NovelToon NovelToon
In The Shadow Of Goodbye

In The Shadow Of Goodbye

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Nikah Kontrak / Cerai / Angst
Popularitas:542
Nilai: 5
Nama Author: Cataleya Chrisantary

Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ipar adalah beban hidup

14

              Dua bulan kemudian, Salma sedang tertegun menatap Saldo tabungannya. Tidak ia kira jika hanya dalam waktu dua bulan saja ia habis sampai seratus sepuluh juta rupiah. Niat hati ingin membeli mobil baru harus Salma urungkan jika seperti ini.

              Salma menghela nafasnya. Uang tersebut berkurang untuk mengganti uang kemoterapi mama Nanda dan keperluannya. Sekaligus biaya perawatan rumah, biaya ART dan bi Sari. Serta kebutuhan dapur yang harus Salma tanggung juga, tanggung sendiri.

“Iya saya juga kasian sama bu Salma,” kata Sari pada Fillah. ART yang bekerja dari bulan kemarin.

“Emangnya kenapa?”

“Sebelum bu Salma hire kamu, bu Salma itu di suruh beres-beres rumah. Sampe nyetrika baju-baju mereka tahu gak.”

“Hah, masa sih,” Fillah kaget.

“Iya. Dulu bu Salma tuh gak terlalu capek karena di lantai dua sama di lantai satu ada robot vakum gitu. Eh taunya dirusak sama bu Vania. Pokoknya kasian aku tuh sama bu Salma mana sering kena omel lagi. Ujungnya ya aku bantuin kasian padahal bu Salma baik.”

              Selama dua bulan terakhir ini Salma sering sekali kena omel Vania di dapur secara diam-diam agar tidak terdengar oleh mama Nanda. Dan Rafa tidak tahu karena lelaki itu sudah dua bulan memutuskan untuk tidak pulang. Di tambah ia sedang mengurus beberapa dokumen kontrak kerja di tempatnya bekerja.

              Salma sepulang dari kerja harus membereskan rumah yang acak-acakan. Sementara Vania dan kedua anaknya pergi. Salma juga kadang di suruh untuk menyetrika baju-baju mereka.

              Semua hal di rumah ini Salma urus dan Salma biayai termasuk urusan perut mereka. dan yang membuat Salma kesal, ketika Vania memasak, kadang Vania tidak menyisakan untukknya.

              Salma kadang disuruh untuk membeli snack untuk anak kembar mereka. Salma benar-benar menderita. Kalau saja tidak ada mama Nanda mungkin Salma sudah pergi.

              Mama Nanda sama sekali tidak tahu masalah ini. Mama Nanda tahunya Vania sudah memberikan jatah uang rumah sakit dari Rafa. Namun, kenyataanya selama ini, selama ke rumah sakit bulanan selalu memakai uang dari Salma.

              Salma benar-benar capek. Namun kembali ia tidak bercerita pada Rafa. Dan Rafa tidak memberikan uang nafkah yang pernah ia katakan pada Salma. Bukannya Rafa tidak ingin memberikan uang tersebut namun tidak enak saja jika memberikannya.

              Dan siang hari waktu Canada, Rafa akhirnya sampai di daratan setelah bekerja selama empat belas hari di tengah laut. Bulan ini ia berencana untuk pulang. Sebelum Rafa ke rumahnya, Rafa menyempatkan pergi ke bank setempat dulu.

              Ia mengecek uang yang sebenarnya ia sisihkan sebagai uang jatah Salma. Rafa rupanya tetap menyisihkan uang bulanan Salma akan tetapi tidak Rafa berikan. Rafa justru menyetorkan ke bank uang tersebut agar sewaktu-waktu ia bisa berikan pada Salma.

              Sementara itu di Jakarta, selepas Salma pulang mengantar mama Nanda ke rumah sakit. Salma makin di buat menghela nafas panjang. Ia sudah habis seratus sembilan puluh juta. Lalu, pada saat sedang meratapi tabungannya Rafa mengirimkan pesan.

From Rafa: Aku pulang. Nanti naik penerbangan malem. Paling nyampe ke sana hari selasa. Bilang ke mama.

From Salma: Bilang aja sendiri kenapa harus aku yang bilang

From Rafa: biar sandiwara kita tetap jalan, Salma.

              Apa yang dikatakan oleh Rafa ada benarnya juga. Salma lalu ke kamar mama nanda dan ternyata ketika Salma masuk, Vania sedang berada di sana.

“Eh sini, Salma. Mama lagi tanya ke Vania masalah uang jatah ke rumah sakit mama,” Vania langsung berbalik ke arah Salma. Dan memberikan kode tertentu.

“Tadi mama liat kamu bayar pake kartu kamu. Takutnya Vania lupa kasih uang dari Rafa.”

“Udah aku bilang, ma. Aku udah transfer ke Salma. Mama nih gak percayaan banget sih. Iyakan, Sal.”

“O oh iya mah. mbak Vania udah transfer uangnya kok ke aku. terus katanya Rafa mau pulang. Paling sampe ke sini selasa.”

              Vania agak sedikit kaget dengan kabar itu. Vania takut jika Salma sampai mengatakan jika selama ini ia Cuma numpang disini. Karena Vania sebenarnya sadar jika ia memang hidup dari uang Salma.

              Vania juga sebenarnya sadar jika selama disini ia bahkan jarang mengeluarkan uang. Namun, setelah mengetahui jika Rafa akan pulang. Vania langsung menarik tangan Salma ke dapur.

