NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Status: tamat
Genre:Misteri / Horor / Hantu / Iblis / Era Kolonial / Tamat
Popularitas:73.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Kodasih perempuan pribumi menjadi gundik Tuan Hendrik Van Der Vliet. Dia hidup bahagia karena dengan menjadi gundik status ekonomi dan sosialnya meningkat. Apalagi dia menjadi gundik kesayangan.

Akan tetapi keadaan berubah setelah Tuan Hendrik Van Der Vliet, ditangkap dan dihukum mati.. Jiwa Tuan Hendrik tidak bisa lepas dari Kodasih yang menjeratnya.

Kodasih ketakutan masih ditambah munculnya Nyonya Wilhelmina isteri sah Tuan Hendrik yang ingin menjual seluruh harta kekayaan Tuan Hendrik


Tak ingin lagi hidup sengsara Kodasih pergi ke dukun yang menawarkan cinta, kekayaan dan hidup abadi namun dengan syarat yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10.

Kodasih menatap Mbok Piyah dengan tatapan tajam.

“Tidak usah kamu banyak bertanya! Tuan Menir belum benar benar pergi.” Ucap Kodasih dengan nada dingin.

Mbok Piyah dan teman temannya langsung menganggukkan kepala dan cepat cepat melangkah pergi melaksanakan perintah Kodasih yang kini menjadi pengusaha loji dan perkebunan kopi menggantikan Tuan Menir. Sedangkan Pak Karto melangkah keluar loji untuk menemui Pak Mandor Yatmo.

🌸🌸🌸

Pagi itu, kabut belum sepenuhnya sirna saat puluhan pekerja mulai berkumpul di halaman loji. Mereka berdiri diam, sebagian berbicara pelan dengan nada khawatir.

Lalu dari pintu depan loji terbuka lebar.. aroma kemenyan dan aroma bunga empat rupa menguar pekat dari dalam loji itu..

Kodasih melangkah keluar, masih pucat, namun sudah berganti pakaian. Kebaya hitam panjang membungkus tubuh nya. Rambutnya disanggul rapi, meski tak seketat biasanya. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya tajam.

Mbok Piyah dan teman temannya mengiringi langkah Kodasih dari belakang..

“Saudara saudara, Ibu ibu, bapak bapak semua...” suaranya lirih, tapi cukup nyaring didengar. “Tuan Menir sudah tiada. Tapi loji dan seluruh perkebunan kopi belum runtuh.”

Beberapa pekerja mulai berbisik. Seorang pria muda mengangkat tangan. “Lalu siapa pemilik loji dan kebun kebun kopi sekarang, Nyi?”

“Aku,” jawab Kodasih tegas. “Sampai surat tanah dan warisan jatuh ke tangan lain, aku akan jaga tempat ini.”

Sejenak hening.

Lalu Mandor Yatmo maju, berdiri di samping Kodasih. “Kalau begitu, Nyi... kami ikut. Tapi kami butuh kepastian. Jepang bukan pihak yang bisa ditawar tawar.”

Kodasih mengangguk. “Aku mengerti. Gaji kalian akan dibayarkan hari ini. Sekarang bekerja lah kalian seperti biasanya. Nanti sore gaji kalian akan aku bayar.”

Mandor Yatmo memberi hormat singkat. “Baik, Nyi.”

Namun sebelum pekerja mulai bubar, sebuah suara lirih terdengar dari arah dalam rumah.

Suara anak kecil bergumam lirih tidak begitu jelas.

Padahal... tak ada anak anak di loji itu.

Semua menoleh.

Dari jendela loteng, sebuah bayangan kecil terlihat berdiri. Seorang anak perempuan berambut pirang, mengenakan gaun putih kusam.

Ia menatap langsung ke arah Kodasih... lalu tersenyum.

Namun tak semua melihatnya.

Hanya Kodasih, Mbok Piyah, dan Tiyem yang menyadari bayangan itu.

“Nyi...” suara Mbok Piyah bergetar. “Itu... siapa...?”

Kodasih tidak menjawab.

Ia hanya menatap ke arah loteng, lalu bergumam pelan.

“Arwah yang juga tidak ingin loji ini jatuh ke tangan orang lain.. mungkin lebih dari satu.” Ucap Kodasih lalu melangkah masuk ke dalam loji megah itu.

Kodasih seorang diri melangkah menuju ke ruang kerja Tuan Menir.

