Revenge : Istri Nakal Tuan Keyvan

Sudah dua hari ini, Nayya bekerja sebagai asisten pribadi Keyvan. Dia merasa kesal karena Keyvan selalu menyuruhnya ini itu dan memberinya pekerjaan yang banyak, sampai-sampai ia harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Hah, sampai kapan aku harus seperti ini?" gerutu Nayya yang melihat tumpukan dokumen di depannya. Dia tidak tahu jika pekerjaan kantor sangat melelahkan. Padahal jika dilihat, mereka hanya duduk di depan komputer saja. Tapi ternyata semua itu sangat memeras otak.

"Laporan yang aku berikan padamu, apa sudah selesai di kerjakan?" tanya Keyvan.

"Sudah," jawab Nayya singkat. Dia beranjak dari duduknya dan memberikan map berisi laporan yang Keyvan inginkan. Tapi saat hendak kembali ke kursinya, tiba-tiba ponselnya berdering.

Nayya mengambil ponselnya dan melirik Keyvan sekilas. Ia menggenggam erat ponselnya dan menolak panggilan tersebut.

"Kenapa tidak di angkat?" tanya Keyvan tiba-tiba, dengan kedua mata yang masih fokus pada dokumen yang ada di tangannya.

"O-oh, i-itu ... " ucapan Nayya terhenti saat ponselnya kembali berdering.

"Angkat saja, siapa tahu penting," seru Keyvan.

Nayya melihat nama kontak yang tertera di layar ponselnya. Kemudian ia meminta ijin keluar dari ruangan Keyvan untuk mengangkat sambungan telepon tersebut.

"Ada apa? Kenapa kau menghubungiku, hah? Bukankah aku sudah bilang, jangan menghubungiku terus menerus, atau mereka akan ... "

"Kenapa? Kau takut?" sela orang itu yang tidak lain adalah Jerry. "Aku menghubungi mu karena aku ingin tahu sudah sejauh mana kau menjalankan rencana kita," ucapnya lagi.

Nayya menghela nafas kasar. Lagi-lagi pria itu menanyakan hal yang sama. Dan ia tidak suka karena merasa di desak. Apa dia pikir mudah menjalankan rencana balas dendam, sementara kita berada di dalam lingkungan keluarga yang sudah menghancurkan kehidupan kita?

Memang benar, ia sengaja menjebak Keyvan karena ingin menghancurkan keluarga Dirgantara dari dalam. Tapi untuk melakukan hal itu juga dibutuhkan banyak waktu. Apalagi, ia seperti domba di tengah-tengah segerombolan serigala. Jadi, ia tidak bisa bertindak seenaknya saja.

"Kenapa kau diam? Aku hanya ingin tahu, sejauh mana kau menjalankan rencana kita," tanya Jerry lagi.

"Aku belum melakukan apapun karena tiba-tiba Nyonya Flora dan Tuan Kevin pergi ke rumah utama. Dan sekarang aku terjebak karena Keyvan tiba-tiba memintaku untuk menjadi asisten pribadinya," terang Nayya.

"Tapi kau tenang saja. Keyvan sudah tahu semuanya dan kami membuat kesepakatan," lanjutnya.

"Apa kau bilang? Keyvan sudah tahu siapa kau, begitu? Lalu apa yang dia lakukan? Dan kesepakatan apa yang kau maksud?" tanya Jerry.

"Iya, Keyvan sudah tahu semuanya tentang siapa aku dan kenapa aku menjebaknya. Dan kesepakatan yang kami buat adalah bukti tentang ibu. Jika aku salah, maka aku bersedia meminta maaf dan pergi dari keluarga itu, tapi jika sebaliknya maka dia bersedia membalaskan dendam ku. Jadi, kita tidak perlu mengotori tangan kita untuk menghancurkan keluarga itu," seru Nayya.

"APA?" bentak Jerry di seberang sana yang membuat Nayya terkejut.

"Kenapa kau berteriak, hah?"

