Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.
Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan kedua
Pagi Hari Rumah Keluarga Bayu
Udara pagi masih lembut, cahaya matahari menembus tirai ruang makan yang bergoyang pelan diterpa angin. Bayu duduk di kursinya dengan jas rapi, dasi yang sudah terpasang sempurna, dan senyum tipis yang tampak dipaksakan. Di hadapannya, Sekar menata piring dan secangkir kopi hangat.
“Mas, aku tambahkan roti bakar, ya? Biar kamu nggak cuma kopi aja.”
Bayu menatap sejenak wajah lembut istrinya, lalu mengangguk. “Iya, makasih, Sekar.”
Namun suaranya terdengar datar. Pandangannya kosong, menatap titik di meja makan, seolah pikirannya ada jauh di tempat lain. Di balik senyum tipis itu, ada sesuatu yang berat kebohongan yang semakin hari kian membelit.
Sekar memperhatikan diam-diam. Ia tahu ada sesuatu yang disembunyikan Bayu, tapi tidak tahu apa. Sejak beberapa hari lalu, tatapan itu berbeda. Dingin. Jauh. Dan setiap kali Sekar mencoba mendekat, Bayu selalu berlindung di balik kata “aku capek.”
“Mas, nanti pulang jam biasa, kan?” tanya Sekar pelan sambil menuangkan susu ke dalam gelas.
Bayu tersenyum sekilas. “Iya. Jangan nunggu, nanti kalau udah malam langsung tidur aja, ya.”
Ia meneguk kopinya cepat, mengambil jas, lalu berdiri.
“Mas berangkat dulu, ya.”
Sekar menatapnya lama sebelum tersenyum kecil dan menjawab, “Hati-hati di jalan, Mas.”
Pintu tertutup. Suara mobil pelan menjauh dari halaman.
Dan begitu suara itu lenyap, rumah besar itu kembali hening.
....
Ruang Tamu.
Sekar duduk di sofa panjang warna krem. Tangannya menggenggam ujung bantal kecil, pandangannya kosong menatap ke arah pintu.
Sunyi.
Begitu sunyi hingga ia bisa mendengar detak jam dinding berdetak teratur.
Rumah itu tak pernah benar-benar sepi, tapi tetap terasa sunyi baginya.
Ada Mbok Rini yang sibuk di dapur, Nunik yang sedang menjemur cucian di halaman belakang, dua sopir, satu yang sedang membersihkan mobil, sementara satu mengantar Bayu, dan Pak Tarman, suami Mbok Rini, yang biasanya sudah ke taman sejak pagi.
Namun semua kesibukan itu justru menegaskan satu hal' kesendirian Sekar.
Ia menarik napas panjang, lalu memutuskan keluar rumah.
Udara pagi masih segar, aroma bunga kamboja dan rumput basah menyambut langkahnya. Dari kejauhan, ia melihat Pak Tarman tengah memotong ranting bunga bugenvil yang mulai menjalar ke pagar.
“Pagi, Pak Tarman,” sapa Sekar ramah.
Pria paruh baya itu menoleh, tersenyum ramah sambil menundukkan kepala. “Lho, Non, pagi-pagi sudah keluar. Biasanya Non bantu Mbok di dapur.”
Sekar tersenyum lembut. “Hehe, iya, Pak. Cuma bosan aja di dalam. Mau lihat taman.”
Pak Tarman terkekeh kecil. “Iya, rumah sebesar ini kalau sepi malah bikin pusing, ya?”
Sekar hanya menatap bunga di hadapannya, menyingkirkan daun-daun yang gugur ke batu jalan. “Iya, Pak. Kadang saya ngerasa sendirian. Suami sibuk, saya juga belum punya kesibukan. Kalau nggak ngobrol begini, rasanya aneh.”
Pak Tarman berhenti memotong ranting. Ia menatap Sekar dengan penuh hormat namun ada empati di matanya. “Non itu masih muda, wajar kalau pengin punya kegiatan. Tapi sabar aja, Non. Semua rumah tangga ada ujiannya sendiri-sendiri.”
Sekar menatap pria itu, tersenyum pahit. “Iya, Pak. Kadang saya cuma takut... kalau yang saya pikir ‘ujian’ itu ternyata pertanda sesuatu yang lebih berat.”
Pak Tarman tak bertanya lebih jauh. Ia hanya mengangguk pelan, lalu mengalihkan pembicaraan ke hal yang lebih ringan.
