NovelToon NovelToon
Istri Kecil Dosen

Istri Kecil Dosen

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Jenar

Pertemuan pertama yang tidak mengenakan di toilet cewek dimana seorang cowok bernama Revan Sanjaya tengah bersembunyi dari kejaran fans cewek yang memujanya tanpa dia sadari di toilet ada seorang gadis kecil yang bernama Kiara Putri, setelah menyadari ada seseorang dia meminta bantuannya karena tidak melihat reaksi apapun dari gadis itu dia yang ada malah sikap cuek yang diberikannya sehingga Revan merasa tertarik dengannya dan langsung mengajaknya menikah tetapi ditolah. Sehingga suatu kejadian yang mengharuskan mereka menikah. Apakah Kiara akan menerima pernikahannya dan belajar mencintai Revan? atau dia akan membencinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jenar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

Assalamu' alaikum Wr. Wb.

Selamat membaca semuanya.

----------

“ Mau melihatlah.” Ucap Ara dengan polosnya.

“ Gila aja ini gadis kecil, dia bilang mau lihat yang ada gue yang gak akan bisa menahan diri. Kalau sampai gue khilaf bagaimana coba.” Gumam Revan dalam hati menahan nafasnya untuk menstabilkan badannya yang sudah terasa panas dingin.

“ Benaran kamu mau lihat sayang?.” Tanya Revan ragu tapi dia juga ingin memastikan lalu Revan melihat sekilas ke Ara yang mengangukan kepalanya pasti dan membuat Revan membuang nafasnya panjang dan memberanikan diri untuk berbicara.

“ Makanya kamu terima saya jadi suami kamu, kalau saya sudah jadi suami istri kamu akan saya kasih lihat sepuasnya, bahkan kamu bisa menyentuh dan yang paling penting kamu bisa ngerasain dia.” Jawab Revan serius melirik sekilas ke arah Ara yang terdiam mengerutkan keningnya.

“ Hah, untuk melihatnya saja kenapa harus nikah?.” Tanya Ara dengan menatap Revan sedangkan Revan membuang mukanya.

“ Yaiyalah biar kita bisa bebas ngelakuin apapun, yang kita mau tanpa takut ketahuan oleh siapapun dan yang paling terpenting tidak berbuat dosa lebih banyak lagi kalau kita kelamaan nikahnya.” Jawab Revan tanpa melihat ke lawan bicaranya dan dia juga terus membujuk Ara agar mau menikah dengannya.

“ Gak, gue kan masih sekolah. Lagian gue masih muda belum mau nikah masih mau lanjut kuliah, kalau lu mau nikah cari sana cewek lain atau lu bisa pilih aja cewek yang tadi di dalam mall beres kan, jadi lu bisa nikah jangan rayuin gue terus untuk nikah sama lu. ” Ucap Ara dengan nada keselnya, Revan yang mendengar penolakan Ara yang begitu lembut terhadapnya dengan mengatakan bahwa dirinya masih sekolah menatap Ara tidak percaya dengan apa yang diucapkannya. Kalau saja dia mengatakan dirinya sedang menempuh pendidikannya di bangku kuliah dia baru akan pernah, untuk menutupi ketidak percayaannya dia bertanya mengikuti apa yang dia dengar barusan.

“ Hm, kamu masih sekolah? Emangnya kamu kelas berapa? Umurmu berapa sekarang?.” Tanya Revan dengan menatap Ara dengan senyum sinisnya.

“ Iya memang gue masih kelas sekolah, ini juga masih liburan kenailan kelas 11 SMA umurku 16 tahun.” Jawab Ara membuat Revan lembut ditempat.

“ Mana buktinya kalau kamu masih sekolah, bilang aja kalau kamu itu lagi bohongin saya kan sayang. Kamu bilang seperti itu biar bisa nolak saya, gak usah cari alasan yang gak masuk akal.” Ucap Revan tak percaya, tetapi di dalam hatinya dia merasakan adanya perasaan cemas dan takut apa yang dikatakan gadia kecil yang berada di sebelahnua itu benaran. Revan melihat Ara membuka tasnya menaikan sebelah alasnya, lalu Ara membuka dompet setelah itu mengambil sebuah kartu dan menunjukannya kepada Revan yang ternyata adalah kartu Siswa disalahkan satu SMA di Kota T ini.

J...der...

“ Huff... Jadi ini benar kalau dia masih sekolah, masa iya gue menikah dengan bocah apa lagi umurnya masih 16 tahun sedangkan umur gue 28 tahun berarti beda 12 tahun. Apa iya gue akan jadi fedofil karena menikah bocah, Van Van malang banget nasib lu giliran suka dan mau langsung ke jenjang yang lebih serius ketemunya yang masih sekolah.” Gumam Revan dalam hati merasa gusar.

