Alvonso adalah seorang Mafia dan juga CEO terkenal dingin dan kejam. Sangat tampan digilai banyak wanita tapi Alvonso tidak pernah tertarik terhadap wanita manapun.
Kasandra seorang gadis cantik, genius dan baik hati. Namun sayang keluarga besarnya lebih menyayangi anak angkatnya dibandingkan dirinya. Lebih parahnya lagi mereka sering menyiksa Kasandra akibat fitnah keji anak angkatnya.
Hingga suatu ketika anak angkatnya mengajaknya pergi ke hotel untuk merayakan ulang tahun temannya. Ternyata dirinya di jebak agar tidur dengan pria paruh baya.
Kasandra yang tidak ingin ternoda berusaha kabur namun seorang pria tampan yang bernama Alvonso menariknya hingga akhirnya Kasandra kehilangan apa yang dijaganya selama ini.
Alvonso yang merasa bersalah mengajaknya menikah dan Kasandra setuju agar bisa keluar dari keluarga besarnya yang tidak menginginkannya.
Apakah pernikahan mereka berakhir bahagia mengingat keluarga besarnya Kasandra berusaha memisahkan mereka? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Siapa?
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya di mana Kasandra menemani Bela di acara ulang tahun temannya Bela di hotel bintang lima bersama Bima dan Bowo sebagai pelindung Bela.
Singkat cerita kini mereka sudah berada di hotel bintang lima di mana mereka berada di lantai dua tempat diadakan acara pesta ulang tahun temannya Bela.
Di acara pesta ulang tahun Bela memperkenalkan Kasandra karena baru kali ini Bela mengajaknya. Sedangkan untuk Bima dan Bowo, Bela tidak memperkenalkannya karena teman-temannya sudah mengenalnya.
"Kakak, ayo kita minum." Ajak Bela sambil memberikan gelas berisi anggur ketika mereka duduk di kursi sofa yang sudah disediakan.
"Kakak tidak biasa minum." Jawab Kasandra menolaknya dengan halus.
"Kak Bima dan Kak Bowo." Panggil Bela sambil menampilkan ekspresi pura-pura sedih.
"Sepertinya Kakak masih marah sama Aku karena itu menolak minuman yang Aku berikan." Sambung Bela sambil mengeluarkan air mata buayanya yang menjadi andalannya.
"Kasandra, Bela itu sangat peduli dan sangat sayang padamu. Jadi kamu jangan membuat Bela sedih dan menangis karena kamu menolaknya untuk minum." Ucap Bima sambil menatap Kasandra dengan tatapan tajam.
"Kasandra, kamu minum atau Kakak yang paksa kamu untuk minum?" Tanya Bowo dengan nada mengancam.
"Aku akan meminumnya tapi hanya satu gelas itu saja karena Aku tidak ingin mabuk." Ucap Kasandra.
"Baik. Asalkan Kakak meminum anggur ini berarti Kakak tidak membenciku." Ucap Bela.
("Sebentar lagi kamu akan di usir oleh keluarga besarmu dan Aku menjadi putri satu-satunya dari keluarga besar Alexander." Sambung Bela yang tidak mungkin mengatakan hal itu di depan mereka).
("Anggap saja ini terakhir Aku menuruti permintaan kalian." Ucap Kasandra).
Kasandra kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu dengan sangat terpaksa Kasandra menerima gelas pemberian Bela lalu meminumnya hingga habis sampai tidak ada sisa sedikitpun.
Tanpa sepengetahuan mereka kalau Bela bersama teman-temannya tersenyum jahat ketika melihat Kasandra menghabiskan minuman anggur tersebut yang sudah di campur obat perang sang dosis tinggi.
Setelah Kasandra selesai minum, mereka mengobrol bersama dan terkadang tertawa. Hingga tiga puluh menit kemudian Kasandra mulai merasakan tubuhnya mulai panas.
"Kenapa tubuhku tiba-tiba panas ya?" Tanya Kasandra sambil mengipasi wajahnya.
"Sepertinya ruangan ini kurang dingin. Bagaimana kalau Aku menemani Kakak di kamar? Karena kebetulan temanku menyewa kamar untukku jika Aku menginap di hotel ini." Ucap Bela pura-pura perhatian sambil memegang lengan Kasandra.
"Lihat adik kita sangat perhatian sama Kasandra tapi sayangnya Kasandra sering menyakiti perasaannya dan sering membuatnya terluka." Ucap Bima.
"Betul sekali." Jawab Bowo sambil menatap Kasandra dengan tatapan kebencian begitu pula dengan keluarga besarnya.
Hal ini dikarenakan sebelum kedatangan Kasandra, keluarga besarnya yang biasanya hidup damai. Namun ketika Kasandra datang, Bela sering menangis dan tubuhnya penuh luka tanpa mereka ketahui kalau Bela sengaja menyakiti tubuhnya.
Bela rela melakukan hal itu asalkan seluruh keluarga besarnya membenci Kasandra dan berakhir di usir. Rencana jahat Bela ternyata berhasil di mana Ayah Vino Alexander, Ibu Vina, ke empat kakaknya Kasandra dan orang tua dari Ayah Vino sangat membenci Kasandra.
Kasandra sering mendapatkan hukuman fisik membuat Kasandra sangat menderita dan ingin secepatnya pergi dari rumah neraka.
Kini Bela mempunyai rencana jahat yaitu memberikan Kasandra ke lelaki paruh baya agar nantinya Kasandra di usir dari rumah.
