NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Akhirnya keluar juga

Sebagai karyawan, Lintang tetap mengikuti perintah Yudha untuk datang ke ruangannya. Masih bersama Lion di gendongan. Ia duduk di kursi tamu. 

Yudha mengetuk-ngetuk meja menggunakan pulpen. Matanya tak teralihkan dari wajah cemberut gadis itu. Merasakan perbedaan, senyum manis yang ada di bibir Lintang itu langsung lenyap saat berada di hadapannya. Namun ia tak menghiraukan itu, yang lebih penting sekarang adalah alasan Lintang yang ingin keluar dari kantornya. 

"Kenapa kamu ingin mengundurkan diri dari sini?" tanya Yudha memutar kursi ke arah samping. 

"Tadi saya sudah bilang pada Pak Setiawan, apa beliau tidak mengatakannya pada, Anda?" 

Seumur-umur Lintang adalah orang yang pertama kali berani balik tanya padanya dan memasang wajah ketus. 

"Tidak, makanya saya bertanya," jawab Yudha, ia berbohong pada Lintang hanya demi mengulur waktu. 

"Bayaran di sini sangat kecil, dan saya ingin bekerja di tempat lain yang lebih mahal," ceplos Lintang tanpa sengaja. Padahal, bukan itu yang seharusnya ia katakan, namun semua sudah terlanjur. Entah, otaknya sedikit semrawut jika berada di dekat Lion dan Yudha secara bersamaan.

Jawaban yang konyol bagi Yudha, di luaran sana banyak yang mengantri bekerja di perusahaan miliknya karena bayaran yang menjanjikan, namun gadis sederhana yang ada di depannya bilang sebaliknya. Tidak masuk akal. 

"Tante cantik jangan pergi." Lion menyandarkan kepalanya di dada Lintang. Wajahnya memelas membuat hati Lintang kembali tersentuh. Bocah itu paham dengan apa yang dibicarakan Lintang dan Yudha. 

Tak ada jawaban, Lintang mencium pucuk kepala Lion dengan lembut. 

Melihat itu membuat Yudha terenyuh. Meskipun bukan siapa-siapa, Lintang nampak menyayangi putranya. Dalam kurun waktu tiga bulan mampu memikat hati Lion. 

"Kalau itu masalahnya, aku akan naikkan gaji kamu," ucap Yudha akhirnya, ia pun tidak mau kehilangan keceriaan seorang Lion. 

Nggak bisa dibiarkan, kalau seperti ini jelas-jelas aku nggak bisa keluar. Aduh, kenapa tadi aku bohong si. Lintang menggerutu dalam hati. 

"Sekarang katakan! Berapa gaji yang kamu inginkan?" tanya Yudha sembari menatap wajah Lintang dengan lekat. 

Aku harus serang balik. Dia tidak boleh menang. 

Lintang terjebak dengan omongannya sendiri.

"Sepuluh kali lipat dari gaji sekarang," ucap Lintang sambil tersenyum sinis, ia yakin Yudha tidak mungkin menyanggupi permintaannya yang sangat tinggi. Jika dikalikan dengan gajinya saat ini, itu pun mengalahkan bayaran pak Setiawan. 

Namun, bukan Yudha yang membesarkan masalah dan menganggap itu berat, justru itu adalah sebuah tantangan baginya yang memang sudah tertarik pada Lintang sejak awal bertemu. 

"Baiklah, saya akan bayar kamu sepuluh kali lipat." 

Kedua mata Lintang terbelalak, jantungnya berdegup dengan kencang mendengar jawaban Yudha yang sangat santai, bahkan sedikitpun pria itu tak nampak keberatan dengan permintaannya. 

Nggak mungkin, pasti dia cuma bercanda. 

Masih tak percaya. Kekesalan Lintang memuncak. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. 

"Lion, tante ingin bicara dengan papa sebentar, kamu keluar dulu ya," bisik Lintang yang langsung dijawab anggukan bocah itu. 

Setelah Lion keluar dari balik pintu, Lintang beranjak dari duduknya. Berdiri tepat di samping Yudha. 

"Kenapa Anda Setuju dengan permintaan saya?" 

Dada Lintang meletup-letup. Ia tak sanggup lagi memendam rasa benci yang membuat dadanya sesak. 

"Karena saya mau yang terbaik untuk Lion. Apa salahnya saya mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk dia."

"Tapi kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang," bantah Lintang terbata. Jika berada di dekat Yudha bayangan ibunya selalu hadir membuat hati Lintang sekeras batu. 

