NovelToon NovelToon
TERKURUNG OBSESI SANG DOSEN

TERKURUNG OBSESI SANG DOSEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dosen / Lari Saat Hamil / Romansa
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Regazz

"Apa kabar, istriku? I’m back, Sanaya Sastra."

Suara dingin pria dari balik telepon membuat tubuh Naya membeku.
Ilham Adinata.

Tangannya refleks menahan perut yang sedikit membuncit. Dosen muda yang dulu memaksa menikahinya, menghancurkan hidupnya, hingga membuatnya hamil… kini kembali setelah bebas dari penjara.

Padahal belum ada seumur jagung pria itu ditahan.

Naya tahu, pria itu tidak akan pernah berhenti. Ia bisa lari sejauh apa pun, tapi bayangan Ilham selalu menemukan jalannya.
Bagaimana ia melindungi dirinya… dan bayi yang belum lahir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Regazz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Kedatangan Ibu Yanti

Bab 13 Kedatangan Ibu Yanti

"CUKUP ILHAM ADINATA!"

"JANGAN PURA-PURA LAGI. YA, AKU SANAYA SASTRA!"

Wajah penuh amarah dengan mata merah menatap tajam dan benci pada Ilham.

Pupil mata Ilham sedikit melebar. Ia tersenyum tipis menampilkan lesung pipinya sebelahnya. Ia tersenyum seringai menatap wajah cantik di hadapannya.

Namun, Naya tidak menyangka dengan respon Ilham yang nampak biasa saja. Berbeda sekali dengan apa yang ia duga selama ini.

Sudah ku duga ia memang sudah tau, pikir Naya.

Tapi, kenapa responnya begini?

"Kenapa buru-buru sayang. Padahal aku masih mau loh main petak umpetnya." senyum Ilham sembari ingin membelai wajah Naya.

Naya langsung menepis tangan Ilham.

Ilham kembali santai.

"Ada apa itu, Pak Ilham?" tanya salah satu Dosen dari ruangan itu dari kejauhan.

Ilham berdiri cepat. "Tidak ada apa-apa, Pak. Hanya debat argumen saja."

Naya langsung memakai cadarnya. Ia ingin pergi, tapi tangannya langsung ditahan oleh Ilham.

"Sekarang kamu, aku lepaskan. Lain kali, kamu akan aku bawa. Ingat ya sayangku." bisik Ilham mencium punggung tangan milik Naya.

Ia menarik tangannya, "Kalau kau berani macam-macam, aku akan lapor polisi." tegas Naya.

"Awww...aku takut,"ledek Ilham.

Naya bergegas pergi dari sana. Ilham menyandarkan dirinya di kursi. Senyuman sinis masih terlihat di sudut bibirnya. Ia mencium tangannya yang terdapat bekas aroma Naya.

"Wangi." bisiknya.

"...aku tidak sabar ingin membawamu keatas ranjang ku hehehe."

•••

Di dalam kamar

Naya sedang sibuk melamun sembari menatap langit-langit kamarnya. Ia mengelus perutnya yang masih berusia sekitar 2 bulanan. Tidak nampak terlalu buncit saat ia mengenakan gamis yang longgar.

"Bagaimana ini nak?" lirih Naya.

Ia masih berpikir, apalagi rencana Ilham saat ini. Ia pun mulai memiringkan tubuhnya ke kiri. Karna, lelah bekerja ia pun akhirnya tertidur lelap.

Tok...tok...tok...

Pagi-pagi ia dibangunkan dengan suara ketukan pintu.

"Naya!" panggil seseorang dari luar pintu. Suara dari seorang wanita.

Naya menatap jam di dinding.

Astaga, ia terlambat bangun. Bahkan, ia lupa sholat subuh.

Ia langsung membuka pintu.

Berdirilah di depan pintu seorang wanita paruh baya mengenakan jilbab syari'i sedang tersenyum padanya.

"Ibu~"

Naya langsung memeluk sang Ibu dengan eratnya.

"Kamu baru bangun, Naya?" tanya Ibu Yanti.

"Iya,Bu. Aku kesiangan hehehe..."Naya menggaruk tekuknya yang gak gatal.

Ia mengajak sang ibu untuk masuk.

"Ibu masuk aja dulu tunggu di dalam. Aku mau sholat subuh dulu."

"Iya " balas Ibu Yanti masuk dan mulai duduk diatas karpet di dalam kamar putri sulungnya.

Nampak nyaman dan juga rapi. Ia melihat tumpukkan buku-buku milik Naya yang tersusun rapi diatas meja belajar kecil disamping ranjang kecil.

•••

Kini, Naya dan Ibu Yanti pun duduk di ruang tengah sembari mengobrol dan sarapan. Dengan begitu banyak lauk di hadapan mereka. Ibu Yanti yang membawanya dari Desa.

