teen romantis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mariana adi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN KEMBALI DENGAN ARYA
Begitu sampai di rumah, tanpa membangunkan Anna, Bagas langsung membawanya ke kamar dan diturunkan pelan ke atas kasur. Bagas lalu menciumi bibir istrinya, ********** lama. Anna membuka matanya.
" Apa kita sudah sampai mas ? "
" Iya sayang, kita ada di kamar "
" saya mandi dulu ya mas, keburu tengah malam " Anna bangun dari tempat tidur.
" baiklah sayang, jangan lama ya, kita sudah ditunggu untuk makan malam di bawah "
" siap sayang " Anna bergegas masuk ke kamar mandi dan tidak lama kemudian anna keluar dari kamar mandi, segera memakai baju dan menghampiri suaminya. Mereka turun ke bawah. Di meja makan ibu Rani, ibu Maryam, bapak Handoko dan Rista telah menunggunya.
" Selamat malam semuanya " ucap bagas, mereka berdua lalu duduk, Anna mengambilkan makanan untuk suaminya.
" Nak Anna, nak Bagas .... besok ibu dan bapak akan kembali ke Sulawesi. ucap ibu Maryam di sela - sela makan malam.
" kok cepat sekali bu ? '' Anna memasang wajah memelas.
" ibu dan bapak sudah lama di sini sayang, kasian adik kamu ditinggal sendiri di rumah "
(Anna masih memiliki seorang adik bernama Raihal, sekarang masih kuliah semester pertama)
" nanti kami akan jalan jalan lagi ke sini " bapak Handoko menambahkan.
" kami yang akan mengunjungi ibu dan bapak nanti " sela Bagas sambil membelai rambut istrinya.
" iya sayang, lagian kan ada ibu dan Rista di sini " kata ibu Rani.
" iya kak Anna, tidak usah sedih, kami ada di sini " tambah Rista sambil tersenyum manis menatap kakak iparnya.
* Visual Ibu Rani 👇
* Visual Ibu Maryam & Bapak Handoko 👇
* Visual Raihal ( Adik Anna )
* Visual Rista ( Adik Bagas )
******
Usai makan malam bersama, Anna tak kembali ke kamar melainkan ia berniat tidur di kamar ibu dan bapaknya. Ia ingin bermanjaan melepas rindu pada kedua orang tuanya sebelum mereka kembali ke kampung. Anna masuk ke kamar ibunya dan ikut berbaring di kasur.
" Lho kok di sini sih sayang ? " tegur ibu Maryam.
" ijinkan anakmu tidur di sini ya bu malam ini ? besok kan ibu sudah mau berangkat, jawab anna sambil memeluk ibunya dan memejamkan matanya.
" tidak nak, kamu harus kembali ke kamarmu nanti suamimu akan mencari dirimu"
" ibu.. pokoknya saya mau di sini " Anna semakin mengeratkan pelukannya.
" sayang, kamu ini sudah besar, jangan seperti anak kecil lagi, ayo kembali ke kamarmu sayang " giliran bapak Handoko yang membujuk putrinya sambil meraih tangan Anna.
" ibu dan bapak kok sama anak sendiri jahat sekali ?? " Anna merajuk.
tok, tok, tok.... " Bu, saya buka pintunya ya "
Bagas membuka pintu kamar ibu mertuanya karena ia tahu anna pasti ada di dalam.
'' Ayo sayang, kita kembali ke kamar, kasian.. ibu dan bapak mau istirahat " Bagas menarik tangan istrinya.
" tapi saya mau tidur di sini mas "
" Ayolah sayang, jangan seperti anak kecil " Bagas menarik kembali tangan Anna namun berusaha dilepas, Bagas lalu menggendong istrinya dan membawanya keluar.
" Ayo kita kembali ke kamar, kami permisi ya Bu, pak, jangan lupa pintu kamar dikunci ya Bu biar gadis nakal ini tidak datang mengganggu ibu dan bapak lagi " kata Bagas sambil berlalu cepat meninggalkan kamar mertuanya. Ibu Maryam dan bapak Handoko menggeleng - gelengkan kepala seraya tertawa melihat tingkah anaknya.
Anna terus memberontak hendak turun namun bagas terus berjalan dengan cepat membawa istrinya ke kamar mereka, meletakkannya di kasur lalu Bagas mengunci pintu kamarnya.
" sudah mulai nakal ya istriku ini " Bagas menarik hidung kecil istrinya.
" aduh mas, sakit.. mas yang nakal menculik sembarangan, padahal saya mau tidur di kamar ibu dan bapak mas " Anna mencubit pinggang suaminya.
" Auuww " Bagas berteriak kesakitan lalu ia melompat naik ke atas kasur dan menindih tubuh istrinya.
" kalau istri tercintaku ini tidur di sana lalu siapa yang akan menemani suamimu malam ini " bagas menatap wajah istrinya. Anna tersipu malu.
