Amy terpaksa harus menjadi pengasuh Reo Onsi Nagato, anak dari duda Shiro Yuki. Yang ternyata adalah seorang CEO.
Tapi kemunculan sang mantan istri, yang ternyata adalah seorang artis terkenal. Membuat kisah mereka menjadi tidak biasa.
Bagaimana Amy harus bersikap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tompealla kriweall, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Culik
Ancaman yang diberikan oleh Lay Sanespere pada Amy, terbawa sampai di rumah. Bahkan dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan banyak hal, terutama untuk anak asuhnya, Reo, dan juga keselamatan dirinya sendiri.
Amy sudah hidup seorang diri sejak lama, ditinggal pergi ibunya sejak sekolah SMP, kemudian ayahnya meninggal dunia pada waktu dia sekolah SMA.
Setidaknya Amy memiliki nasib yang sama seperti yang dijalani Reo sekarang, ditinggalkan sosok ibu. Itulah sebabnya, dia tidak mau jika Reo akan terus seperti dirinya. Setidaknya sekarang ini Lay Sanespere sudah memiliki niatan untuk memperbaiki kesalahannya yang dulu. Jadi Amy ingin memberikan kesempatan kepada mamanya Reo, supaya bisa memberikan kasih sayang seorang mama kepada anak asuhnya. Sama seperti yang dikatakan oleh Lay Sanespere sendiri padanya, kemarin saat berada di rumah ini dan juga di rumah sakit.
"Aku harus pergi dari rumah ini, agar mamanya Reo punya kesempatan untuk lebih dekat dengannya. Bisa kembali memperbaiki kesalahan yang dulu bersama dengan Tuan Shiro juga, sehingga mereka bisa kembali bersatu untuk sebagai sebuah keluarga yang bahagia. Meskipun itu bukan bersamaku, tapi setidaknya Aku sudah memberikan waktu untuk tuan Muda Reo bahagia dengan adanya mama dan papanya secara utuh."
Tekad Amy pergi dari rumah ini semakin besar, mengingat semua hal tersebut.
"Baiklah. Besok adalah kesempatan yang baik untuk Aku pergi dari rumah ini. Setidaknya nenek dan kakek masih berada di rumah sakit, sedangkan Tuan Shiro bekerja di kantor. Hanya Tuan Muda Reo yang ada di rumah bersama dengan para asisten rumah tangga. Aku bisa dengan mudah membuat alasan untuk pergi dari rumah ini."
Amy memutuskan untuk secepatnya pergi dari rumah keluarga keluarga Nagato, agar anak asuhnya bisa lebih cepat akrab dan menerima keberadaan mama kandungnya, yaitu Lay Sanespere.
*****
"Amy, tolong jaga Reo di rumah saja ya! Kemungkinan mami sudah diperbolehkan besok, jadi papi juga tidak pulang hari ini sekalian besok pulangnya. Aku juga tidak bisa pergi ke rumah sakit, karena banyak pekerjaan yang harus Aku selesaikan di kantor. Tapi Aku sudah meminta kepada Zaskia untuk menemani mami dan papi di rumah sakit, jadi Kamu tenang saja di rumah jaga Reo." Shiro Yuki memberitahu Amy saat sarapan pagi.
"Baik Tuan Besar."
"Papa pulang cepat kan?" tanya Reo, setelah Amy menyanggupi permintaan dari papanya.
"Tidak tahu Sayang. Papa sedang ada banyak pekerjaan di kantor, karena ada sedikit masalah. Reo di rumah yang anteng ya! Jangan membuat repot mam... mama Amy."
Shiro Yuki sempat menjeda kalimatnya pada saat menyebut "mama" untuk menyebut Amy, sama seperti yang biasa disebutkan oleh anaknya. Dia juga melirik ke arah pengasuh anaknya, seakan-akan canggung untuk melihat reaksi Amy, setelah dia menyebut "mama" tadi.
Ternyata wajah Amy nampak memerah karena malu, kemudian berusaha menghindar dengan pura-pura mengambil lauk untuk Reo.
Senyuman tipis muncul di bibir Shiro Yuki, melihat rona merah di wajah pengasuh anaknya itu. Dia seakan-akan mendapatkan kebahagiaan tersendiri, bisa melihat semua itu. Padahal sebenarnya dia juga merasa kecewa dan tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakannya saat ini, setelah Amy menolak ajakannya untuk menikah.
