kau memiliki masalah dengan itu aku punya kenalan dokter yang ahli di bidang itu."
Revan menatap semakin tidak suka mendengar saran dari Yudi.
"Tenang saja, dia selalu merahasiakan data tentang pasiennya." kata Yudi lagi yang membuat Revan langsung pergi meninggalkannya.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya