Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Avian yang sudah keluar dari ruangan tersebut berjalan menuju teras lantai 2. Avian meletakkan tangannya di atas pagar lantai tersebut dengan beberapa kali membuang nafas perlahan ke depan.

"Apa dia sudah sampai Perusahaan!" batin Avian dengan penuh tanya.

Tiba-tiba saja Avian kepikiran dengan Yura yang tadi ditinggalkan di jalan. Avian yang hendak pergi. Namun tidak jadi ketika melihat Yura keluar dari mobil dan melihat laki-laki juga keluar dari mobil yang sama. Pria yang bersama Yura ke kantor yaitu laki-laki yang dilihat Avian di Hotel waktu itu.

"Hah!" Avian mendengus kasar dengan mengusap mulutnya menggunakan satu tangan.

"Jadi kau langsung menghubungi laki-laki itu untuk menjemputmu di pinggir jalan!" desis Avian dengan menggelengkan kepala.

Senyum Avian seolah senyum kemarahan melihat Yura bersama orang lain. Yura dan pria itu bahkan saling berhadapan dengan Yura mengeluarkan senyum yang begitu indah dan sangat manis.

"Kau memang sangat pintar bersandiwara Yura. Kau seolah menjadi korban yang terzolimi, tetapi pada kenyataannya kau sangat munafik, naif bermuka dua!" kecam Avian yang penilaian yang semakin buruk terhadap sang istri.

"Aku juga menjadi korban tipu daya wanita itu. Dia tidak sama dengan penampilan yang terlihat dari luar. Kau berhasil menipu semua orang dan memanfaatkan ku untuk menutupi aibmu!" Avian mengepal tangan yang semakin membenci Yura.

*********

Tok-tok-tok-tok

"Masuk!" sahut Avian dari dalam ruangannya.

Pintu terbuka ternyata yang masuk adalah Angga.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Avian yang langsung to their point.

"Beliau pak Rendra Direktur di anak Perusahaan di bagian pabrik," jawab Angga.

"Jadi dia berkaitan dengan Perusahaan ini. Kenapa aku tidak pernah melihatnya," batin Avian.

Tidak tahu kenapa Avian memang ingin tahu sekali mengenai laki-laki yang dekat dengan Yura.

"Siapa yang mengangkat dia jadi Direktur?" tanya Avian.

"Tuan Biadama dan bahkan sudah menjabat 8 tahun," jawab Angga

"8 Tahun dan aku baru saja diangkat jadi CEO 5 tahun. Apa dia sangat berpengaruh dengan Perusahaan sampai-sampai papa begitu mempercayai dia," Avian terus bertanya-tanya.

Bahkan Avian terlihat insecure dengan keberadaan Rendra yang ternyata bukan orang sembarangan di Perusahaannya. Jika Avian menjadi CEO banyak kemungkinan karena menggantikan Biadama. Tetapi Rendra yang menjadi direktur. Karena pengalaman dan pasti kemampuan Rendra yang tidak bisa di anggap main-main.

********

"Lepaskan aku, sakit!" lepas!" Avian menarik tangan Yura memasuki anak tangga darurat yang menyeret Yura sampai ke atap gedung.

Melepaskan tangan itu begitu kasar yang membuat tubuh Yura yang hampir saja jatuh dan untung Yura masih bisa menjaga keseimbangannya dengan memegang pergelangan tangan yang merah itu.

"Kamu sengaja mencari masalah dengan ku hah!" teriakan Avian dengan di penuhi emosi.

"Apa maksud kamu?" tanya Yura.

"Terus saja berpura-pura menjadi wanita polos!" teriak Avian yang tidak bisa mengendalikan diri. Wajah Avian sangat memerah dengan rahang kokoh mengeras sampai urat leher yang terlihat menegang.

"Walau aku tidak mengakui mu sebagai seorang istri. Bukan berarti kau bebas pacaran dengan laki-laki lain!" tegas Avian.

"Aku tidak pacaran dengan siapapun..."

"Aku tidak buta Yura!" teriak Avian.

"Jika aku melihatmu sekali lagi bersama laki-laki itu. Atau kau dengan sengaja ingin menunjukkan kepada bahwa kau bisa. Kau hanya akan terus mendapatkan konsekuensinya. Jadi kau dengarkan apa yang aku katakan!" tegas Avian dengan menunjuk tepat di wajah Yura.

