[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
"Aku bukanlah siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"
"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"
Season 1 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS
Season 2 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS 2
Jangan lupa dukungannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch- 14. Melenyapkan Segel.
Ch- 14. Melenyapkan Segel.
Tidak lama kemudian, bayangan Ming Xuan datang menghampiri mereka berdua, dengan membawa seekor rusa yang sangat besar serta beberapa buah segar. Pada saat yang bersamaan, ketiga bawahan Ming Xuan juga telah sampai di sana, mereka kemudian menyampaikan bahwa tugas yang diberikan oleh Ming Xuan sudah mereka selesaikan dengan sangat baik.
Sebenarnya yang mereka lakukan tidak sesuai dengan perintah Ming Xuan, tapi bukan berarti mereka tidak melakukan tugas dari Ming Xuan, bahkan yang mereka lakukan jauh lebih parah dibandingkan dengan tugas yang diberikan oleh Ming Xuan. Sebelumnya, Ming Xuan hanya menugaskan mereka untuk menghancurkan singgasana dan mengosongkan gudang harta, tapi yang mereka lakukan adalah, benar-benar menghancurkan istana kerajaan dewa petir.
Ming Xuan nampak tercengang ketika mendengar cerita ketiga bawahannya, karena ia benar-benar tidak menyangka bahwa mereka bertiga bisa melakukan hal seperti itu, padahal ia tidak pernah meminta mereka untuk menghancurkan istana dewa petir. Tapi di sisi lain, Ming Xuan juga merasa bangga kepada tiga bawahannya, karena mereka benar-benar bisa diandalkan.
"Tuan, apa kami telah melakukan kesalahan?" tanya Yin Lin, ia memberanikan diri untuk bertanya, karena setelah mereka bercerita, Ming Xuan tidak mengatakan apapun.
"Hahahaha! Kalian tidak melakukan kesalahan apapun, justru yang kalian lakukan sangat patut untuk diberi penghargaan!" jawab Ming Xuan, ia benar-benar sangat senang mendengar berita kehancuran istana dewa petir.
"Terima kasih, tuan" jawab ketiganya serempak.
"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Lebih baik kalian cari kayu bakar dan bersihkan rusa ini" ucap Ming Xuan.
"Baik tuan!" jawab mereka bertiga serempak, kemudian pergi mencari kayu bakar dan membersihkan rusa tersebut.
Dua puluh menit kemudian, mereka bertiga akhirnya kembali lagi ke tempat tersebut, tentunya dengan kayu bakar dan rusa yang telah dibersihkan, lalu setelah itu, Ming Xuan menyalakan api unggun dan membakar daging rusa tersebut. Pada awalnya, mereka bertiga lah yang ingin membakar daging rusa tersebut, namun Ming Xuan menolak dan lebih memilih untuk membakarnya sendiri. Lalu setelah daging tersebut matang, mereka berlima akhirnya makan bersama-sama.
Setelah selesai makan, Ming Xuan kemudian menceritakan tentang segel yang berada di dalam tubuh Qiao Ning kepada ketiga bawahannya, lalu Ming Xuan juga mengatakan jika ia ingin menghilangkan segel itu sesegera mungkin, agar keadaan Qiao Ning kembali seperti semula lagi. Selain itu, Ming Xuan juga mengatakan tentang resiko yang mungkin saja akan terjadi saat menghilangkan segel tersebut, jadi untuk mengantisipasi resiko tersebut ia membutuhkan bantuan ketiga bawahannya.
"Maaf tuan, tapi resiko seperti apa yang tuan maksud?" tanya Yan Luo Wang.
"Pertama, segel itu langsung terhubung dengan dewa petir, jadi saat segel itu keluar atau menghilang dari tubuh Qiao Ning, maka dewa petir akan langsung mengetahuinya. Kedua, akan ada kemungkinan bahwa segel tersebut akan berdampak pada kultivasi Qiao Ning."
"Ketiga, segel ini sebenarnya juga membantu Qiao Ning untuk menahan tekanan energi di daratan suci, jadi saat segelnya menghilang, kemungkinan Qiao Ning tidak akan bisa bertahan dari tekanan tersebut. Dan yang terakhir, kemungkinan terburuknya adalah kami berdua akan terluka parah" jawab Ming Xuan.
"Cihh! Dasar dewa sialan!" ujar Yan Luo Wang kesal.
"Sudahlah, sekarang aku ingin kalian mengalirkan energi spiritual kedalam tubuh Qiao Ning" ucap Ming Xuan.
"Baik tuan!" jawab ketiganya serempak.
