Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itulah pribahasa yang cocok menggambarkan seorang gadis cantik bernama Emila. Setelah hubungannya kandas karena kehadiran orang kedua, kini ia harus merasakan menjadi yang kedua pula untuk seorang pria yang sudah beristri karena mengandung anak dari pria itu setelah melewati malam panas dan ia dinyatakan mengandung.
Penawaran pernikahan sebagai bentuk tanggung jawab dari pria yang sudah menanamkan benih di rahimnya membuat Emila tak bisa menolak karena tidak ingin membuat ibunya malu dan akhirnya mendapatkan perlakuan buruk dari orang sekitarnya.
Bagaimana nasib Emila selanjutnya setelah menikah menjadi yang kedua sedangkan istri pertama pria tersebut tidak mengetahui pernikahan diam-diam mereka? Apakah istri pertama pria itu akan bersikap baik pada Emila atau justru sebaliknya setelah kebenaran itu terungkap mengingat istri pertama dari pria itu dinyatakan sulit memiliki seorang anak?
Yuk ikuti kisah Emila dan Arkana di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi siapa yang hamil?
"Baiklah, aku akan menghubungi salah satu dokter obgyn di rumah sakit." Jawab Edgar tanpa banyak tanya. Edgar pun segera mengeluarkan ponsel pintar dari saku jasnya dan mengirimkan pesan pada pihak rumah sakit untuk bersiap-siap memeriksakan kondisi istri Arkana siang ini.
"Karena aku sudah tidak membutuhkanmu lagi makan segera pergilah dari sini!" Usir Arkana. Ia tidak ingin berlama-lama bersama Edgar karena ingin memikirkan apa yang terjadi saat ini.
Lidah Edgar berdecak. Kebiasaan sekali teman baiknya itu mengusir dirinya jika sudah tidak diperlukan lagi. "Awas saja jika kau memanggilku lagi dengan alasan meminta bantuan menemukan dalang penjebakanmu malam itu." Ancam Edgar.
Arkana tak memperdulikan perkataan teman baiknya. Ia mengibaskan tangan di udara meminta Edgar untuk segera pergi.
Perasaan tidak enak pun mulai menyelimuti hari Arkana setelah kepergian Edgar karena mulai menebak-nebak siapakah yang sedang mengandung anaknya saat ini. Apakah benar istrinya atau wanita lain yang pernah disentuhnya dua bulan lalu.
Karena tidak sabar mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya saat ini, Arkana pun segera mengirimkan pesan pada istrinya jika ia akan menjemput istrinya itu sebentar lagi.
"Lady, aku harap kaulah yang sedang mengandung anakku saat ini." Gumam Arkana penuh harap.
*
Arkana kini sudah tiba di kediamannya. Mendengar suara mobil suaminya sudah tiba di depan rumah membuat Lady segera keluar dari rumah untuk menghampiri suaminya.
"Ada apa kau ingin membawaku ke rumah sakit hari ini?" Tanya Lady.
"Aku hanya ingin memeriksakan kondisimu saat ini. Tadi malam aku bermimpi jika kau sedang hamil saat ini."
Lady menghembuskan nafas kasar di udara. "Jangan terlalu berharap, Ar. Aku tidak menunjukkan tanda-tanda hamil saat ini." Jawab Lady. Wanita itu tidak menunjukkan wajah sedih saat mengatakannya. Ia nampak kuat karena sudah bisa berdamai dengan takdir hidup yang diberikan kepadanya.
"Kita periksa saja, ya. Aku harap mimpiku adalah benar." Pinta Arkana.
Lady mengangguk saja.
Mobil milik Arkana pun kembali melaju meninggalkan perkarangan rumah menuju rumah sakit swasta milik keluarga Edgar.
Setibanya di rumah sakit, Arkana tak lagi melakukan pendaftaran atau sebagainya karena Edgar sudah mengurusnya. Mereka langsung saja diminta masuk ke dalam ruangan dokter obgyn untuk melakukan pemeriksaan.
"Bagaimana, Dok?" Tanya Arkana setelah pemeriksaan dimulai.
Dokter memperhatikan layar monitor yang sedang menampilkan kondisi rahim Lady saat ini.
"Seperti yang terlihat, tidak ada tanda-tanda Nona Lady sedang hamil, Tuan." Jawabnya lalu menjelaskan kondisi rahim Lady saat ini.
Wajah Arkana nampak tegang setelah mendengarnya. Dokter bilang apa tadi? Istrinya sedang tidak hamil? Lalu jika istrinya sedang tidak hamil jadi siapa yang sedang mengandung anaknya sesuai prediksi Edgar?
Arkana benar-benar dibuat tegang dan mematung memikirkan apa yang terjadi saat ini.
"Sayang, kan aku sudah bilang aku tidak hamil. Jika aku hamil aku pasti merasakan tanda-tanda kehamilan." Ucap Lady setelah keluar dari ruangan pemeriksaan.
Arkana mengusap rambut istrinya. Ada rasa bersalah yang kini ia rasakan karena untuk yang kesekian kalinya istrinya harus mendengar jika ia dinyatakan sulit untuk hamil oleh Dokter.
"Maafkan aku, ya. Aku tidak bermaksud menuntut anak darimu." Sesal Arkana.
"Tak apa. Minggu depan kita mulai program kehamilan lagi, ya." Jawab Lady.
Arkan mengangguk lalu membawa istrinya ke dalam pelukannya. Di saat sedang memeluk Lady, tanpa sengaja kedua mata Arkan menangkap sosok wanita yang sangat dikenalinya kini sedang duduk di kursi tunggu di depan ruangan dokter obgyn.
"Emila?" Lirihnya.
***