"Kok sepi ya, Bu. Biasanya hari libur begini mereka selalu di rumah." ujar Naya mengenai teman satu kosnya.

"Mereka mau jogging, pas ibu baru aja nyampek disini." Ibu Yanti sembari menatap perut Naya.

Naya hanya mengangguk. Ia menikmati rendang yang dibuatkan oleh Ibu Yanti.

"Kok Ibu gak bilang sih mau datang kesini? Adik-adik siapa yang jaga?"

"Kandungan kamu gimana?"

"Ihh, ibu. Jawab dulu pertanyaan aku tadi." dengus Naya manja.

"Hehehe...ibu melamun, ibu hanya fokus sama kandungan kamu. Masalah adik-adikmu gak usah dipikirin. Mereka kan udah besar, lagian entar sore ibu juga udah balik kok." Ibu Yanti mengelus perut Naya.

Wajah Naya langsung sedih, ia langsung memeluk tubuh sang Ibu dari samping. "Yah, kok pulang sih Bu? Kenapa gak nginep disini aja satu malem." bujuk Naya.

"Adik-adikmu siapa yang jaga?"

"Nah, kan. Tadi katanya mereka udah besar."

Ibu Yanti tersenyum sembari mengelus rambut putrinya yang dikucir satu. "Kamu kan tau Ibu harus mengurus sawah kita. Berkat bantuan Calla dan Suaminya, Ibu jadi punya modal untuk memperluas tanah dan membangun peternakan."

"Ternak apa, Bu?" tanya Naya.

"Bebek. Nih ibu bawain bebek goreng juga." Ibu Yanti membuka toples besar satu lagi.

Mata Naya langsung berbinar-binar menatap makanan itu. Ia langsung mengambilnya.

"Ibu tau aja kalau aku mau makan bebek."

Naya begitu senang sekali, seolah ia lupa dengan masalahnya dan Ilham.

"Jangan lupa teman-teman kos kamu dibagi juga." ujar Ibu Yanti yang begitu senang sekali melihat putrinya makan dengan begitu lahap.

Seketika, airmata Ibu Yanti turun. Ia buru-buru menyekanya. Naya yang sedang makan heran melihat itu.

"Kok Ibu nangis?"

"Gak apa-apa, mata Ibu hanya kelilipan doang kok." bohongnya.

"Jangan bohong, Bu." curiga Naya menghentikan makannya dan mulai mencuci tangan.

Ibu Yanti nampak menunduk, "maaf ya, nak. Coba aja dulu Ibu gak maksa kamu kuliah di Jakarta. Mungkin nasib kamu nggak akan kayak gini. Harus hamil di usia muda dengan beban yang berat hiks..hiks..."

Naya memeluk sang Ibu, ia berusaha menahan tangisnya. Ia harus tegar di depan wanita paruh baya yang sudah melahirkan dan merawat dirinya hingga kini.

"Ini bukan salah ibu kok. Ini mungkin sudah takdir aku, Bu. Aku ikhlas kok. Sudah ya, jangan nangis lagi." Naya menyeka airmata sang Ibu.

Ibu Yanti semakin mengeratkan pelukannya pada sang anak.

"Oh ya, bagaimana kabarnya dia masih di penjara 'kan?" tanya Ibu Yanti.

"Dosen itu,Bu?" tanya Naya mulai takut-takut.

"Ya tentu saja orang jahat itu."

Naya berusaha bersikap santai, "tentu saja, Bu. Dia penjara cukup lama, Bu. Kan Ibu tau sendiri kalau dia kenak pasal berlapis."

Wanita paruh baya tersebut menghela napas lega, "syukurlah. Ibu kira dia sudah bebas. Karna, akhir-akhir ini perasaan ibu gak tenang memikirkan kami disini sendirian."

"...ditambah ponsel kamu gak aktif."

Naya teringat, ia baru ingat jika ia sudah membuang kartu SIMnya kemarin.

"Ohh, kartu yang lama rusak, Bu. Jadi, aku buang deh. Ini aku kasih tau ibu nomor aku yang baru ya. Kemarin aku lupa hehehe..."

"Kamu ini..."cibir Ibu Yanti.

Naya tersenyum kecut, ' firasat ibu gak salah kok, 'batin Naya.

"Udah jangan bahas dia lagi. Sekarang kamu makan yang banyak, biar kandungan kamu sehat-sehat. Ibu gak sabar pengen gendong cucu ibu." senyum Ibu Yanti.

•••

Sore berlalu dengan cepatnya. Berat rasanya hati Naya untuk melepas kepulangan sang Ibu. Teman-teman satu kos Naya begitu senang sekali mendapatkan oleh-oleh dari Ibu Yanti.