" Eh, tapi gak apa apa lah kalau namanya jodoh gak pandang umur dan persetan dengan perkataan orang orang mau bilang apa juga hidup-hidup gue yang jalanin juga. Lagian umur 16 tahun kalau gak salah sudah bisa menikah, tapi yang jadi masalahnya dianya ini yang gak mau. Apa yang harus gue lakuin biar dia mau menikah sama gue, dari pada keburu diambil orang bisa kacau hidup gue.” Gumam Revan dalam hati memikirkan cara agar Ara mau menerimanya, Ara yang melihat wajah Revan terlihat tidak tenang malas untuk menanyakannya.

Hingga suasana menjadi hening seketika setelah ucapan Ara

“ Kayak ada yang kelupaan ya, tapi apa?.” Gumam Ara dalam hati sambil terus mengingat setelah 3 menit dia baru mengingat kalau dia datang ke mall tidak sendirian tetapi bersama dengan temannya dan menyuruh mereka menungguinya di pikiran.

“ Astaga... “ Ucap Ara setengah berteriak membuat Revan tersadar kalau dirinya tidak sedang sendirian dimobil.

“ Aduh... gimana ini aku lupa kalau pergi sama mereka bertiga, pasti mereka marah aku kelamaan. Ini semua gara-gara cowok itu membuatku kelamaan di dalam toilet.” Gumam Ara dalam hati merasa kesel dengan orang yang sedang berada disampingnya dan dengan segera dia mengambil hpnya di saku celana ingin menghubungi temannya, tetapi dia melihat disana sudah banyak panggilan tak terjawab dari Caca, Ria dan Vera ada juga pesan dari mereka. Sehingga Ara mengusap kasar wajahnya dan membuang nafas kasar sebelum membuka pesan dari temannya.

“ Kenapa? Ada apa sayang?.” Tanya Revan yang terkejut dengan teriakan Ara tetapi tidak ditanggapi oleh Ara dan dia lebih memilih untuk fokus ke jalan.

“ Ra lama banget di toiletnya? lu sakit perut ya?.” Ucap Caca karena sudah menunggu 10 menitan di parkiran tetapi tidak terlihat juga dan merasa khawatir.

“ Ra lu pulang bareng Ria ya, gue dan Vera di telvon sama papa gue harus segera pulang nenek kita sakit maaf ya Ra.” Ucap Caca meminta maaf ke Ara sedangkan Ara tidak mengangkat telvonnya ataupun membalas pesannya membuatnya merasa khawatir telah meninggalkannya sendirian tetapi dia tidak bisa menyusul Ara ke dalam karena orang tuanya sudah menelvonnya dan menyuruhnya untuk segera pulang.

“ Ara lu lama banget ke toiletnya?.” Tanya Ria.

“ Ra lu masih lama gak di toilet? .” Tanya Ria lagi setelah setengah jam menunggu tetapi tidak dibalas.

“ Ra maaf ya sebelumnya lu bisa pulang sendiri,orang tua gue nyuruh pulang cepat, sekali lagi gue minta maaf Ra gak bisa tunggui lo.” Ucap Ria selamh 10 menit dari pesan yang dia kirim ke Ara.

“ Huff.... syukurlah mereka sudah pada pulang.” Ucap Ara lega setelah membaca pesan dari mereka. tanpa dia sadari dari tadi ada yang memperhatikan setiap gerak gerikku dari tadi.

“ Kamu kenapa sayang? ada masalah? Kasih tau saya mau.” Tanya Revan lagi yang bingung melihat tingkah Ara.

“ Gak ada, tapi jangan panggil gue pake sayang sayangan segala jijik tau.” Ucap Ara dingin tanpa menatap Revan, dia masih fokus dengan hanya.

“ Emang kenapa kalau saya memanggilmu dengan sebutan sayang, kan emang saya sayang sama kamu.” Jawab Revan santai.

“ Cih sayang, yang ada lu itu cuma mau modusin gue doang.” Ucap Ara tak suka.

