Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Kayla tiba-tiba teringat pada Ayahnya.
Satu-satunya pria yang disayanginya dan paling hebat di matanya.
Permintaan sang ayahlah membuatnya masuk ke dalam kehidupan pria baik yang tidak mencintainya.
"Hei, ada apa?" tanya Raffa yang mulai panik saat melihat air mata Kayla terus mengucur deras di pipinya.
"Maaf," lirih Kayla mengusap pipinya yang sudah sembab karena air mata.
"Ada apa?" tanya Raffa lagi penasaran apa yang membuat gadis di hadapannya menangis.
Kayla menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya teringat sesuatu sehingga membuatku tiba-tiba merasa sedih," ujar Kayla pelan.
Raffa mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya.
"Nih!" Dia menyodorkan sapu tangan itu pada Kayla.
"Mulai hari ini anggaplah aku sebagai temanmu, jika ada sesuatu yang membuat mu bersedih kau boleh bercerita padaku." Raffa menawarkan sebuah pertemanan pada sang istri.
"Terima kasih," ucap Kayla.
"Yuk, pulang!" ajak Kayla
"Kamu yakin mau pulang?" tanya Raffa.
Kayla mengangguk memberi jawabannya. Moodnya seketika hilang. Dia melangkah menuju mobil.
Raffa menekan tombol di kunci mobilnya saat Kayla telah berdiri di samping mobilnya.
Kayla langsung membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam mobil mewah milik suaminya.
Raffa pun membayar semua pesanannya.
Dia menyodorkan selembar uang seratus ribu pada pemilik cafe.
"Kembaliannya ambil saja," ujar Raffa, lalu dia bergegas melangkah menuju mobil dan masuk ke dalam mobilnya.
"Jangan lupa pasang sabuk pengamanmu," pesan Raffa sebelum melajukan mobilnya.
Sepanjang perjalanan pulang, Kayla hanya diam. Raffa menghidupkan MP3 mobilnya agar suasana sedikit menghangat dengan lantunan lagu dari MP3 mobilnya.
Tiga puluh menit perjalanan, mereka sampai di depan rumah keluarga Surya.
Raffa menghentikan mobilnya tepat di depan pintu utama. Dia turun dari mobil diikuti oleh Kayla yang wajahnya masih terlihat sendu.
Raffa memberikan kunci mobil pada sopir pribadinya, lalu dia kembali menggenggam tangan sang istri.
"Assalamu'alaikum," ucap Raffa saat masuki rumah.
"Kamu udah pulang, Fa?" Terdengar suara mama dari ruang keluarga.
"Udah, Ma," ujar Raffa.
"Kamu nggak lupa, kan?" tanya mama menagih pesanannya.
"Ini, Ma." Kayla memberikan sekantong martabak pada sang mertua.
Dia berusaha menutupi wajah sendunya.
"Kayla, kamu baik-baik saja?" tanya Arumi khawatir pada sang menantu.
"Aku baik-baik saja kok, Ma." Kayla berusaha memasang wajah ceria walau Arumi masih dapat menangkap kesedihan dari wajah sang menantu.
"Ya udah, istirahatlah! Kamu pasti capek sekali." Arumi menyuruh Raffa membawa Kayla untuk beristirahat.
"Iya, Ma," jawab Raffa dan Kayla serentak.
Raffa menggandeng tangan Kayla melangkah menaiki anak tangga.
"Istirahatlah, aku akan tidur di sana!" ujar Raffa lalu dia mengambil satu bantal dan sebuah selimut dari dalam lemarinya.
Dia melangkah menuju sofa tempat dia akan tidur semalaman ini.
Sedangkan Kayla langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya serta berwudhu', dia akan menunaikan ibadah shalat isya.
Setelah Raffa melihat Kayla keluar kamar mandi, gantian Raffa melangkah menuju kamar mandi untuk melaksanakan kewajibannya sebelum tidur yaitu shalat isya.
Keesokan harinya, Kayla seperti biasa setelah bangun tidur dia melakukan rutinitasnya dari pukul 4 beribadah serta membaca ayat suci al-qur'an.
Begitu juga dengan Raffa, mereka merupakan sosok pemuda dan pemuda yang taat beribadah.
Raffa kagum dengan kebiasaan yang dilakukan oleh sang istri.
