NovelToon NovelToon
Zero Point Survival

Zero Point Survival

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / PUBG / Perperangan / Game
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yudhi Angga

Rangga, seorang pria biasa yang berjuang dengan kemiskinan dan pekerjaan serabutan, menemukan secercah harapan di dunia virtual Zero Point Survival. Di balik kemampuannya sebagai sniper yang tak terduga, ia bercita-cita meraih hadiah fantastis dari turnamen online, sebuah kesempatan untuk mengubah nasibnya. Namun, yang paling tak terduga adalah kedekatannya dengan Teteh Bandung. Aisha, seorang selebgram dan live streamer cantik dari Bandung, yang perlahan mulai melihat lebih dari sekadar skill bermain game.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Angga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14: Api Cemburu dan Bisikan Harapan

Warung sate padang itu ramai, dipenuhi hiruk-pikuk suara dan aroma daging bakar yang menggoda. Rangga duduk canggung di bangku kayu, berhadapan dengan Aisha. Ia memegang garpu, mencoba terlihat normal, namun otaknya sibuk memproses situasi. Tatapan Aisha yang ramah dan senyumnya yang sering tersungging, entah kenapa, terasa berbeda malam itu. Ada kilatan-kilatan di matanya yang membuat Rangga salah tingkah.

"Wah, ini sate emang juara!" Aisha berseru, gigih menikmati makanannya. "Kamu jarang makan di luar ya, Ren?"

Rangga menelan ludah. "Uhm... iya, Teteh Aisha. Biasanya... makan di kosan aja."

Aisha menatapnya lekat, senyumnya sedikit melunak. "Jangan begitu terus, Ren. Kamu kan sekarang sudah beda. Sudah jadi pro player, lho." Ada nada perhatian dalam suaranya yang membuat jantung Rangga berdesir. Ia merasa Aisha seperti sedang menggoda, atau mungkin... memang ada ketertarikan?

Melihat Aisha yang begitu percaya diri, bahkan saat melahap sate dengan lahap, Rangga merasa semakin minder. Di benaknya, ia terus mengulang-ulang pertanyaan yang menghantuinya: Bagaimana mungkin seorang selebgram seperti Aisha bisa tertarik padaku? Aku cuma Rangga, pria miskin yang kerjanya serabutan, belum pernah punya pacar, bahkan belum pernah merasakan makan sate padang seenak ini di luar. Rasa malu akan dirinya yang asli, akan kehidupannya yang sederhana, semakin menggerogoti. Ketenaran Ren di dunia virtual seakan berbanding terbalik dengan kecanggungan Rangga di dunia nyata. Rasa kacau itu membuat sate di hadapannya terasa hambar.

Tiba-tiba, di tengah lamunan Rangga yang menggebu-gebu, Aisha meletakkan garpunya. "Ren," katanya, suaranya kini kembali fokus pada hal profesional, membuat Rangga tersentak kaget. "Ada satu hal penting yang kamu harus ganti, sekarang juga."

Rangga menatapnya bingung. "Apa itu, Teteh Aisha?"

Aisha menunjuk ponsel butut Rangga yang tergeletak di meja. "Itu handphone kamu! Itu sudah tidak layak. Kamu harus punya smartphone yang bagus, bahkan harus kelas flagship."

Rangga terperangah. "Tapi... kenapa, Teteh Aisha?"

"Dengar, Ren," Aisha menjelaskan, nada suaranya dominan. "Ketenaranmu sekarang ada di media sosial. Orang-orang akan mencari tahu tentangmu, ingin tahu kegiatanmu, interaksimu. Kamu butuh handphone yang bisa mengambil foto dan video berkualitas tinggi, buat story, live update di Instagram, dan lain-lain. Itu penting untuk mempertahankan engagement dengan followersmu. Dari situlah uang akan datang, bukan cuma dari streaming."

Rangga masih ragu. "Tapi... aku tidak mengerti cara kerjanya endorsement itu, Teteh Aisha."

Aisha tersenyum licik. "Itu gampang. Banyak brand yang sekarang mengincar gamer terkenal sepertimu. Aku akan ajarkan cara melihat tawaran endorsement, bagaimana negosiasinya, dan bagaimana membuat konten yang menarik bagi brand. Misalnya, kamu bisa unboxing gaming gear baru dari sponsormu, atau merekam daily life kamu yang berkaitan dengan gaming. Itu semua butuh handphone yang bagus."

Rangga mendengarkan dengan seksama. Kata-kata Aisha seperti membuka gerbang baru dalam pikirannya. Selama ini ia hanya tahu dunia game, tanpa memahami bisnis di baliknya. Aisha, dengan pengalaman dan dominasinya, menunjukkan jalan itu kepadanya.

Setelah selesai makan, Aisha mengantar Rangga pulang dengan motornya. Perjalanan kembali terasa sama canggungnya. Rangga masih merasakan tatapan-tatapan orang yang melirik mereka, memperkuat rasa minder di samping aura selebriti Aisha. Ia merasa kontras sekali, seperti dua dunia yang bertemu namun tidak menyatu.

Sesampainya di depan kosan Rangga, Aisha melepas helmnya. "Oke, Ren," katanya sambil tersenyum. "Malam ini kita langsung praktik, ya. Nanti malam aku akan live stream juga di rumahku. Kamu siapkan setup-mu, dan kita akan mabar (main bareng) sambil live stream bareng. Anggap saja ini sesi latihan perdanaku untuk streaming denganmu."

Rangga mengangguk, merasa sebagian dirinya bersemangat untuk tantangan baru ini, namun sebagian lainnya masih bersembunyi di balik bayangan kecanggungan dan rasa malu. Ia tahu ini adalah langkah besar, namun ia masih harus berjuang untuk benar-benar menerima dirinya sebagai "Ren" di dunia nyata.

1
angin kelana
awalnya blom tau menarik atw enggak lanjut aja cusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!