“Semoga masih ada uang cukup untuk membayar pekerja. Aku tidak perlu menjual perhiasan atau kopi sebelum waktu nya.” Gumam Kodasih sambil melangkah masuk.

Kodasih duduk sendiri di ruang kerja Tuan Menir, yang kini menjadi miliknya. Aroma cerutu tua dan kertas lembab masih melekat di udara, meski jendela sudah dibuka lebar. Di hadapannya, sebuah kotak kayu kecil terbuka. Di dalamnya: kunci lemari, surat surat, dokumen tanah, dan selembar foto yang sudah mulai pudar.

Foto itu menampilkan seorang pria Belanda, berdiri di samping seorang perempuan Jawa muda belia dengan tatapan muram. Kodasih. Dulu.

Dari balik jendela, bayangan kecil si anak perempuan muncul lagi. Kali ini lebih dekat. Lebih nyata. Rambutnya terurai menutupi sebagian wajah.

Kodasih tidak bergeming. Ia tahu siapa anak itu.

“Dia tidak pernah dilahirkan di dunia ini,” bisiknya, nyaris tak terdengar.

“Anakku... yang tak sempat aku miliki.”

Air mata Kodasih meleleh.. Statusnya sebagai gundik, dipaksa harus menggugurkan kandungannya. Tuan Menir tidak ingin mendapat masalah dengan atasan dan istri sahnya. Meskipun Tuan Menir sangat menyayangi Kodasih.

“Apa dia bersekutu dengan Tuan Menir, Papanya. Dan menyerang aku semalam.. hingga aku berada di ujung kematian ku ..” gumam Kodasih yang jantungnya mulai berdebar debar..

“Aku harus ke rumah Mbah Jati, untuk mencari tahu semua ini.. Hubunganku dengan arwah Tuan Menir katanya sudah tidak ada cinta. Tapi kenapa dia marah besar saat aku akan mencari laki laki lain..” gumam Kodasih di dalam hati lagi.

Setelah mengambil satu kantong uang, lembaran dan logam dari laci uang di dalam lemari. Kodasih cepat cepat keluar dari ruang kerja Tuan Menir.

“Pak Karto!” teriak Kodasih menggema di dalam loji megah itu.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki cepat cepat setengah berlari.

“Ya Nyi...” suara Pak Karto patuh dengan tubuh sedikit membungkuk saat berada di dekat Nyi Kodasih

“Ini uang gaji untuk para pekerja. Nanti kamu berikan pada Pak Mandor.”

“Dan sekarang suruh Pak Sastro menyiapkan kereta kuda, aku akan ke rumah Mbah Jati.” Titah Kodasih selanjutnya.

Pak Karto menerima satu kantong yang terasa berat dan ekspresi wajahnya terlihat sangat kaget.

“Nyi mau ke rumah Mbah Jati? Sendiri?” tanya Pak Karto dengan hati hati.

“Iya! Cepat jangan banyak tanya! waktuku tak banyak!”

Pak Karto mengangguk tanpa bertanya tanya lagi, tapi jelas ada keraguan di wajahnya. “Baik, Nyi. Tapi... jalanan ke sana sempit , masih licin dan....” Pak Karto berhenti sejenak mengambil nafas dalam dalam, “Apa tak sebaiknya ...”

“Sudah ku bilang tidak ada waktu,” potong Kodasih. “Aku harus pergi sekarang.”

Kodasih berdiri di pelataran loji. Kabut mulai menipis, tapi bayang-bayang belum sepenuhnya pergi. Ia menoleh ke arah samping.

Tak lama kemudian, suara roda kayu dan derap kuda terdengar dari samping loji. Kereta kuda tua milik Tuan Menir, dulu dipakai untuk ke kota atau menyambut tamu pejabat, sebelum ia punya kereta besi atau mobil. Kini kereta kuda itu dinaiki oleh perempuan yang status nya sebagai gundik Tuan Menir.

Kodasih menaiki kereta itu tanpa ragu. Baju kebaya hitamnya menjuntai, anggun sekaligus angker. Ia duduk sendiri di dalam, menggenggam erat tas kecil berisi uang, foto, kunci, dan surat-surat penting.

Sastro, kusir tua yang sudah setia sejak dulu , hanya menatap lewat kaca kecil di depan. “Nyi... kalau boleh tanya... Nyi bawa pisang raja atau bunga telon?”

“Tidak,” jawab Kodasih singkat.

Sastro menghela napas. “Kalau begitu kita harus cepat. Jalanan ke rumah Mbah Jati suka dimainin... sama yang tak kelihatan.”