“ Kalau saya cuma mau modusin kamu doang, saya tidak akan meminta kedapamu untuk menikah dengan saya. Saya baru pertama kali berbicara serius sama seorang cewek untuk melamarnya dan saya tidak mau berpacaran karena itu akan menambah dosa, lebih baik pacaran setelah menikah akan terasa lebih indah. Saya tau kamu pasti masih ragu karena ada seorang cowok yang melamarmu tiba-tiba, terlebih kita baru pertama kali bertemu dan tidak mengenal satu sama lain sebenarnya. Ditambah kita tidak saling mengetahui sifat dari masing-masing, maka dari itu bisa kah kita memulainya tanpa ada kata-kata pacaran.” Ucap Revan tegas dengan nada serius dan Ara yang mendengarnya langsung melihat ke arah Revan, meneliti bahwa cowok yang sedang berbicara dengannya berkata jujur atau berbohong tapi setelah dilihat tidak ada kebohongan sama sekali dari tatapan matanya yang ada tatapan sengguh-sungguh memohon untuk diberikan kesempatan.

“ Aduh jadi dia benaran ini cowok pengen gue jadi istrinya, tapikan gue belum siap buat nikah sekarang. Gue harus menepati janji sama kedua orang tuaku untuk terus melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi, tapi kenapa hati gue merasa tidak tenang begini. Apa ini cuma perasaan gue aja, aakhh sudahlah jangan dipikirkan buat kepala gue jadi pusing.” Gumam Ara dalam hati mengusap wajahnya kasar dan dia memilih untuk diam saja dari pada dia harus menjawab takutnya dia akan salah bicara sehingga akan membuat masalah, Revan yang melihat Ara mengusap wajahnya kasar dan tidak ada jawaban dari gadis kecilnya itu memiliki untuk berdiam dengan wajah kecewanya.

Suasana menjadi hening mereka masih berada dalam pemikiran masing-masing sampai suara Revan memecahkan keheningan.

“ Alamat rumahmu dimana sayang?.” Tanya Revan sambil melirik sekilas orang yang berada di sampingnya dia tidak mau mengubah panggilannya karena dia sudah nyaman dengan panggil gadis kecilnya dengan sebutan “sayang”.

“ Jalan aja dulu entar gue kasih tau arahnya.” Jawab Ara cuek sambil melihat kearah jalan.

“ Sayang tinggal sama siapa?.” Tanya Revan lagi.

“ Sendiri.” Jawab Ara cuek karena dia masih kesel dengan Revan.

“ Huff sabar Van, biarin aja dia cuekkim gue, biasanya juga gue yang cuekin orang apa ini namanya karma. “ Gumam Revan dalam hati sambil sesekali melihat Ara yang sama sekali tidak memperdulikan keberadaannya walaupun begitu dia tidak akan pernah menyerah.

“ Orang tuamu dimana? Kenapa tidak tunggal bersama.” Tanya Revan.

“ Maunya sih begitu tapi Allah berkehendak lain orang tuaku sudah meninggalkanku untuk selama-lamanya.” Jawab Ara dengan nada sedih dan Revan langsung menepika mobilnya.

“ Maaf saya gak berniat untuk mengingatkanmu kepada orang tuamu yang akan membuatmu menjadi sedih, sekali lagi saya minta maaf.” Ucap Revan dengan nada menyesal dan langsung memeluk Ara.

“ Iya engak apa-apa.” Ucap Ara dengan mata yang sudah berkaca-kaca menahan tangisnya.

“ Kalau kamu ingin menangis, menangislah sepuasnya sampai semua kesedihanmu hilang dan setelah itu kamu harus bahagia jangan mengingat semua masa lalumu yang akan membuatmu menjadi sedih. Pasti kedua orang tuamu tidak menginginkan anaknya sedih seperti ini jika mengingat mereka dan kamu juga harus selalu mengirimkan doa buat mereka, karena doa anak sholeha akan didengar oleh Allah.” Ucap Revan sambil mengelus-elus bahu Ara yang mulai terisak dengan lembut, Ara yang mendengar ucapannya menganggukkan kepala dan menghapus butiran yang ingin keluar dari matanya.

“ Iya terima kasih telah mengingatkan, tapi gak usah meluk gue atau lu mau cari kesempatan dalam kesempitan hah.” Ucap Ara dengan semangat sambil mengusap air matanya kasar dan melepas pelukan Revan.

“ Baru juga jinak, sudah kambuh lagi penyakitmya.” Gumam Revan dalam hati mencoba memaklumi sikap dari gadis kecilnya.

“ Yaudah sekarang jangan nangis lagi sudah jelek entar tambah jelek.” Ucap Revan mengalihkan pembicaraan.

“ Enak aja bilang orang jelek sendiri aja yang jelek, lagian kalau gue jelek gak mungkin lu suka sama gue kak dan ngajakin nikah gue secepat itu padahal kita baru ketemu pertama kali.” Ucap Ara kesel sambil memanyunkan bibirnya.