"Maksud kamu apa?" Yudha ikut beranjak, menatap kedua bola mata Lintang yang digenangi cairan bening. 

Jarak mereka sangat dekat hingga napas Yudha menerpa wajah cantik Lintang. Ada guratan benci yang Yudha lihat di wajah Lintang, tatapan yang sangat tajam menimbulkan banyak pertanyaan.

"Maksud saya hanya ingin menyadarkan, Anda. Bahwa uang bukan segalanya termasuk menukar kebahagiaan dan merendahkan orang. Saya tahu, kalau Anda orang kaya, tapi tidak sepantasnya harus merendahkan orang miskin. Saya tidak tertarik dengan sepuluh kali lipat, karena saya masih punya harga diri. Saya akan tetap keluar dari kantor ini."

Yudha diam, meresapi setiap kalimat yang meluncur dari mulut Lintang. Sedikit pun ia tak mengerti apa yang dimaksud gadis itu. 

"Sekarang lebih baik bapak tanda tangani surat pengunduran diri saya," pinta Lintang mulai memelankan suaranya, mengusap air mata yang membasahi pipinya. 

Yudha melirik amplop yang diberikan pak Setiawan. Dari lubuk hati ia tidak ingin tanda tangan demi putranya. Namun, ia tak mau memberatkan Lintang yang nampak kekeh ingin keluar. 

Tanpa menjawab, Yudha langsung menandatangani surat itu dan memberikannya kembali pada Lintang. 

"Ini yang kamu mau, kan? Sekarang kamu pergi dari sini, jangan sampai Lion melihatmu keluar."

"Terima kasih," ucap Lintang membuka pintu. 

Tak sesuai ekspektasi, Lintang pikir Lion ada di ruangan Andreas, ternyata bocah itu bermain di depan ruangan Yudha yang langsung bisa melihat Lintang keluar dari ruangan sang papa. 

"Tante cantik sudah selesai bicaranya, sekarang berarti mau dong, main sama aku?" Lion memberikan robot berwarna merah yang ada di tangannya pada Lintang. 

Aku harus bilang apa, kenapa dia ada di sini? 

Lintang menoleh, menatap Yudha yang berdiri di ambang pintu. Secara tidak langsung meminta bantuan pria itu.

"Lion, Sayang. Hari ini Tante cantik ada urusan penting di luar, jadi tidak bisa bermain dengan Lion." Yudha menggendong tubuh mungil putranya. 

"Tapi aku maunya dengan tante cantik, Pa."

Lagi-lagi Lintang dibuat pusing dengan rengekan itu.

"Sayang, maafkan tante, hari ini tante tidak bisa menemani Lion. Nanti kalau ada waktu pasti tante akan main sama Lion." Mengusap bahu kecil Lion dengan lembut. 

Akhirnya bocah itu mengangguk setelah mendengar bujuk rayu Lintang. 

Sebuah kecupan mendarat di pipi Lintang dari bibir mungil Lion. 

Lambaian tangan mengiringi langkah Lintang menuju pintu lift.

Maafkan aku, Lion. Tidak seharusnya kamu menjadi korban keegoisanku, tapi aku tidak bisa terus bertemu dengan papamu, karena dia yang sudah menghancurkan keluargaku. Aku sangat membencinya. Aku tidak tahu sampai kapan, tapi untuk saat ini aku ingin menjauh dari kalian, demi ibuku. 

Perpisahan Lintang dengan semua sahabatnya tak kalah mengharukan. Ia dikenal ramah dan juga baik, sering membantu yang lain saat kesulitan. Namun kini harus pergi. 

"Kamu yakin akan meninggalkan kantor ini?" 

Samsul ikut menghampiri Lintang yang sudah merapikan semua barang-barangnya. 

"Iya, tapi kita masih bisa bertemu kok, nanti kalau hari libur kita ke cafe," ucap Lintang seraya meraih tasnya. 

"Tapi, Lin. Kita sudah sama-sama dari dulu, jodoh kita pasti bingung nyari nya. Di mana kamu di mana aku." Disaat semua sedih, Gita justru menciptakan tawa. 

Samsul menoyor jidat Gita hingga gadis itu terhuyung. 

"Jodoh Lintang di sini." Samsul menunjuk dadanya. "jodoh kamu di mana?"

Semua kembali tertawa terbahak-bahak. 

Akhirnya aku bisa pergi juga dari sini.

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!