Karena sebuah pengkhianatan membuat Alvaro mabuk-mabukan namun siapa sangka ada yang menaruh sebuah obat untuk nya membuat dia melakukan kesalahan terbesar yaitu merenggut kesucian seorang gadis.
Alena yang harus merasa menjadi wanita kotor setelah kesucian yang ia jaga untuk suaminya kelak telah di renggut oleh orang yang dia tidak tahu.
Sialnya lagi ternyata ada kehidupan baru di dalam rahimnya, dia pun rela untuk di usir dari rumahnya karena ingin mempertahankan bayinya walau pun ayah dari bayi tersebut tidak tahu siapa.
Walaupun dia hadir dari sebuah kesalahan satu malam namun hadirnya bayi ini bukanlah kesalahan, hanya saja orang tuanya yang salah.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KSM_BAB 14 (REVISI)
KALAU ADA TYPO LANGSUNG KOMEN DI PART-NYA YA BIAR SEGERA AKU PERBAIKI 🙏🏻🙏🏻
🥕🥕🥕
Alena yang melihat bu RT masuk ke rumahnya dengan warga pun langsung berdiri dari duduknya dan langsung ikut masuk untuk menghalang bu RT masuk lebih dalam lagi karena di dalam masih ada sang anak yang tidak tahu apa-apa.
"Bu jangan masuk ini rumah saya!" pekik Alena untuk pertama kali.
"Kamu sudah berani ya bentak saya dasar j*lang!" teriak bu RT dengan kesal dan langsung menghempas tubuh Alena hingga terbentur kaki meja.
Namun Alena tak menyerah dan terus menghalangi bu RT, tubuh bu RT yang cukup gempal membuat tenaga Alena terkuras habis apa lagi dari tadi kepalanya terus sakit.
"Ibu mau kemana, saya mohon jangan masuk ke rumah saya!" tegas Alena dengan air mata yang sudah mengalir deras, dia merasa telah di lecehkan dan dihina.
"Mana anak haram kamu itu hah, saya gak sudi kampung yang aman ini harus ada anak haram di sini!" bentak bu RT.
"Bu jangan!" pekik Alena saat bu RT membuka paksa pintu kamarnya.
"Nah ini dia anak haram gak tau diri!" ucap bu RT yang akan menyeret tangan Arsen yang sudah ketakutan.
"Bunda," lirih Arsen ketakutan.
Alena langsung menyentak tangan bu RT dari tangan sang anak, demi tuhan dia tidak rela anaknya kesakitan seperti itu.
"Jauhkan tangan ibu dari anak saya, demi tuhan saya tidak rela." tegas Alena.
"Saya akan pergi, ibu RT tenang saja saya akan pergi." ucap Alena kemudian jongkok dan melihat ke arah sang anak.
"Bagus buruan pergi saya tunggu sekarang juga."
"Sayang, ada yang sakit?" tanya Alena sambil mengelus pelan tangan sang anak yang sempat di tarik oleh bu RT tadi.
"Enggak bunda," lirih Arsen.
"Sekarang kita pergi ya," ajak Alena dan di angguki oleh Arsen.
Alena pun membereskan beberapa pakaiannya saja dan beberapa barang penting nya saja.
"Buruan lama banget sih!" sentak bu RT yang dari tadi menunggu.
Tak lama Alena sudah mengemasi barang barang nya, bu RT yang tak sabaran pun langsung menarik tangan Alena yang sedang menggendong Arsen dengan keras dan menghempaskan ke jalanan depan rumahnya.
Bug
"Sekarang juga kalian pergi, tak sudi aku jika kampung ini ada seorang j*lang dan juga anak haram!" bentaknya lagi.
Alena menangisi dirinya sendiri yang tidak ada seorang pun mau menerimanya, semua orang hanya tahu dari cerita tanpa tahu kejadiannya.
"Bunda," lirih Arsen yang sudah mulai menangis halus.
"Hey jagoan bunda gak boleh nangis dong ya," ucap Alena sambil tersenyum kepada sang anak.
Di sisi lain ada seorang wanita yang sedang kesenangan melihat nasib Alena yang sangat malang itu.
Kalian masih ingat dengan sesosok Mita rekan kerja Alena waktu masuk gadis dulu di toko bunga? Yap dia adalah Mita yang tanpa sengaja dia dulu tahu bahwa Alena hamil di luar nikah, namun cukup lama dia mencari keberadaan Alena namun tidak tahu di mana?
Sampai pada akhirnya dia menemukan nya karena tak sengaja Mita melihat Alena dan Arsen saat berada di mall, kebetulan juga dia bekerja di salah satu butik di mall sana.