“Kemarin anak saya baru masuk SMA, Non. Biayanya lumayan. Tapi ya... demi masa depan anak, semua dikerjain, seperti itulah contoh kecil masalah kehidupan, Non.”
Sekar tampak sedikit tenang, matanya lembut menatap Pak Tarman. “Saya kagum, Pak. Bapak dan Mbok Rini kerja keras sekali. Anak pasti bangga punya orang tua kayak bapak dan mbok Rini.”
“Ah, Non bisa aja. Kalau bukan karena kerja di rumah ini, saya juga nggak tahu anak bisa lanjut sekolah atau nggak.”
Sekar tersenyum. “Kalau ada yang Bapak butuh, bilang aja, ya. Saya bantu semampunya.”
Pak Tarman tampak sungkan. “Aduh, jangan gitu, Non... Saya nggak enak. Non aja masih muda, masih butuh banyak tabungan buat masa depan.”
Sekar hanya tertawa kecil, lalu menatap taman dengan tatapan jauh.
Hatinya terasa sedikit ringan berbicara dengan orang yang tak menuntut apapun.
Namun di balik semua percakapan itu, Sekar masih tak tahu ...
....
bahwa di jam yang sama, jauh di pusat kota, Bayu sedang duduk di dalam mobil di depan sebuah gedung tinggi...
menatap nama “Alira Corp” terpampang jelas di plakat kaca.
Dan di dalam dirinya, kebohongan yang ia pelihara mulai menggigit nuraninya sedikit demi sedikit.
Siang Hari Langit tampak cerah, tapi hati Bayu terasa sebaliknya, berat dan penuh tekanan.
Mobilnya berhenti tepat di depan gedung megah berlapis kaca biru. Logo Alira Corp terpampang angkuh di atas pintu masuk utama, seolah menatapnya dengan senyum sinis yang tak terlihat.
Bayu menarik napas panjang, menatap pantulan dirinya di kaca mobil. “Tenang, Bayu. Kau datang hanya untuk menyenangkan hatinya, bukan menyerahkan dirimu lagi,” gumamnya lirih, sebelum akhirnya membuka pintu dan melangkah keluar.
Begitu ia memasuki lobi, dua resepsionis langsung menunduk sopan. Salah satunya tampak gugup saat melihat nama Bayu disebut di catatan tamu.
“Silakan langsung ke lantai 15, Pak. Ibu Alira sudah menunggu.”
Bayu hanya mengangguk, wajahnya tanpa ekspresi. Dalam lift, jemarinya mengepal kuat. Setiap detik menuju lantai 15 terasa menegangkan, seperti waktu melambat di antara detak jantungnya sendiri.
...
Lantai 15. Ruang kerja Alira.
Pintu terbuka otomatis, dan aroma khas parfum melati segera menyambutnya, aroma yang sama yang dulu melekat di lehernya, dan semalam masih samar ia cium di kemeja ketika Sekar menatapnya dengan curiga.
Alira berdiri di sisi jendela besar, mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya dibiarkan terurai. Senyum di wajahnya muncul perlahan begitu Bayu masuk.
“Bayu…” suaranya lembut, seperti bisikan yang menggoda. “Kukira kamu nggak akan datang.”
Bayu menelan ludah, menahan diri untuk tidak bereaksi. Ia berjalan mendekat, menjaga jarak secukupnya.
“Aku datang seperti yang kamu mau, Alira. Tapi aku nggak bisa lama.”
Alira tertawa kecil, langkahnya ringan mendekati Bayu. “Kamu masih sama. Dingin, tapi matamu selalu bicara hal lain.”
Ia berhenti di hadapan Bayu, begitu dekat hingga Bayu bisa mencium aroma parfumnya dengan jelas.
“Kenapa buru-buru? Aku cuma ingin menghabiskan waktu sedikit denganmu… seperti dulu.”
Bayu mengalihkan pandang, suaranya pelan tapi tegas.
“Kita tidak perlu membicarakan masa lalu, Alira. Aku cuma ingin tahu kebenaran soal bayi itu.”
Tatapan Alira sedikit berubah, tapi hanya sesaat. Ia tersenyum lagi, lembut tapi berbahaya.
“Kau masih ragu? Kalau begitu, nanti malam kita makan malam berdua. Aku akan tunjukkan sesuatu yang akan menjawab semua keraguanmu.”
Bayu mengerutkan alis. “Aku nggak punya waktu.”
Namun sebelum ia sempat berbalik, Alira memegang lengannya jemari dingin, tapi sentuhannya terasa menjerat.
