NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Milik CEO

Gadis Kecil Milik CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Sudah Terbit / Patahhati / CEO / Mengubah Takdir
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: To Raja

Terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki bakat yang terlalu sempurna bukannya membuat hidup Loren berjalan mulus, justru karena kelebihannya dia membuat sepupunya menjadi iri hingga membuang Loren ke luar negeri.

Semua orang mengejek dan menghindarinya karena tubuhnya yang gemuk dan kotor sebab dia berakhir menjadi gelandangan di luar negeri.

Namun tak disangka, ketika dia mengalami kecelakaan dan berpikir akan mati, ternyata dia malah dipertemukan dengan CEO kejam yang malah membantunya merubah takdirnya.

Bagaimanakah perubahan takdir Loren? Yukkk baca..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#14. Aku akan melindungi lukisanmu

Sang dokter belum tiba ketika Ransi terkejut saat Christian telah berdiri dan bergerak ke ruangan di mana Loren sedang membereskan.

'Oh tidak, jangan sampai perempuan itu belum selesai membereskan ruangannya!' Ransi terburu-buru mengikuti Christian tapi ketika pintu ruangan telah tertutup Dia hanya bisa berdiri disana dan berdoa dalam hatinya supaya Loren sudah bersembunyi di dalam kamar.

Sementara di dalam kamar kecilnya, Loren baru-baru saja menutup pintu karena baru selesai meletakkan pajangan terakhir ketika terdengar suara pecahan dari luar.

"Astaga,, pria itu kembali lagi? Secepat ini?" Loren meletakkan kedua tangannya di dadanya dan pikirannya terhanyut pada lukisan ayahnya yang ia gantung di dinding.

"Itu lukisan Ayah, aku tidak bisa membiarkannya dihancurkan begitu saja." Ucap Loren dengan jantung yang berdegup kencang membuka pintu hingga satu matanya bisa mengintip ke luar.

Dilihatnya seorang pria sedang berteriak histeris dan frustasi sembari melemparkan barang ke lantai atau ke dinding.

"Ah!" Loren berusaha menahan teriakannya dengan menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya saat barang yang dilempar pria itu hampir saja mengenai lukisan ayahnya.

Jantungnya semakin berpacu, lukisan itu adalah satu-satunya lukisan yang saat ini bisa meredakan kerinduannya terhadap ayahnya.

'Lukisan itu tidak boleh dihancurkan.' kata Loren dalam hatinya sembari mengusap air matanya yang sudah jatuh berderai di pipinya.

Selain hatinya yang tidak rela kalau Christian menghancurkan lukisan ayahnya, dia juga merasa kasihan dan emosional mendengar teriakan-teriakan frustasi dari Christian.

Perempuan itu terus berdiri menonton tindakan Christian hingga pria itu hampir menghancurkan setengah dari barang yang ada di seluruh ruangan itu.

'Aku harus keluar atau dia akan menghancurkan semuanya termasuk lukisan ayah.' Loren dengan menguatkan tekad nya berusaha mentransfer seluruh tenaganya pada dua kakinya yang terasa lemas lalu perempuan itu membuka pintu.

Begitu keluar dari kamar nya Loren berdiri memandangi Cristian yang sedang menghadap ke rak yang ada di dinding sambil pria itu sesekali meninju barang yang dipajang di sana.

'Aku harus berani, setidaknya kalau dia tidak mendengarkan kata-kataku aku bisa langsung berlari ke dalam kamarku dan mengunci pintunya.' ucap Loren dalam hatinya lalu dia menarik nafas yang panjang dan menghembuskannya secara perlahan.

Memusatkan pikirannya pada pria yang sedang mengacau itu, Loren kemudian berjalan mendekati pria itu hingga mereka hanya berjarak 5 meter saja.

"Butuh pelukan?" Ucapnya dengan keringat memenuhi punggung dan keningnya.

Namun, secara ajaib ucapan Loren menghentikan pria yang sedang mengamuk itu lalu berbalik menatap Loren.

Terlihat tatapan Cristian penuh dengan kemarahan, mata pria itu terlihat memerah dan mengeluarkan kan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Mau ku peluk? Pelukan bisa menghilangkan amarah yang menyakitkan." Kata Loren sembari melebarkan kedua tangannya.

Sembari terus melebarkan tangannya, Loren terus memperhatikan ekspresi Christian dan perempuan itu tersenyum saat melihat Christian menatapnya dengan bingung seolah pria itu sama sekali tidak mengerti dengan tawaran Loren.

Loren akhirnya memberanikan diri lalu mendekati Christian dan memeluk pria itu dengan hangat.

"Kalau kau marah kau bisa mencariku untuk mendapatkan pelukan." Ucap Loren sembari mengusap punggung pria itu.

Meski dia bersikap tenang, sebenarnya jantungnya sudah berdegup dengan sangat kencang, dia takut kalau-kalau Christian malah menjadi tambah marah dan tiba-tiba menyakitinya.

Namun, di luar dugaannya, pria itu membalas pelukannya dan menyandarkan dagunya di bahu Loren hingga bahu Loren terasa berat menahan beban kepala Christian.

'Berhasil!' ucap Loren dalam hatinya dengan perasaan lega melingkupinya sembari matanya tertuju pada lukisan ayahnya yang tepat berada di atas kepalanya.

'Ayah, aku akan melindungi lukisanmu.'

1
Sweet Girl
Klo kleyan yg julid cerdas... lo paham yeeeee
Sweet Girl
LorenChristian
Sweet Girl
Ya...ya ya ya...
Sweet Girl
Biarin aja di bangga dengan kedudukan nya.
Christian tidak akan tutup mata.
Sweet Girl
Bobok siang dia... kekenyangan habis makan, terus ngantuk.
Sweet Girl
bwahahaha pendarahan haid
Sweet Girl
bwahahaha kasihan Loren... kata Otor seperti anak Anjing saat dikasih susu.
Sweet Girl
bwahahaha belum diapa²in wes hamil ae Ren....
Sweet Girl
Turuooo ae....
Sweet Girl
Anggep aja layak...
Sweet Girl
bwahahaha Elu yg goyang ...
Sweet Girl
iya iya...
Sweet Girl
Hampir
Sweet Girl
ruwet koe Loren... main lari aja... Khan orang jadi mikir lain lain ya...
Sweet Girl
Baik banget Asisten Ransi....
Sweet Girl
Gak wani...
Sweet Girl
ya pasti bohong lah...
Sweet Girl
kamu sih... pakek lari ...
Sweet Girl
lha lhaaaa laopo koe mlayu Loren....
Sweet Girl
bwahahaha modus mu kelihatan cekali Chris....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!