NovelToon NovelToon
REVENGE

REVENGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Sejak kematian ayahnya yang misterius, Elina diam-diam menyimpan dendam. Saat Evan—teman lama sang ayah—mengungkapkan bahwa pelakunya berasal dari kepolisian, Elina memutuskan menjadi polisi. Di balik ketenangannya, ia menjalankan misi berbahaya untuk mencari kebenaran, hingga menyadari bahwa pengkhianat ada di lingkungan terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak yang kembali

Beberapa bulan telah berlalu sejak Elina—atau yang kini dikenal sebagai Valencia—resmi menjadi detektif di bagian narkoba dan kejahatan tingkat tinggi.

Namanya perlahan mulai dikenal di kalangan kepolisian karena kemampuan analisisnya yang tajam dan keberaniannya di lapangan. Banyak kasus besar yang berhasil ia tangani bersama tim, mulai dari penyelundupan senjata hingga jaringan narkoba lintas kota.

Kini, Alaric yang dulu sering memandangnya sebelah mata, mulai melunak.

Valencia tak lagi dianggap beban: bahkan tanpa ia sadari, Alaric sering kali mengandalkan instingnya dalam setiap misi.

•○●•

Sore itu, setelah menyelesaikan laporan kasus terakhir di ruang tim, Valencia merapikan meja kerjanya. Bayu dan Cakra sudah lebih dulu keluar, sementara Alaric masih sibuk di depan komputer.

"Sudah mau pulang?" tanya Alaric tanpa menoleh.

Valencia hanya mengangguk sambil menyampirkan tas di bahunya. "Iya, laporan terakhir sudah gue kirim ke atasan. Lo jangan lupa istirahat juga."

"Hm." Alaric menatapnya sekilas, lalu tersenyum samar. "Lo berubah banyak, Val. Dulu gue kira kamu cuma cewek keras kepala yang pengen nunjukin diri."

Valencia mengangkat alis, setengah mengejek, "Oh, jadi sekarang gue bukan beban lagi, gitu?"

Alaric terkekeh pelan. "Heh, jangan GR. Tapi... ya, gue akui, lo tangguh."

"Terima kasih, senior." Valencia tersenyum miring, lalu melangkah keluar dari ruangan.

•○•

Langit sudah berwarna oranye keemasan saat Valencia tiba di parkiran. Ia baru saja menyalakan mesin mobilnya ketika notifikasi pesan masuk terdengar.

Dari: Om Evan

“Datanglah ke pantai, El. Ada yang perlu kita bicarakan.”

Alis Valencia sedikit berkerut. Ia jarang sekali mendapat pesan mendadak dari Evan kecuali hal penting.

Tanpa berpikir panjang, ia menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kantor.

•●•

Malam itu, angin pantai berhembus lembut membawa aroma asin laut dan suara deburan ombak yang ritmis. Langit dipenuhi bintang, dan cahaya bulan memantul di permukaan air, menciptakan kilau keperakan yang menenangkan.

Valencia melangkah pelan di atas pasir yang dingin, jaketnya sedikit terbuka diterpa angin. Dari kejauhan, ia melihat Evan berdiri menatap laut, kedua tangannya di saku jaket.

“Om, malam-malam begini ngajak ke pantai, ada apa sih?”

Suara Valencia memecah sunyi. Ia mencoba terdengar santai, tapi matanya tetap waspada.

Evan menoleh dan tersenyum kecil. “Gak apa-apa. Om cuma pengin ngobrol sebentar. Lagian, udaranya enak malam ini, kan?”

Valencia menatap ombak sebentar, lalu duduk di pasir di sebelahnya. “Iya sih, tapi rasanya aneh aja. Biasanya kalau om ngajak ketemu malam-malam begini, pasti ada sesuatu.”

Evan terkekeh pelan. “Kamu makin peka aja ya sekarang.”

“Namanya juga detektif, Om,” jawab Valencia ringan, menatap laut yang gelap.

Beberapa detik berlalu tanpa kata. Hanya suara angin dan debur ombak.

Kemudian, Evan menarik sesuatu dari saku dalam jaketnya — sebuah kantong plastik bening berisi benda logam berkarat.

“El…” panggilnya pelan. “Om baru dapat ini.”

Valencia menoleh. Tatapannya langsung tajam saat melihat isi plastik itu.

“Pisau?”

Evan mengangguk. “Bukan sembarang pisau. Ini... pisau yang menusuk ayahmu.”

Valencia terdiam. Angin terasa berhenti sejenak.

“Om yakin?” suaranya serak.

Evan menatapnya dengan sorot berat. “Om tahu dari sumber yang bisa dipercaya. Koneksi lama masih berfungsi.”

Valencia mengepalkan tangan di pangkuannya, rahangnya mengeras.

“Kamu paham, kan,” kata Evan akhirnya, “apa yang harus kamu lakukan setelah ini?”

Tatapan Valencia berubah tajam, tenang tapi dingin seperti malam itu.

“Iya, Om,” jawabnya datar. “Aku paham.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!