"Kalian tolong jagain Naya, ya. Ibu minta tolong banget." Pinta Ibu Yanti.

"Tenang aja, Tante. Kami akan jagain dia kok. Iya, kan Vi." balas Sita merangkul pundak Naya yang berdiri di antara Sita dan Viola.

"Iya, Tante. Kak Naya aman sama kami." sahut Viola.

Naya hanya menatap sedih kepergian sang Ibu yang akan diantara oleh ojek online ke Terminal Bus.

"Ibu yakin gak mau pergi diantar aku?" tanya Naya lagi.

"Gak perlu, nak." Ujar Ibu Yanti langsung naik keatas motor dan lalu pergi.

Meninggalkan Naya dengan raut wajah sedih.

"Sabar, Kak. Kamu sih masih mending hanya beda beberapa jam perjalanan dari sini ke Desa. Lah, aku harus nyebrang pulang Jawa ke Sumatera." Viola mencoba menghibur Naya.

Naya hanya tersenyum tipis. Mereka berdua langsung mengajak mereka masuk. "Ayo bumil gak boleh sore-sorean diluar." ajak Sita.

Naya segera duduk di ruang tengah masih dengan wajah kusut. Kini, Sita dan Viola mengajak dirinya untuk menonton drama Kembali. Namun, dirinya tidak terlalu fokus.

Hingga ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari nomor asing.

'Jangan-jangan ini nomor Dosen gila itu lagi?' pikir Naya.

Karna trauma, ia langsung mematikan panggilan tersebut. Meski, ia sudah ganti nomor puluhan kali. Entah dari mana Ilham selalu tau nomor ponselnya yang baru.

Ini membuat dirinya bisa gila.

Jauh disana, seorang pria menatap kesal ponselnya.

"Beraninya kamu nolak telpon aku, Sanaya. Awas saja besok kamu di kampus!" kesal Ilham sembari melempar ponselnya hingga pecah.

To be continue...

1
Nur Fitriani
kak regaz dirimu dmn ?
Nur Fitriani: aku kira berlanjut ternyata mengulang cerita yang dsini 🙆😢
total 4 replies
Nun Inayah
Ceritanya menarik, bikin penasaran terus menerus...nggak sabar buat nunggu kelanjutannya lagi 😊🙏🏻
Nun Inayah
Lanjut thor
Kaila Nur Dianah
sangat seruu
Nur Fitriani
semoga kak regazz sehat 👍 aamiin
Annisa Henna
kak udah mau 2hari belum update
Anisa Ritonga
bagusss
Annisa Henna
Sabar ya Naya.. Ilham bukan sedang berusaha membuatmu jatuh cinta tapi dia sedang berusaha agar dia jatuh cinta padamu. dia sedang berusaha untuk menyadari itu.
Iyut Iyut ananta
lanjuut kak
Annisa Henna
Okeeee,,, makin seruuuuu saya suka saya suka🤭🤭 semoga Ilham beneran berusaha berubah demi Naya, 🥺 dan semoga semuanya ga terlambat ya Nay 💙
Nur Fitriani
semoga Ilham bisa berubah
Annisa Henna
Licik banget Ilham... kak regazz aku angkat tangan 😩 ga ekspek se licik itu masa iya gda sisi positif nya sama sekali ilham ini? kasian banget naya dan keluarganya🥺
Nur Fitriani
dasar Ilham licik bener ya 🙆🙆 aku sudah berfikir ibu Novi pelakunya 😁🤭 ternyata dia sendiri
Nur Fitriani
gaa double up ya kak regazz. hari Jum'at ini 🤭
Annisa Henna
cepet banget ya bacanya. rasanya mau minta update lagi hahahaha makasih ya kak regazz. 🤣🤭
Iyut Iyut ananta
lanjuut kak
Nur Fitriani
besok Jum'at berkas kak regazz jangan lupa double up ya 😁😁
Annisa Henna: yok bisa yok aku komporin 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nur Fitriani
aku kira Ilham akan tau kalau Naya hamil 🙆🙆 bukannya dlu d sebelah Ilham sempat menanyakan ttg anaknya, kak regazz pinter banget bikin penasaran
Annisa Henna: iya kan udah dibilang kak regazz kalo cerita nya sedikit dirubah. nah di novel yg ini Ilham belum tau kalo naya hamil
total 1 replies
Annisa Henna
akhirnya... makasih update nya kak regazz... 💙
Annisa Henna
menurut ku si Ilham ini masih denial dgan perasaan nya. dia kaya ga memahami perasaan cinta. mungkin tangki cintanya kosong dari orang tua nya... Gws Naya semoga Ilham cepet tau kalo kamu hamidun🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!