Sebelum itu, Ming Xuan meminta Yufei untuk menciptakan formasi pelindung, agar saat segelnya menghilang nanti, energi di daratan suci tidak menyakiti Qiao Ning, lalu setelah itu, barulah mereka bertiga duduk mengelilingi Qiao Ning dan langsung mengalirkan energi spiritual kedalam tubuhnya, sementara Ming Xuan, ia mengaktifkan segel petir surga di tangan kanannya untuk menyerap energi kekuatan petir di dalam tubuh Qiao Ning.
Sebenarnya, segel yang ditanamkan di dalam tubuh Qiao Ning tidak bisa dikatakan sebagai segel, karena segel itu hanyalah energi kekuatan petir milik dewa petir itu sendiri, yang ia gunakan untuk menahan kekuatan petir surga agar tidak keluar dari tubuh Qiao Ning, atau bisa dikatakan sebagai penghalang bagi Qiao Ning untuk menggunakan kekuatan petir surga.
Akan tetapi, hal tersebut juga berdampak pada energi spiritual Qiao Ning, sehingga ia benar-benar tidak bisa menggunakan energi spiritualnya sama sekali, bahkan kultivasi Qiao Ning tidak pernah meningkat lagi karena energi petir tersebut, padahal energi alam yang ia serap tetap masuk ke tubuhnya, tapi energi tersebut seolah menghilang begitu saja.
Tidak lama kemudian, segel petir surga yang berada di tangan kanan Ming Xuan mengeluarkan cahaya terang, bersamaan dengan itu, segel tersebut juga mulai menyerap energi petir di dalam tubuh Qiao Ning secara perlahan-lahan. Tidak hanya itu saja, kekuatan petir surga di dalam tubuh Qiao Ning juga bergejolak karena merespon segel petir surga di tangan Ming Xuan.
Setelah memakan waktu yang cukup lama, seluruh energi petir yang berada di dalam tubuh Qiao Ning berhasil dikeluarkan, tapi sayangnya, energi petir tersebut tidak bisa diserap oleh Ming Xuan, karena energinya sangat berlawanan dengan kekuatan petir surga, bahkan energi petir tersebut langsung musnah ketika keluar dari tubuh Qiao Ning.
Wushh!
Boom!
Boom!
Boom!
Pada saat yang bersamaan, suara ledakan teredam juga terdengar terus-menerus dari dalam tubuh Qiao Ning, yang menandakan jika kultivasinya telah meningkat. Peningkatan kultivasi Qiao Ning terjadi karena hilangnya penghalang di dalam tubuhnya, alasan lainnya adalah karena energi spiritual yang ia kumpulkan selama ini sudah sangat banyak.
Sejak dipenjara oleh dewa petir, Qiao Ning sering kali menghabiskan waktunya dengan berkultivasi, namun energi alam yang ia serap tidak bisa mengalir ke seluruh titik Meridian di dalam tubuhnya, karena di halangi oleh energi petir yang ditanamkan oleh dewa petir, namun karena penghalang tersebut telah lenyap, maka energi yang telah terkumpul tersebut langsung mengalir bagaikan air yang lepas dari bendungan.
"Qiao Ning, teruslah berkultivasi, aku akan meletakkan sumberdaya di sekelilingmu dan gunakan kekuatan petir surga untuk menyerapnya" ucap Ming Xuan, kemudian mengeluarkan ratusan kristal jiwa dari cincin penyimpanannya, lalu meletakkannya di sekeliling Qiao Ning.
***
Di daratan suci bagian tengah.
Dewa petir yang sedang mengikuti pertemuan dengan para dewa lainnya, tiba-tiba saja merasakan keanehan dengan energi petir yang ia tanamkan di tubuh Qiao Ning, karena penasaran dengan apa yang terjadi, ia kemudian mencoba untuk memeriksanya, namun seketika itu juga, ia merasakan bahwa energi petir tersebut telah menghilang.
"Cihh! Apa yang sebenarnya terjadi?!" gumam dewa petir, ia nampak sangat kesal karena hal tersebut.
"Dewa petir, ada apa? Kenapa kau sangat gelisah?" tanya dewa Awan.
"Aku tidak apa-apa, tapi sepertinya aku harus kembali sekarang, karena ada masalah di kerajaan ku" jawab dewa petir.
"Memangnya masalah apa? Apakah jauh lebih penting dari pertemuan ini?" tanya sosok misterius yang duduk di singgasana raja.
"Maafkan aku yang mulia, tapi..."
"Baiklah, kau boleh pergi!" ujar sosok misterius tersebut.
"Terima kasih, yang mulia" jawab dewa petir, kemudian bergegas kembali ke kerajaannya.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, dewa petir akhirnya sampai di kerajaannya, tapi ia benar-benar kaget ketika melihat istananya yang telah hancur, tidak hanya itu saja, para prajurit serta semua orang yang ada di istana tersebut juga telah mati, bahkan halaman istananya sudah dipenuhi oleh darah.
"Siapa... siapa yang melakukan ini?!" ujar dewa petir.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
😂😂😂😂