"Kau ... Apa kau sudah gila, hah? Kenapa kau setuju begitu saja?"

"Kenapa memangnya? Aku yakin dia tidak bisa membuktikannya karena faktanya adalah Keluarga mereka yang bersalah. Jadi ... "

"Cukup! Aku ingin kau menghentikan Keyvan mencari bukti-bukti itu dan jalankan saja rencana awal kita. Apa kau mengerti?"

Nayya tampak tertegun. Dia tidak percaya Jerry akan mengatakan hal itu. Bukankah ini adalah kesempatan yang bagus, lalu kenapa Jerry justru meminta untuk menghentikan Keyvan?

"Aku tidak mau tahu. Pokoknya kau harus menghentikan Keyvan." setelah mengatakan hal itu, Jerry mematikan sambungan telepon begitu saja.

Tentu ia merasa aneh dengan permintaan Jerry. Pria itu seolah takut akan sesuatu. Jika mereka benar, harusnya biarkan saja Keyvan mencari bukti-bukti itu karena pada akhirnya, Keyvan yang akan terluka menerima kenyataan betapa kejamnya Keluarga Dirgantara. Tapi kenapa Jerry meminta untuk menghentikannya?

"Tidak mungkin jika ... "

Sementara itu, Jerry tidak hentinya mengumpat dan melampiaskan kemarahannya dengan menghancurkan apapun yang ada di depannya.

Ini gawat, jika Keyvan menemukan semua bukti-bukti tersebut maka rencananya balas dendam akan gagal. Padahal ia sudah bersusah payah menanamkan kebencian di hati Nayya terhadap keluarga Dirgantara.

Ya, Jerry masih sakit hati atas apa yang dilakukan Angel dan Marvel. Gara-gara mereka, ia dikeluarkan dari sekolah dan menjadi bahan ejekan, baik di kehidupan nyata maupun di sosial media.

Dia bahkan tidak bisa melanjutkan pendidikannya kerena ulah keluarga Dirgantara. Dan bisnis keluarganya juga bangkrut.

Itu sebabnya, saat ia mendengar kabar jika Fiona meninggal. Dia hadir di pemakamannya dan melihat seorang gadis kecil yang menangis di pusaranya. Dari situ ia tahu jika gadis kecil itu adalah anak Fiona yang tidak lain adalah Aina.

Dia tahu jika keluarga Dirgantara yang menyebabkan Fiona meninggal. Untuk itu, ia memanfaatkan Aina yang saat itu masih kecil dan menghasutnya dengan mengatakan hal-hal buruk tentang Keluarga Dirgantara. Tapi tidak ia sangka jika Fiona sudah lebih dulu menanamkan kebencian di pikiran Aina terhadap keluarga itu.

Itu sebabnya, setelah ayah Aina meninggal, ia merawat gadis itu sehingga bisa menjadi seperti sekarang dan menjadikannya alat balas dendam.

Tapi sekarang, tiba-tiba Keyvan ingin mencari bukti jika Keluarga Dirgantara tidak bersalah. Ini sangat gawat jika Nayya percaya pada Keyvan.

"Tidak boleh, Nayya tidak boleh tahu kebenarannya. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tidak akan," geram Jerry. Dia mulai mencari cara untuk menggagalkan rencana Keyvan.

Tapi sayangnya ia terlambat karena saat ini Jeremy sudah berada di ruang Keyvan dan memberikan bukti berupa laporan dan flashdisk berisi rekaman cctv dan berita-berita lama tentang Fiona yang dulu pernah viral di sosial media.

"Semua ada di dalam sini tuan. Anda bisa memeriksanya terlebih dahulu," ujar Jeremy sambil menyerahkan map dan sebuah flashdisk pada Keyvan.

"Kerja bagus Jeremy. Sekarang tinggal memperlihatkan semua ini padanya. Lalu, kita lihat apa yang akan dia lakukan selanjutnya," seringai Keyvan