“Awas yah kalau kamu bilang aku gak kasih uang bulanan itu. Udah aku bilang aku nanti ganti. Uangnya ke pake dulu buat renovasi rumah.”

“Iya, mbak,” kata Salma malas berdebat.

“Saya itu bukan gak kasih uangnya tapi emang lagi di pinjem aja. Ntar juga kalau misalkan renovnya udah selesai, diganti.”

“Iya, mbak.”

“Awas yah kamu jangan bilang ke Rafa kalau saya ini makan uangnya sendiri, ngga. Saya Cuma pinjem doang.”

              Salma mengganggukan kepalanya. Lalu memilih untuk pergi saja. tidak ada gunanya berdebat dengan Vania. Kalaupun itu baner uangnya dipinjam kenapa Vania harus berbohong sama mama Nanda dan bilang kalau uangnya sudah di kasih.

              Salma menjalani hari yang melelahkan. Namun ia lupa jika Rafa pulang otomatis ia kana tidur dengan Rafa selama dua belas atau tiga belas hari bersama di rumah.

              Salma kembali bingung. Kali ini, ia tidur di kamar Rafa dan sudah di pastikan jika ia yang akan tidur di bawah. Salma lalu ingat apa yang ia lakukan pada Rafa ketika tidur di rumahnya. Hanya diberikan bantal saja tidak ada yang lain.

“Ya udah kalo gitu, elo bawa bantal sendiri mulai dari sekarang. Elo juga harus beli kasur angin kalo gitu.”

“Gini banget hidup gue, Kal. Nikah sama Rafa, di sakitin Rendra. Diporotin kakak ipar. Di gangguin Rhea lagi yang kerja di sini. Pait banget hidup gue, kira-kira ini gue dapet imbalan apa yah?”

              Salma kemudian pulang dalam keadaan yang sulit sekali ia jelasakan. Intinya mati segan hidup tak mau. Ia terasa seperti sudah mati namun jasadnya masih berkeliaran. Ia sudah merasa seperti kewajibannya saat ini adalah bertahan dan mengikuti saja ritme kehidupan.

              Namun, pada saat Salma sampai rumah. Ia kaget melihat Vania yang ternyata baru berbelanja. Salma tidak tahu rencana macam seperti apa yang dilakukan oleh kakak iparnya itu.

“Sal, mbak belanja. Nanti kamu masak makanan kesukaan Rafa yah. Biasanya Rafa kalau pulang pasti dimasakin makanan kesukaan dia.”

“Iya, mbak.”

              Hari yang Salma tidak tunggu akhirnya dateng. Hari ini Salma pergi ke bandara. Tentunya setelah memasak makanan kesukaan Rafa. Sedari tadi Rafa sudah memberitahu jika ia sudah smapai di bandara.

              Namun Salma sengaja telat dua puluh menit menjemput Rafa. Ia jelas tidak ingin bertemu dengan suaminya yang tidak pulang selama dua bulan lamanya. Ketika mobil sudah dibandara, Salma melihat Rafa yang berdiri dengan menggandeng koper dan sebuah kotak berwarna merah muda.

“Masuk!” kata Salma ketika mobil berhenti.

              Pintu bagasi mobil sudah terbuka. Rafa memasukan koper beserta kotak besar berwarna pink.

“Aku aja yang nyetir mobil dari sini,” kata Rafa ketika selesai memasukan barang bawaanya.

“Baguslah kalau gitu,” Salma pindah ke kursi di sebelahnya tanpa keluar dari mobil.

              Rafa masuk mobil, sempat melirik ke arah Salma sebentar sebelum akhirnya melajukan mobilnya.

“Kamu kurusan, capek yah ngurus mama?” tanya Rafa.

“Nggak, biasa aja. Lagian aku bayar orang buat jagain mama, kan kamu tahu itu.”

              Rafa tidak berbicara lagi. Nampaknya basa-basi bukan keahlian dia. Mereka berdua kembali diam, larut dalam lamunan masing-masing. Mata Rafa sempat melirik ke arah Salma yang hanya diam saja.

              Ketika sampai rumah, Salma sempat menarik nafasnya dan kembali kedalam karakter yang ia buat.

              Salma nampak menggandengan Rafa dan menampakan wajah cerah. Rafa sempat menyapa ibunya. Dan setelah itu keduanya masuk kamar dan reflek Salma mendorong Rafa dan melemparkan kotak berwarna pink yang dibelikan oleh Rafa.

“Aku muak tahu, gak,” komentar Salma.

“Iya. Aku tahu. Itu aku beli tas buat kamu.”

“Gak sudi aku makenya juga,” komentar Salma sambil memainkan ponselnya.

“Tapi harus, setidaknya kamu pake dari rumah aja biar semua orang tahu kamu pakai tas dari aku. Selebihnya pas ke kantor ya terserah.”

              Mereka berdua sekarang diam dalam kecanggungan. Rafa merebahkan dirinya di kasur. Badannya nampak lelah sekali, lelah dengan segala drama yang sekarang mau tidak mau harus mereka perankan.

              Rafa ingin segera mengakhiri segala kebohongan ini. Tapi, Rafa ingin tetap bersama Salma, ingin tetap menjadi suami Salma. “oh andai saja semua itu kenyataan,” ujar Rafa dalam hatinya membayangkan Salma luluh dan mau menerimanya sebagai suami.

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!