"Sebenarnya apa yang dia rasakan? kenapa kadang-kadang Aku merasa dia punya perhatian padaku, tapi kadang kala juga tidak peduli. Lalu kenapa dia juga menolak ajakan yang Aku tawarkan untuk menikah? apa dia sudah punya kekasih atau Aku kurang tampan?" tanya Shiro Yuki dalam hati.
"Pa! Papa!"
"Ehhh iya Sayang, ada apa?"
Shiro Yuki gelagapan di saat mendengar suara Reo yang memanggilnya beberapa kali. Ternyata dia sedang melamun, dengan terus menatap ke arah Amy.
"Papa sarapan yang benar dong! Masa sarapan gak habis-habis?"
Mendengar protes dari anaknya, membuat Shiro Yuki cepat menoleh ke arah piringnya sendiri. Dan ternyata makanan yang ada di piringnya masih utuh, sedangkan jarum jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 07.00 lebih.
"Papa... Papa harus berangkat ke kantor sekarang. Reo lanjutkan sarapannya ya!" ujar Shiro Yuki gugup. Dia tidak mau jika Amy mengetahui keadaan hatinya yang tadi bertanya-tanya tentang perasaannya.
"Ya Pa, ati-ati!"
Reo berteriak memperingatkan papanya, saat papanya sudah berada di ambang pintu keluar rumah karena berjalan dengan cepat.
Shiro Yuki hanya mengangguk saja, tanpa menoleh lagi. Tapi ternyata sebelum dia benar-benar keluar, Shiro Yuki menoleh, memastikan jika Reo atau Amy masih memperhatikannya.
Deg!
Hati Shiro Yuki bergejolak, saat melihat Amy yang ternyata sedang melihatnya dan segera menunduk pada saat tatapan mata mereka bertemu.
"Aku yakin jika Kamu juga punya perasaan padaku. Aku akan berusaha untuk bisa menaklukkan hatimu secara perlahan-lahan Amy," tekad Shiro Yuki, di saat Amy tidak lagi melihatnya.
Dengan tersenyum senang, Shiro Yuki kembali melangkah keluar rumah untuk pergi ke kantor.
*****
Amy sudah mempersiapkan diri untuk rencananya pergi dari rumah ini, sehingga begitu ada waktu dan kesempatan, dia bisa langsung pergi tanpa kesulitan.
Kebetulan asisten rumah tangga, Zaskia, sudah pergi ke rumah sakit, di antar oleh supir, pak Nico, sehingga yang berada di rumah hanya ada security, tukang kebun dan dua asisten rumah tangga yang lainnya. Dengan demikian, Amy bisa lebih mudah untuk mencari alasan sehingga bisa keluar dari rumah ini secepatnya.
"Tuan Muda Reo tidak tidur?" tanya Amy saat waktunya tidur siang, tapi Reo belum juga mau tidur.
"Gak mau. Reo mau main sama Mama!" jawab Reo yang terlihat resah.
"Tuan muda Reo mau Mama belikan jajanan gak, di depan gang sana?" Amy bertanya dengan maksud untuk merayu Reo, supaya dia punya kesempatan keluar dari rumah.
"Mau. Tapi mau ikut!" rengek Reo, yang tidak mau ditinggal sendirian.
"Tapi cuaca panas Tuan Muda. Jadi lebih baik di rumah saja ya!"
Akhirnya setelah bernegosiasi, Amy memberikan ponselnya pada Reo, untuk dijadikan mainan terlebih dahulu, sedangkan dia pergi keluar rumah.
"Tuan Muda main ponsel Mama dulu ya! Mama hanya sebentar." Akhirnya Reo setuju, sehingga Amy bisa keluar dari rumah ini dengan tenang.
Ternyata rencana Amy untuk pergi dari keluarga Nagato diketahui dan di pantau oleh Lay Sanespere, dengan mata-mata salah satu asisten rumah tangga yang lain, sehingga dia justru berusaha untuk menculik Amy, supaya tidak ada kesempatan untuk kembali lagi kepada mantan suaminya.
Tapi penculikan tersebut direkam oleh Reo, yang melihat aksi penculikan tersebut dengan ponsel Amy, yang pada saat itu digunakannya untuk bermain di balkon.
"Mama! Itu siapa yang bawa mama dengan paksa?"
*****
#Kira-kira Lay Sanespere ngaku gak dengan perbuatannya itu ya?
Akhirnya happy ending untuk Tuan Muda Reo 😁 jdi seperti tante online yg ngikutin dari kecil sampai nikah. Tinggal jadi nenek online aja nih 😁
Sukses terus ya thor dgn semua karya-karya nya😍😎 Semangat