"Udah selesai?" tanya Raffa pada istrinya setelah Kayla mengganti mukenanya dengan hijabnya.
"Udah," jawab Kayla.
Kayla menundukkan pandangannya untuk menjaga hatinya agar tidak kagum dengan pesona Raffa yang mengenakan baju Koko serta kopiah yang membuat hati setiap wanita merasakan keteduhan saat memandangnya.
Kayla buru-buru hendak keluar dari kamar. Dia ingin melangkah menuju dapur untuk menyiapkan sarapan atau membersihkan rumah.
"Mau ke mana?" tanya Raffa bingung.
"Ke dapur, mana tau ada pekerjaan yang bisa aku lakukan," jawab Kayla.
"Oh." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Raffa.
Kayla melangkah menuruni anak tangga menuju dapur.
Di dapur terlihat Bi Sari sibuk melakukan pekerjaannya.
"Pagi, Bi," sapa Kayla.
"Eh copot jantungku, jantungku copot," celetuk Bi Sari kaget saat Kayla menyapanya.
Kayla juga kaget saat melihat ekspresi Bi Sari yang latah. Dia mengelus dadanya.
"Astaghfirullah," ucap Kayla.
"Eh, Nona, maafin Bibi, ya," ujar Bi Sari merasa bersalah.
"Nggak, apa-apa, Bi." Kayla mengumbar senyum manisnya pada sang PRT di kediaman keluarga Surya.
"Nona mau apa di sini? Ada yang bisa bibi bantu?" tanya Bi Sari heran melihat Kayla sudah masuk dapur sepagi ini.
"Aku mau bantuin, Bibi," jawab Kayla.
"Apa yang bisa aku bantu?" tanya Kayla.
"Jangan, Non. Nona tunggu di kamar aja, atau nonton di ruang keluarga," jawab Bi Sari merasa tidak enak hati.
"Kenapa, Bi?" Kayla jadi bingung.
"Bibi nggak enak dibantuin sama, Nona. Bibi takut dimarahi Nyonya," jawab Bi Sari segan.
"Emangnya, Nyonya Arumi suka marah, ya?" tanya Kayla penasaran.
"Eh, nggak juga, sih," jawab Bi Sari sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya udah, sini aku bantuin. Bibi, mau masak apa?" tanya Kayla mendesak Bi Sari.
"Mhm," gumam Bi Sari bingung.
"Kenapa, Bi?" Kayla bertambah bingung.
"Bibi merasa nggak enak, kalau Nona ikut bantuin Bi Sari masak," ujar Bi Sari jujur.
"Ah, nggak usah dipikirin, mana bahannya biar aku bantu. Bibi mau masak apa?" tanya Kayla.
"Nasi goreng sama bubur ayam," jawab Bi Sari pasrah.
"Ya udah, Kayla bantuin, ya," ujar Kayla.
Dia pun mengambil alih beberapa sayur yang ada di hadapan Bi Sari, lalu dengan cekatan memulai aksinya.
"Aku udah biasa masak, Bi. Makanya aku nggak bisa santai-santai jam segini. Kalau di asrama aku selalu masak sendiri. Kalau di rumah, Ibu Rita selalu menyuruh aku untuk masak dan bersih-bersih rumah, walaupun di rumah ada PRT yang bantuin, kata Ibu, kita harus bisa bekerja meskipun ada PRT di rumah, karena ada masanya PRT tidak bisaa membantu di rumah, contohnya sakit atau pulang kampung." Kayla asyik memotong beberapa sayur dengan bercerita panjang lebar.
"Tuan muda Raffa beruntung punya istri secantik dan serajin, Nona," puji Bi Sari.
Kayla tersenyum mendengar pujian dari BI Sari, "Tapi sayang dia tidak bisa mencintaiku, karena di hatinya sudah ada seseorang yang aku sendiri tidak tahu wanita itu siapa," gumam Kayla di dalam hati.
Bi Sari menyelesaikan pekerjaan lebih awal dari biasanya karena ada balatentara yang membantunya.
Mereka asyik menghidang makanan yang sudah mereka masak di atas meja.
"Astaghfirullah, ada setan di sana ada setan," ujar Bi Sari melihat seseorang menatap tajam ke arahnya.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