“ Iya ya kamu cantik tapi tu kenapa bibirnya di gituin minta dicium lagi ya.” Ucap Revan menggoda Ara dengan menaik turunkan kedua alisnya.

“ Enak aja itu sih maunya lu, dasar cowok mesum.” Teriak Ara. Setelah mendengar teriakkanku mukanya berubah menjadi merah padam.

“ Yaiyalah mana ada cowok yang dikasih enak gak mau, biarin mesum juga sama calon istri sendiri dan itu kenapa pipinya merah malu ya bilang aja kalau mau gak usah malu entar nyesel loh.” Ucap Revan mengoda Ara membuat pipi Ara tambah merah.

“ Apaan sih gak ya, siapa juga yang mau jadi calon istrimu udah ah gue malas bahas itu mulu.” Ucap Ara malas dan membuang muka, membuat Revan terkekeh gemes dengan tingkahnya.

“ Kamu.” Jawab Revan dengan senyum manisnya yang jarang sekali tampak diwajah tampannya.

“ Emangnya gue ada bilang kayak gitu?.” Tanya Ara.

“ Gak ada tapi kamu diam aja saya bilang di depan umum kalau kamu itu calon istriku.” Ucap Revan tak mau kalah.

“ Terserah lu mau bilang apa yang pasti gue gak mau nikah sama orang tua.” Ucap Ara mengejek dengan tersenyum miring.

“ Huff... iya aku emang sudah tua tapi gue bisa buktiin sama kamu sayang kalau aku ini masih kuat dan perkasa tenang aja masih bisa muasin kamu sayang bahkan bisa buat kamu gak bisa jalan.” Ucap Revan menantang sedangkan Ara yang mendengarnya biasa saja tapi dia penasaran dengan kata perkasa dan muasin sampai tidak bisa jalan.

“ Hah apa hubungannya dengan perkasa dan muasin sampai tidak bisa jalan.” Tanya Ara polos dan dia juga penasaran dengan kata-kata Revan barusan.

“ Kamu benaran mau tau sayang? .” Tanya Revan memastikan dan Ara menganggukkan kepalanya dan Revan tersenyum menyerigai sehingga reflek Ara menutup dadanya dengan kedua tangannya.

“ Apa kamu mau langsung kita praktekin aja, biar kamu langsung mengerti?.” Tanya Revan menatap Ara tajam.

----------

**Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, tekan gambar love, komentar dan yang pastinya vote ya teman-teman biar autor-nya tambah semangat Upnya... **

1
Riskiya ahmad
masa si arA hamil ga ada tanda nya,imang perut ara gak bunjit thor,ko bisa lahiran😗
Nayla Azizah
bhs'n tvlalu baku d berbelit-belit
Nolis Hasanah
main singkat aja... wooy thor bgaimana dengan ortu nya si revan
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
sippp ini jejakq thor 🤭
Unn Handa
penulis nya kayak bernostalgia sendiri dlm pikiran nya,,kita yv baca kena imbas jdi nya kan kita pusing
Herta Siahaan
heran tapi katanya dia punya genk tapi gampang tertangkap dan g ada rasa waspada dan peka
Unn Handa
berbelit belit ceritanya,kosa kata yg berubah ubah
Evi Yuliana Rinjani
maksudnya apa?
Evi Yuliana Rinjani
sebenarnya yg jadi tokoh utamanya siapa sih ? temen²nya ato ARA sih ?
Evi Yuliana Rinjani
sepertinya cerita tentang pertemanan merek di skip aja deh thor, atao dipertengahan cerita di flasback aja beberapa kenangan gitu. jgn hal² yg g penting juga di ceritain.
Adi Prasetya
terlalu banyak ngobrolnya dan terkesan bertele2.padahal ceritanya bagus
Yuni Shopia
ceritanya bagus thor, tapi maaf bahasanya tlg di perhatikan. klo mau lu gua atau aku kamu hrs di tetapkan 🙏🙏🙏
bunda khairy
baru mampir semoga seru
Bunga Blivers
kayak nya ara engidam dah oalnya berbeda hamil nya cengeng
Bunga Blivers
itu semua rencana anak sendiri karena mau membuat dedi nya bersatu sama ibu nya
Bunga Blivers
pasti dosen nya refan
Bunga Blivers
ya ketemu kan dong thor
Bunga Blivers
guuut thor ara harus di lindungi soal nya ada musuh
Bunga Blivers
ara mendapatkan pesen dari pak dokter
Bunga Blivers
akurasa ara hamil soalnya pak dosen mual2 pasti lagi engidam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!