"Rasain lo Alena." ucapnya melihat Alena tersiksa seperti itu.
Setelah itu dia pun pergi dari tempat tersebut tanpa tahu kelanjutannya karena dia sudah merasa puas Alena sudah di cap jelek di mata masyarakat.
~Flashback Off~
Alvaro yang melihat itu pun langsung keluar dari mobilnya, dia lari dengan kencang menuju ke rumah Alena.
"Jauhkan tangan kotor mu itu!" bentaknya melihat bu RT yang ingin menampar Alena, padahal di sini Alena sudah menangis dengan terduduk di tanah.
mendengar sebuah teriakan, semua orang langsung beralih melihat ke arah alvaro begitu pun bu RT dan Alena.
"Tu.... Tuan," lirih Alena merasa malu karena kejadian ini di lihat oleh Alvaro.
"Siapa kau berani-berani nya menghalangi kerjaku?" tanya bu RT.
"Aku yang seharusnya tanya padamu, siapa kau hingga berani memperlakukan hal buruk kepada anak dan istriku?!" bentak Alvaro dengan rahang tegas dan mengeras, jangan lupa juga dengan tangan yang terkepal menunjukkan bahwa dia sedang marah sekarang ini.
"Apa! anak istri?"
"Iya kenapa?"
Semua orang di sana terkejut dengan pengakuan Alvaro, karena di lihat dari style berpakaian dan juga mobil yang di kendarai nya menandakan mobil mewah dan barang-barang branded.
Alvaro langsung menghampiri Alena dan Arsen yang masih terisak di pelukan Alena.
"Kamu gak papa?" tanya Alvaro memastikan.
"Saya tidak apa apa tuan," lirih Alena hingga tidak ada yang mendengarnya dan hanya Alvaro saja yang mendengarnya.
"Sekarang ikut saya ya," ajak Alvaro dengan lembut.
Alena pun menatap mata Alvaro lekat rasanya meneduhkan, bohong jika dirinya kuat dia ingin mengaduh dan mengeluhkan segala hal.
Alvaro yang melihat keterdiaman Alena pun mengambil alih Arsen dari pelukan Alena.
"Sayang sama papa dulu ya," ucap Alvaro membawa Arsen ke gendongannya, dan Arsen hanya menurut saja.
"Ayo berdiri, ikut dengan saya." ucap Alvaro membantu Alena berdiri.
"Jack kemasi barang-barang istri saya dari kampung kotor ini, dan juga pastikan orang orang yang sudah merendahkan istri saya mendapatkan ganjaran setimpal." ucap Alvaro dengan tegas kepada Jack setelah Jack tadi memasukkan tas kecil alena yang ikut di buang tadi berisi pakaian yang sudah di kemasi oleh Alena.
"Baik tuan." balas Jack.
Semua orang di sana merasa takut karena melihat wajah Alvaro yang sangat tidak bersahabat.
Alvaro pun membawa Alena dan Arsen menuju ke mobilnya, dengan sabar alvaro menuntun Alena yang kesakitan kakinya karena terbentur meja tadi.
Saat akan masuk ke dalam mobil Alena melihat sebuah car sead untuk sang anak, Alena yang melihat itu pun langsung melihat ke arah Alvaro dengan tatapan bertanya-tanya.
"Saya sudah menyiapkan jauh-jauh hari siapa tahu kalian akan ikut saya pulang," ucap Alvaro menjelaskan kepada Alena.
"Kalau begitu saya duduk di depan saja tuan." ucap Alena sopan.
"Tetap duduk di belakang dengan saya," ucap Alvaro karena di kursi belakang masih ada tempat duduk.
Alvaro dan Alena pun duduk di kursi belakang, Arsen duduk di kursi tengah dan Jack mengemudikan mobilnya.
Arsen saat dalam gendongan Alvaro tadi langsung tertidur, entah kenapa Alena juga terkejut padahal biasanya Arsen sangat susah untuk tidur.
"Tuan mau apa?" tanya Alena kaget saat Alvaro mengatakan kaki Alena ke pangkuan nya.
"Bukankah kamu tadi bilang kaki kamu sakit, sini aku pijat." ucap Alvaro kemudian memijat kaki Alena yang tampak sudah membiru.
"Sial mereka melukaimu hingga seperti ini!" tutur Alvaro dengan rahang mengeras.
"Tuan," lirih Alena sambil mengelus pelan tangan Alvaro.
Alvaro yang mendapatkan perlakukan seperti itu pun langsung leleh saja dan langsung rileks kembali.
.
.
Bersambung.....