" lagi pula bagas kecil di bawah sana juga harus ditidurkan sayang " lanjut bagas berbisik di telinga istrinya. Bagas lalu mencium bibir istrinya. Anna merasakan benda kecil yang menindih area sensitifnya telah menegang seakan akan keluar dari sarangnya. Anna tidak bisa bergerak lagi, Bagas telah mengunci tubuhnya dan menyerangnya dengan ciuman yang bertubi - tubi. Pergulatan pun tak bisa dielakkan, Bagas menyalurkan kembali hasrat terpendam yang ia tahan seharian. Suara desahan menggema dalam ruangan kamar, Bagas yang lihai mengeksplor keahlian bercintanya membuat Anna berkali - kali berteriak memanggil namanya. Beberapa kali mereka mencapai puncaknya, semoga setelah ini akan tumbuh benih dalam rahim anna, itulah harapan mereka berdua.
" terima kasih sayang, I Love U more and more " ucap bagas disertai ciuman yang mendarat di kening Anna.
" semoga Bagas kecil atau Anna kecil, segera tumbuh di sini sayang " ucapnya lagi sambil mengelus dan menciumi perut istrinya.
Mereka lalu mandi bersama dan sholat sebelum tidur karena mereka tahu jika suami dan istri telah melakukan hubungan badan ( Junub ) maka hendaklah mereka mandi junub sebelum tidur.
* Berikut Beberapa Hadistnya 👇
Aisyah ra, ia berkata, "Nabi biasanya jika dalam keadaan junub dan hendak tidur, ia mencuci *********** lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk salat." (HR. Imam Bukhari).
Dalam hadis lain dari Ibnu Umar disebutkan, "Bahwa Umar bin Al-Khattab pernah bertanya kepada Rasulullah saw, "Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur sedangkan ia dalam keadaan junub?"
Nabi menjawab, "Iya, jika salah seorang di antara kalian junub, hendaklah ia berwudhu lalu tidur." (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh sebab itu, para ulama memperbolehkan setelah berhubungan badan suami istri langsung tidur. Namun, sebaiknya sebelum tidur ia berwudhu terlebih dahulu. Selain itu, mandi wajib mesti dilakukan sebelum waktu subuh agar ia tidak melewatkan salat subuh.
*****
Pagi itu, seperti biasa Anna telah memasak makanan untuk keluarganya dibantu bik minah. Ia menatanya di atas meja lalu ia meminta bik Minah untuk memanggil semua anggota keluarga.
" Bik.. tolong panggilkan ibu, bapak dan Rista ya untuk sarapan, biar saya yang panggil Bagas "
" baik non " jawab bibi lalu berjalan menuju kamar majikannya, sedangkan Anna kembali ke kamar untuk memanggil suaminya. Anna memasuki kamar.
" Mas, ayo sarapan dulu " Anna memeluk suaminya dari belakang.
" tunggu sebentar ya sayang, mas bereskan ini dulu " Bagas terlihat menyusun pakaiannya ke dalam koper.
" ini buat apa mas, mas sudah mau berangkat ? "
" Iya sayang, 3 hari lagi mas harus kembali ke tempat kerja, apa rencana kamu ke depannya sayang ? tetap di sini atau ikut mas ke tempat tugas ? "
" Bagaimana menurut mas ? " Anna mengernyitkan dahinya, ekspresi wajahnya terlihat bingung. Bagas berbalik memeluk istrinya.
" Semua keputusan ada di tanganmu sayang, apapun itu mas akan selalu mendukungnya " Bagas kemudian mencium kening istrinya. Anna terdiam, ia berfikir sebentar.
" Mas.. saya masih ingin bekerja namun saya akan tetap mengingat status saya sebagai ibu Persit (Istri anggota TNI_AD), jika sewaktu-waktu saya diperlukan ke sana maka saya akan ke sana mas, ijinkan saya bekerja dulu mas karena ada hutang yang masih harus saya selesaikan mas, mas masih ingat dengan Arya kan ?" kata Anna sambil menatap manik mata suaminya.
" Iya sayang, tentu saja mas mengingatnya, mengingat semua perlakuannya padamu, mengenai hutang itu, mas telah menyiapkan uangnya sayang jika suatu waktu dia telah memintanya dan untuk keputusanmu tetap bekerja, mas selalu mendukung sayang "
jawab Bagas lalu mencium kembali kening istrinya.
" terima kasih mas, terima kasih " Anna mengeratkan pelukannya, ia berusaha menyembunyikan air mata yang terus saja berderai membasahi pipinya. Bagas membelai punggung istrinya, ia merasakan getaran tubuh istrinya yang menahan kesedihan.
" Sama - sama sayang, menangis lah dan keluarkan semua kesedihan itu " kata Bagas yang terus menenangkan istrinya.
Sesaat kemudian Bagas melepaskan pelukannya dan mencium kembali kening istrinya, mencium pipi, mata, hidung dan bibirnya berkali - kali.
" hahaha..hahaha, Apa mas sedang menggodaku" Anna tertawa.
" tidak sayang, mas mencintaimu, ayo kita turun sarapan " Bagas menggandeng tangan istrinya turun ke bawah. Ia bahagia jika melihat istrinya tertawa seperti itu.
*****
Setelah sarapan, sebelum Anna ke rumah sakit, terlebih dahulu mereka mengantarkan ibu Maryam dan bapak Handoko ke bandara.