Kereta mulai bergerak pelan, menyusuri jalan tanah berlumpur yang membelah kebun kopi tua. Pepohonan menjulang di kiri dan kanan, menutupi langit yang mulai gelap meski hari masih pagi. Di dalam kereta, Kodasih hanya diam. Tapi hatinya tak tenang. Angin dari jendela kecil membawa bisikan samar , bahasa Belanda yang dulu begitu akrab di telinganya.

“Je bent van mij... voor altijd...”

(“Kau milikku... selamanya...”)

Kodasih memejamkan mata, menenangkan dirinya.

Suara itu bukan dari dunia ini.

Tiba-tiba, kuda di depan meringkik keras.

Kereta berguncang.

“Sastro, ada apa?” Kodasih mengetuk dinding kayu keras.

1
Liani purnafasary.
Sebenarnya Pemain atau peran utama nya yg sebenarnya yg mn, apakh nyi yg serakah itu.
Atau yg be 3 barusan. 😁
Liani purnafasary.
Waduh jd ikutan deg degan 😱😱, ritual yg sangat horor itu mah, masa dtg ketempat dukun itu, hrs jln kaki dan tanpa alas kaki pula.
pasti prjlnan yg sangat horor. 😣😣

Klo pilihan ke 2 itu apa ya maksudnya x, dengan ritual kesunyian.😁
Liani purnafasary.
Lagian salah kodasih juga sih, udah dibilangin sm dukun itu konsekuensi nya, ttp aja ngeyel ya itu akibatnya. 😒😒
Liani purnafasary.
Mn bisa Tuan Menir pulang ketempat sharusnya, jika jiwanya terikat dengan gundik nya itu. 🤪
Liani purnafasary.
Klau ada terbuat sejarah kolonial Belanda pasti seru nih, sambil mengenang waktu Indonesia dijajah, sbelum merdeka.

Gimana nasib kodasih ya?

Semangat thor. 😃😃
Arias Binerkah: ♥️♥️♥️♥️♥️🙏🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Dea Semilikiti Dea Semilikiti
baca malam2 agk2 merinding disko
Liani purnafasary.
Baru mampir thor, kenya seru. 😃
Rembulan menangis
kbnyakan bhasa jawa tdak juga ada trjemahanya kdg bnyak di skip kalo pke bhsa jawa dan trakhir jdi mls baca 😉
Arias Binerkah: Terima kasih masukan nya Kak 🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
henidiyanpuspitosarilistianingrum tembem
Roh aja bisa cemburu.. palagi kita.. 😁
endang mei
ceritanya bagus banget horornya ga lebay dan banyak pelajaran hidup
Arias Binerkah: Terima kasih Kak atas hadir dan dukungannya , othor sangat senang jika Kakak suka 🙏🙏🙏🙏🙏🤗🤗🤗🤗🤗🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nur Bahagia
ternyata ini titik awal Kosasih jadi jahad 🥺
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Nantilah aku mampir kesana, mbak🤗
Arias Binerkah: Terimakasih Kak 🙏🤗🥰🥰🥰
total 1 replies
MiLa Rossa
baguss
Arias Binerkah: terima kasih Kak atas hadir dan dukungannya 🙏🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰🥰♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
* bunda alin *
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Arias Binerkah: ♥️♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
Mega Arum
lho gimana Thor.. kok tamat, nggu kodasih jd jahat smpai bersekutu dg junjungan.. sampai tdk bs mati
Arias Binerkah: siap Kak , Terima kasih 🙏🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰🥰
total 3 replies
Suherni 123
dasar nya cinta harta sampai main pelet di dasih
Suherni 123
Ngada Ngada aja si kodasi,, engga mau melepas si menir tapi mo nyari laki lain ya sewot ya si menir,,rasain tuh kemarahan nya si menir
Suherni 123
pantesan mau jadi simpanan nya menir la kerja sama nya sama Mbah dukun
Nur Bahagia
lhooo wes tamat thoo.. aku masih penasaran jalan hanya kodasih lhoo
Nur Bahagia: wokee kakaakk 🤩 aku berharap Kosasih tetap menjadi pribadi yg baik.. tp ya ga mungkin yaa.. sayang sekaliii 😁
total 2 replies
Nur Bahagia
iya ih kerenan begini kodasih.. kenapalah dia jadi jahad 😔 seandainya lakon kodasih bisa di rubah kak Thor 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!