“Bayu…” ucapnya pelan sambil menatap dalam.
“Kamu boleh pura-pura benci aku, tapi tubuhmu tahu… kamu nggak bisa benar-benar menjauh.”
Bayu memejamkan mata sejenak, menahan diri agar tidak terpancing. Lalu ia menarik pelan tangannya dari genggaman Alira.
“Jangan mainkan aku lagi, Alira. Kalau memang bayi itu benar anakku, aku akan tanggung jawab. Tapi kalau tidak… aku tidak akan biarkan kamu menghancurkan hidupku lagi.”
Alira hanya tersenyum samar, lalu perlahan mendekat, mengecup pipinya dengan cepat sebelum Bayu sempat mundur.
Kecupan itu singkat, tapi cukup membuat napas Bayu tercekat.
“Datanglah nanti malam,” bisiknya. “Aku tunggu. Di tempat biasa.”
Bayu menatapnya dingin, lalu berbalik tanpa menjawab. Langkahnya tegas meninggalkan ruangan, tapi di dalam dadanya ada pertempuran hebat antara amarah dan rasa jijik terhadap dirinya sendiri.
---
Beberapa jam kemudian, di mobil, menuju kantor.
Bayu menatap jalanan yang ramai dari balik kaca depan. Wajahnya pucat, rahangnya mengeras.
Tangannya menggenggam kemudi kuat-kuat.
“Harus sejauh ini, ya, Alira?” gumamnya lirih. “Kau pikir aku akan terus bermain dalam jebakan mu?”
Ia menarik napas panjang.
“Baik. Aku akan datang malam ini. Aku akan ikuti permainanmu Alira..."
jgn tegang gitu Sekar kan sama suami sendiri 😄😄
duhh seperti nya Bayu sudah tau Sekar diam² pergi kmn dan Sekar msh terus berbohong 🥲
klo Bayu sudah tau, Bayu tau dari siapa? 🥲🥲
bener banget, Bayu pun juga sering berbohong dg Sekar🥲🥲
penasaran dg lanjut nyaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
Benar tuh apa kata Pak Tarman hrs nya Sekar jujur dg Bayu klo kerja di toko roti nya Arifal..
bnr juga kata pak Tarman Sekar seharusnya tidak di antar Arifal, jika Bayu tau gmn??
duhhh Sekar kaget dong Bayu plg lebih awal..
waduhhh Sekar berbohong lagi ke Bayu blg ke rumah tante nya, Bayu pun blg klo Sekar hrs ijin dulu..
ehmmm tiba tiba Bayu ajak Dinner / Makan malam Sekar gk tuhh 😄😄😄
Sekar sampai bingung tiba-tiba Bayu ajak Dinner / makan malam biasanya gk pernah 😄😄
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu🥰🤗💪
kasihan Bayu di tekan Alira pkai ancaman 🥲🥲
Bayuuu qm hrs tegas dong sama Alira jgn lemah takut ancaman pengen tak banting HP tapi syg 🤣🤣🤣
Alira ciuman pula sama Masaru dahhh makin curiga Bayu 😆😆😆
seandainya Sekar tau pasti hati nya makin terluka 🥲🥲
untung ada Arifal yang siap jadi benteng buat Sekar 🥲🥲
yukk Sekar semangat tetap kuat 🥲🥲
duhhh Arifal mau antar Sekar pulang 😄😄
gpp deh Arifal jadi saingan Bayu nnt Sekar bakal bingung mau pilih Bayu atau Arifal 😄😄😄..
makin seru sajaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🥰🤗💪💪
waduhh gawat tante nya Sekar datang Ehmm ternyata mau kembalikan kalung.
benar kata Tante nya Sekar kali ini, Sekar sudah nikah harusnya jangan jalan sama laki-laki.
Duhh Arifal baik banget mau bantu Sekar 😁😁
wadawww Arila rayain Ultah ma Bayu? dasar Pelakor Stresss 😡😡😡
duhhh Bayu dan Arifal ketemu dong Ehmmm kira kira jika Sekar tau msh semangat dan kuat gk ya Sekar? kasihan Sekar klo tau 🥲🥲
Penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat Sayyy quuu 🤗🤗🥰🥰💪💪
begitu tenang Sekar meskipun hati nya sakit 🥲🥲.