" Kami berangkat dulu ya nak, jaga diri kalian, semoga selalu bahagia, kami menanti kabar baik secepatnya" pamit ibu Maryam dan bapak Handoko sesaat sebelum berangkat. Anna menyalami dan mencium punggung tangan orang tuanya, memeluk ibu dan bapaknya dan menangis di sana.
" sudah sayang nanti cantiknya hilang, kita akan video call terus " kata bapak Handoko.
" Selamat sampai tujuan bu, pak, sampai jumpa kembali di lain waktu, kabari kami jika ibu dan bapak telah sampai " kata Bagas sambil menyalami tangan mertuanya lalu menarik istrinya ke dalam pelukannya agar mertuanya bisa masuk ke dalam ruang tunggu karena sebentar lagi pesawat mereka akan berangkat.
Setelah dari bandara mereka langsung ke rumah sakit, dalam perjalanan Anna terlihat kurang bersemangat. Ia hanya diam memandang lurus ke depan. mereka tak ada yang berbicara hingga mobil telah sampai di pelataran rumah sakit.
" sayang.. kita sudah sampai " Bagas mulai berbicara.
" i iya mas, saya masuk dulu ya mas " Anna melepas sit belt, menyalami dan mencium punggung tangan suaminya.
" apa kamu baik2 saja sayang ? " Bagas menggenggam tangan istrinya.
" mas... sebenarnya ada seseorang yang hendak menemui saya, boleh tidak saya menemuinya ? " Anna kemudian bercerita tentang Gita dan atasannya yang hendak menemuinya dan itu yang sejak tadi mengusik fikirannya.
" boleh sayang, tapi nanti mas temani ya "
" boleh mas, terima kasih ya, kalo gitu kita ke sana sekarang karena saya sudah bilang akan menemuinya sebelum jam kerja mas dan ini alamatnya mas " Anna menunjukkan alamat yang dikirimkan Gita kepadanya.
" baiklah sayang, ayo kita berangkat " Bagas melajukan mobil menuju tempat yang Anna tunjukkan.
*****
Atlas resources, Tbk. itu alamat yang Gita berikan, Mereka sudah sampai di sana. Anna menelpon Gita lebih dulu sebelum mereka turun dari mobil. Sesaat kemudian Gita terlihat berjalan menuju mobil mereka, Anna dan Bagas pun menghampirinya.
" Selamat datang mbak Anna, mari ikut saya " Gita menggandeng tangan Anna dan membawanya pergi, ia tak memperhatikan Bagas di sana, Bagas mengikutinya dari belakang. Mereka memasuki Lift entah lantai berapa dan tiba di sebuah ruangan yang bertuliskan Direktur Perseroan di atas pintunya. Gita lalu masuk ke dalam dan tidak lama kemudian ia kembali lalu mempersilahkan Anna untuk masuk.
" Silahkan mbak Anna "
" Baik mbak Gita "
Anna masuk ke dalam, sementara Bagas hanya menunggunya di luar. Anna berjalan perlahan mendekati meja, dilihatnya seseorang duduk menghadap kaca jendela sedang menatap ke luar. Dia adalah Arya Pratama mantan suaminya. Anna tak bisa melihat wajah orang tersebut, dengan sedikit ragu Anna menyapa.
" Permisi... Selamat pagi " ucap Anna.
" Selamat pagi Anna " jawab Arya seraya memutar kursinya menghadap Anna.
" Arya... " Anna tersentak kaget. Suaranya terdengar bergetar. Wajahnya seketika memucat dan ia mulai berkeringat dingin. Melihat reaksi Anna, Arya lalu berdiri mendekati kursi Anna.
" Berhenti di situ... jangan mendekat " Anna berteriak histeris. Ia berdiri sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah Arya. Arya semakin mendekati Anna berniat menenangkannya.
" aku tidak akan menyakitimu, saya hanya mau minta maaf anna " kata Arya dan tangannya hendak memegang pundak Anna, Anna dengan cepat mendorongnya hingga Arya terhempas ke meja dan tanpa sengaja tangannya mengenai Vas bunga.
Piyar.....!!! bunyi Vas bunga jatuh ke lantai. Suaranya terdengar sampai ke luar. Gita segera masuk ruangan atasannya diikuti oleh Bagas.
"Apa yang terjadi pak Arya ?" tanya Gita kepada Arya.
" Apa yang terjadi sayang ?" tanya Bagas kepada Anna.
" Ayo kita pulang mas, nanti saya ceritakan di rumah " Anna menarik tangan suaminya keluar dari ruangan Arya. Sementara Arya yang masih bertanya - tanya siapa laki - laki yang bersama Anna mengepalkan kedua tangannya. Ia merasakan panas di dalam dadanya. Ia menghamburkan semua barang yang ada di atas mejanya.
" Sial " umpatan keluar dari mulutnya.
" Bereskan semuanya, saya mau keluar sebentar " perintah Arya pada Gita yang sedari tadi berdiri mematung. Ia kemudian berjalan keluar meninggalkan ruangannya dengan raut wajah yang sulit diartikan.
* Visual Arya Pratama