Yura tidak dapat berkomentar apa-apa, mata Yura yang bergenang terlihat sangat lelah dengan sikap Avian. Belum 1 Minggu menikah Avian sudah sangat kasar dan terus menuduh dia.

Avian yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung pergi dari hadapan Yura.

"Jika begitu membenciku. Kenapa tidak menceraikanku!" langkah Avian terhenti ketikan mendengar perkataan Yura.

Avian mengepal tangannya dan langsung menghampiri Yura dengan langkah yang cepat dan Avian yang langsung mencekik leher Yura membuat Yura tidak bisa melakukan apa-apa dengan mulut sedikit terbuka.

"Apa kau bilang. Aku harus menceraikanmu. Aku bukan laki-laki bodoh yang harus melakukan hal itu. Kau belum membayar semua yang sudah kau lakukan kepadaku. Kau harus menderita Yura. Aku ingin melihat kau menderita dengan pernikahan yang jebak sendiri!" tegas Avian dengan tatapan mata yang sangat tajam bola mata yang hampir keluar seperti monster yang ingin menerkam wanita yang menahan sakit pada lehernya dengan memegang lengan Avian yang berusaha untuk mengatakan dilepaskan.

Avian seperti seorang pria yang dipenuhi dengan iblis yang tidak mempunyai rasa simpatik sama sekali. Tatapan mata Avian perlahan berubah ekspresi dengan menatap Yura. Tangan Avian langsung melepaskan cengkraman pada leher tersebut yang membuat Yura langsung terduduk lemas di lantai.

Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk.

Yura batuk-batuk memegang leher yang sangat sakit itu.

"Itu peringatan untukmu. Kau harus mengingat jika yang kau anggap laki-laki yang sangat mudah kau bodohi ini bukan laki-laki sembarangan!" tegas Avian yang langsung pergi dari hadapan Yura yang masih terduduk lemas dengan air mata yang keluar dan terus batuk-batuk.

"Dosa apa yang sudah aku lakukan ya Allah. Kenapa engkau memberikanku ujian suami seperti itu. Apa kesalahanku. Apa yang sudah membuat dia begitu sangat membenciku," batin Yura yang mengadu kepada sang pencipta.

"Ampuni aku, jika aku melakukan kesalahan yang sangat besar sehingga berimbas pada pernikahan ini. Ini adalah suami pilihan Abi!"

Hanya air mata yang berlinang di pipi Yura menggambarkan bagaimana kekecewaan pada pernikahan itu.

***********

Aktivitas di terang hari sudah berlalu dan malam sudah kembali tiba. Yura berada di dalam kamar mandi yang menggunakan piyama seperti biasa jika dia mau tidur, piyama kimono berwarna merah mencolok itu dengan panjang sepahanya. Yura mengarahkan rambutnya ke arah kiri dan memperlihatkan lehernya sebelah kanan. Leher itu pasti terlihat memerah akibat bekas dari cekikan Avian.

Yura mengolesi salep untuk menghilangkan kemerahan pada luka yang masih sedikit perih itu. Mungkin bagi Yura tidak pernah terpikir dalam hidupnya dia akan mendapatkan KDRT seperti itu. Tetapi Yura berusaha untuk sabar dan menghela nafas.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba yang membuat Yura melihat dari cermin yang ternyata Avian yang masuk. Avian berdiri di depan kamar mandi dengan saling melihat pada Yura dari pantulan cermin. Avian mungkin tidak menyadari jika Yura berada dalam kamar mandi.

Avian melihat apa yang dilakukan Yura pada leher Yura dan memang melihat jelas dari kejauhan yang sangat memerah.

Bruk.

Avian yang tidak jadi masuk kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi dengan sangat kasar.

"Hhhhh!" Yura menghela nafas yang sebenarnya takut jika dengan keberadaan dia berada di kamar mandi malah membuat Avian marah.

"Yura, Allah tidak akan memberikan ujian dalam pernikahan kamu jika bukan ada cerita yang indah. Tetapi tidak tahu kapan ujian itu akan berakhir. Apa aku terlalu manja yang sedikit-sedikit mengadu padamu. Padahal aku baru menikah satu minggu dan bukankah aku sering mendengar bagaimana kisah pernikahan orang-orang di luar sana dan mungkin lebih parah dari apa yang aku hadapi. Iya aku terlalu manja dan tidak terbiasa dengan semua ini. Aku seharusnya tidak mengeluh dan menyikapi semua ini dengan positif. Mungkin ada yang salah dengan diriku!" batin Yura yang berusaha untuk menerima takdir.

Bersambung