"Kak Bima dan Kak Bowo. Bagaimanapun Kak Kasandra adalah adik kandung kalian jadi Aku minta jangan membencinya ataupun menaruh dendam." Ucap Bela dengan nada lembut sambil membantu Kasandra berdiri.
"Kamu memang adik kesayangan kami." Ucap Bima dan Bowo dengan serempak.
"Sudahlah lebih baik kita bawa kakakmu ke kamar supaya tidak mengganggu acaramu bersama teman-temanmu." Ucap Bima sambil berdiri.
"Bowo, kita papah Kasandra karena kasihan Bela jika memapah Kasandra sendirian." Sambung Bima sambil mengarahkan tangan Kasandra agar memeluk pundaknya.
"Baik, Kak." Jawab Bimo dengan patuh.
"Tidak usah Kak, biar Aku saja yang memapahnya." Ucap Bela yang tidak ingin rencana jahatnya gagal.
"Tidak usah. Biar kami berdua yang memapahnya dan kamu tunjukkan jalannya." Ucap Bowo.
"Baiklah." Ucap Bela yang tidak mungkin memaksa Kakaknya untuk mengikuti permintaannya.
("Apa yang harus Aku lakukan supaya rencanaku berjalan lancar?" Tanya Bela sambil berpikir).
Tidak membutuhkan waktu lama ide jahatnya muncul di mana Bela mengeluarkan ponselnya lalu mengetik pesan ke seseorang.
Sambil mengetik pesan Bela berjalan dengan santai sedangkan Bima dan Bowo berjalan mengikuti Bela yang ada di depannya sambil memapah Kasandra yang perlahan kesadarannya mulai menghilang.
Hal ini dikarenakan Kasandra berjuang untuk tidak membuka pakaiannya. Kasandra sampai menggenggam erat tangannya sampai telapak tangannya berdarah karena terkena kukunya.
Kasandra sengaja melakukan hal itu agar dirinya tetap tersadar dan tidak bertindak merugikan dirinya apalagi sekarang ada ketiga saudaranya.
("Aku harus berusaha untuk sadar agar tidak dicelakai oleh Bela." Ucap Kasandra sambil masih menggenggam erat kedua tangannya).
Kasandra baru mengetahui kalau minuman yang barusan diminumnya sudah di campur obat perang sang. Hal ini dikarenakan Kasandra pernah mendengar tanda-tanda orang terkena obat perang sang lewat teman yang pernah mengalaminya.
"Ini Kak, kamarnya." Ucap Bela sambil menghentikan langkahnya tepat di depan pintu.
Bela kemudian mengambil kartu dari dalam tasnya lalu menempelkan di pintu sampai pintu tersebut berbunyi klik.
Sedangkan Bima dan Bowo berdiri menatap punggung Bela hingga Bela membuka pintu tersebut dengan lebar. Bima dan Bowo kemudian kembali berjalan sambil memapah Kasandra ke arah ranjang.
Sampai di ranjang tubuh Kasandra di dorong dengan kasar hingga jatuh ke ranjang. Hingga Bima dan Bowo tanpa sengaja melihat ke dua telapak tangan Kasandra mengeluarkan darah segar.
"Kasandra, kenapa ke dua telapak tanganmu berdarah?" Tanya Bima dan Bowo dengan serempak.
"Aku ..." Ucapan Kasandra terpotong oleh Bela.
"Bukankah Kak Bima dan Kak Bowo sering melihat kalau Kak Kasandra sengaja melukai tangan dan tubuhnya supaya mendapatkan perhatian keluarga kita?" Tanya Bela.
"Apa yang kamu katakan memang benar." Jawab Bima dan Bowo dengan serempak.
"Sudahlah, lebih baik kita tinggalkan Dia di sini setelah acara ulang tahunnya selesai kita jemput." Ucap Bima.
"Oke." Jawab Bowo dan Bela dengan serempak.
Kemudian Bima, Bowo dan Bela pergi meninggalkan tempat tersebut di mana Bela menatap Kasandra sambil tersenyum jahat.
("Sebentar lagi reputasimu hancur dan kamu akan di usir keluarga besarmu." Ucap Bela).
("Salah siapa kamu datang dan mengambil apa yang selama ini menjadi milikku." Sambung Bela).
Sepeninggal Bima, Bowo dan Bela, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka di mana seorang pria paruh baya memakai jubah handuk berjalan ke arah Kasandra.
"Ternyata gadis yang di bawa Bela sangat cantik. Jika masih menjaga kehormatannya maka Aku akan membayar Bela dengan harga tinggi plus bonus tapi jika tidak maka sesuai kesepakatan saja." Ucap pria paruh baya tersebut sambil menarik tali jubah handuk.
"Panas .... Sangat tidak nyaman." Ucap Kasandra sambil membuka kancing kemeja bagian atas.
"Hallo cantik." Panggil pria paruh baya sambil melempar jubah handuk secara asal.
Tubuh pria paruh baya itu pun polos tanpa sehelai benangpun kemudian pria paruh baya tersebut berjalan ke arah ranjang.
"Malam ini Aku akan memakanmu sampai Aku benar-benar puas." Ucap pria paruh baya sambil menaiki tubuh Kasandra.
"Kamu siapa?" Tanya Kasandra dengan wajah terkejut sambil berusaha mendorong pria paruh baya tersebut.
anak Buan mu jg ga di hukum
Kasandra tunggu hasilnya dr Bella yg songong dan tdk tahu malu itu.