Velia diperlakukan dingin oleh suaminya, Kael setelah menikah. Belum sempat mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan dirinya malah mendapati Kael mengkhianati dirinya.
Dalam semalam, Kael menunjukkan sifat aslinya membuat Velia tak tahan dan mengakhiri hidupnya. Namun, Velia justru terbangun di masa lalu dimana dirinya belum mengenal Kael sama sekali. Apa yang akan di lakukannya pada kesempatan kedua ini? Apakah gadis itu berhasil mengubah takdir? atau justru menempuh jalan yang sama?
cr cover: https://pin.it/5RJgxu4Ex :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Kau wanita yang sangat cantik, Velia. Tapi sayang, dendamku lebih besar dari rasa cintaku padamu," desis Kael membelai rambut Velia dengan lembut. Pria itu lalu mengangkat tubuh Velia ke lantai dua, bukan ke kamar mereka melainkan ke ruangan lain yang memiliki pintu tersembunyi.
Tok ... tok ... tok ...
Suara ketukan di pintu yang menggema memenuhi ruang tamu berhasil mencuri perhatiannya. Dengan cepat pria itu menuju pintu depan. Seorang wanita sudah berdiri di sana, menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.
"Tumben kau menghubungiku, apa kau merindukanku, Kael?" tanya Gaby pada sosok pria yang membukakannya pintu.
Kael terkekeh, "Bisa dibilang. Masuklah,"
Gaby mengekori Kael yang berjalan di hadapannya, matanya menyapu setiap sudut ruangan rumah itu. "Rumah ini tampak nyaman, tapi kenapa Kael malah menghubungiku yang jelas-jelas adalah wanita lain?" batin Gaby, kepalanya celingak-celinguk memperhatikan seluruh ruangan.
"Hei, bagaimana dengan istrimu? Maksudku, apa dia tidak marah kalau suaminya sedang bersama wanita lain di rumahnya sendiri?" tanya Gaby penasaran.
Kael menaikkan sebelah alisnya, "Kau tidak menyukainya?"
Gaby menelan kasar ludahnya, "Bu-bukan begitu, dasar bodoh!" ucapnya terbata-bata seraya memalingkan wajahnya yang mulai memerah.
Kael meraih tangan Gaby, sentuhannya seolah memancing gairah wanita itu. "Kemarilah, Gaby. Habiskan malam denganku," rayunya dengan menyeringai.
Gaby yang sejak awal memiliki perasaan terhadap Kael berusaha meyakinkan hatinya bahwa ini adalah perbuatan yang tidak benar. Namun, kakinya terasa berat untuk meninggalkan tempat itu.
Hatinya seakan memaksanya untuk mengiyakan ajakan Kael hingga akhirnya pria di hadapannya mendaratkan kecupan ke bibir mungilnya. "Kau harus pergi dari sini Gaby, ini tidak benar. Bagaimana pun Kael adalah pria yang sudah beristri," batin Gaby berusaha menggunakan akal sehatnya.
Alih-alih beranjak dari tempatnya, ia justru membalas ciuman Kael dan melingkarkan tangannya ke leher pria itu. Gaby dan Kael yang saat itu telah terbawa suasana kini naik ke lantai dua, tepatnya di kamar miliknya dan Velia.
Di tengah pergulatan panas mereka, Gaby tiba-tiba saja menghentikan aksinya. "Bagaimana dengan istrimu?" tanya Gaby dengan napas yang berat. Dadanya naik turun dengan sangat cepat seolah baru saja lari mengelilingi lapangan.
Kael tersenyum, "Jangan khawatirkan itu. Malam ini aku adalah milikmu, begitu pula sebaliknya," jawab Kael dengan santai, tangannya masih melingkari pinggul wanita itu.
...****************...
"Uhh— apa aku bermimpi? Tapi kenapa suara desahan ini seperti nyata?" tanya Velia sambil mengerjapkan kedua matanya.
"Dimana aku? Gelap sekali, sepertinya terakhir kali aku sedang makan malam bersama Kael," gumam wanita itu seraya memijat pelan pelipisnya.
Velia berusaha mengumpulkan kesadarannya hingga dirinya menyadari bahwa suara desahan itu berasal dari ruangan sebelah. Ia perlahan bangkit, dan berjalan dengan lunglai.
Matanya tertuju pada cahaya redup dari sebuah ventilasi. "Aku di gudang? Seingatku Kael bilang ventilasi yang ada di kamar terhubung langsung dengan gudang. Dia mengurungku di sini?!" batin wanita itu, lalu mencari-cari barang yang sekiranya dapat ia tumpuk untuk dijadikan sebagai pijakan.
Dengan susah payah akhirnya Velia bisa menggapai ventilasi itu, desahan yang di dengarnya tadi juga semakin dekat seiring dengan mendekatnya dirinya. "Apa?!" matanya terbelalak, seolah telah menyaksikan pemandangan yang menjijikan.
Velia menggeretakkan giginya, tangannya mengepal dengan erat. "Kael bajingan!! Bisa-bisanya kau tidur dengan wanita lain dan mengunci istrimu di gudang!! Keluarkan aku dari sini, Sialan!!!"