Bayu melihat perubahan Sekar🥲
tapi Bayu knp gk Peka sihhh
bikin Bayu jatuh cinta sama Sekar donggggg 😁😁
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap semangat yaa Sayyy quuu 🥰🥰💪💪🤗🤗
kasihan Sekar melihat Bayu Dan Alira di toko Roti berdua 🥲🥲
duhhh Arifal akhirnya tau apa yang terjadi Dan berusaha menahan diri 🥲🥲
Sekar menangis dong di toilet🥲🥲
untung Ada Arifal mencoba tenangkan Sekar Dan kasih Sekar semangat 🥲🥲
semangat Sekar harus kuat gk boleh nyerah🥲🥲
gara² Cinta, Sekar tersenyum kembali 😁😁
penasaran dg lanjutannyaaa
di tunggu update nya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 💪💪🥰🥰🤗🤗
meskipun Bayu selalu bohongin Sekar, Sekar msh peduli dg Bayu 🥲
Sekar hrs nya juga cerita ke Bayu klo Alira dtg ke rumah 🥲🥲
duhhh Arifal jemput Sekar dong 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum di depan Arifal 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum kpd Arifal dong... 🤗🤗
gmn tuh klo Bayu tau Sekar kerja di toko nya Arifal 😁😁
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Duhh Arifal semakin perhatian sama Sekar 🤗🤗
Arifal tau Sekar banyak beban tapi Sekar gk mau cerita kpd Arif 🥲
duhhhh Sekar nungguin Bayu balik donggg meskipun Sekar msh merasa kecewa dg Bayu 🥲🥲
Bayu pun pulang namun tetap berbohong kpd Sekar 🥲🥲
penasaran dg lanjutan nya..
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy quuu🥰🥰🤗🤗💪💪
waduhhh Pelakor Stress si Alira ngajak ketemuan tuh sehingga membuat Bayu terpaksa berbohong lagi sama Sekar 😡😡😡 dasar Pelakor Stress deketin Bayu mulu apa sih mau nya 😡😡
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🤗🤗🥰🥰
gmn klo Bayu tau yaa...
Sekar masih berharap Bayu menghubungi nya dong ada notifikasi dari Bayu namun tidak ada 🥲
Sekar masih teringat Alira dong 🥲
Sekar merasa Bayu lbh bahagia bersama Alira🥲
penasaran dg lanjutannya🤗🤗
di tunggu updatenya author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy lanjut kan Karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
duhhh Bayu mau saja dtg ke kantor temui Alira 😡😡
dasar stresss apa tuh Alira ksh sesuatu ke Bayu lagi sampai Bayu nurut ke Pelakor stress 😡😡
untung ada Rama tapi Rama curiga sama Alira dan Bayu
harusnya Bayu jujur dong ke Rama..
duhh Bayu pingsan dong 🥲🥲
ngapain tuh Alira Pelakor stress minta Bayu ketemu ke tempat biasa 😡😡
greget sama Alira Pelakor stress 😡😡
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu...
tetap semangat terus ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu
🥰🥰🤗🤗💪💪
duhhh itu Karyawan bisik² lihat Arifal selalu bertemu dengan Sekar 😆😆
duhh Bayu berharap Pak Hasan cepat sadar. semoga Pak Hasan cepat sadar yaa kasihan Bayu harus berbohong sama Mamanya tentang Sekar 🥲🥲🥲
gmn yaa reaksi Mamanya jika Mamanya tau yang sebenarnya🥲🥲
gmn reaksi nya Bayu jika Bayu tau Sekar kerja di toko Roti??
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjut kan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
akhirnya Bayu sudah pulang tapi sikapnya tetap sama ke Sekar namun Sekar tetap melayani Bayu...
duhh knp sih Bayu masih teringat Pelakor stress itu si Alira sampai Sekar mau buka dasi nya Sekar pun di tepis Bayu...
duhh Bayu melihat Sekar sedikit berbeda dong apalagi Sekar sudah siapkan sarapan.
gmn yaa jika nnt Bayu tau Alira ke rumahnya Bayu dan temui Sekar? apalagi jika Bayu tau Sekar kerja di toko roti nya Arifal.
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu lanjut kan Karya mu semangat💪💪🤗🤗🥰🥰
cantik dan Sekar pun gosip lahh di dengar Arifal dong 😄😄
duhhh semoga pak Hasan selamat yaa biar kasih tau yang sebenarnya sama Bayu gmn hasil Tes DNA itu 🥲🥲
pst perbuatan Pelakor Stress si Alira bikin Pak Hasan kecelakaan 🥲🥲
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya kesayangan kuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