Sentuh Aku, Mafia Bastard

Sejak malam itu.. Sejak semuanya saling mengetahui identitas masing-masing, Helena dibuat semakin tak paham dengan semua.. Dendam, kebencian, dan kedekatannya dengan Nick hingga sampai bertukar saliva, itu benar-benar diluar prediksi. Terlebih Nick yang di anggap Casanova gila yang tak berperasaan mengaku bahwa Helena lah ciuman pertamanya.

Jadi mana yang benar? Helena melihat sisi baik dan buruk pria itu dalam waktu bersamaan. Di matanya Nick adalah sosok mafia berdarah dingin, tetapi ia tak bisa mengiyakan itu 100% karena Nick yang mungkin seharusnya membunuh Helena akan pengkhianatan kemarin, ini tidak.. ia tak melakukannya malah menyentuh wanita itu.

Dan sekarang.. Helena telah kembali berada di rumahnya, ia kembali untuk ikut berpartisipasi dalam membentuk kembali kejayaan perusahaan Scott yaitu melakukan kolaborasi dengan perusahaan besar Nicholas Wilston.

"Aaah ya tuhan.." Ujar Helena menutup wajah cantiknya sambil guling-guling tak karuan di atas ranjang. "Jadi apa yang kau mau sebenarnya Nick!??.."

Ia benar-benar dibuat frustrasi sekaligus gelisah.

Setelah ciuman panas yang tak bisa dihindari itu, Nick memecat Helena untuk tidak menjadi asisten pribadinya lagi. Mulut pedas pria itu mengatakan sudah tak membutuhkan kinerja musuh, tapi sekarang? Di perusahaan, mereka bahkan akan sering bertemu dan mungkin akan banyak terjadi melakukan perjalanan bisnis.

"Sialan..." Umpat Helena dibuat kesal. Yang lebih menjengkelkan lagi di hadapan daddy-nya Edward dan semua orang, ia harus berinteraksi dengan Nick layaknya rekan kerja yang memiliki hubungan sangat baik.. terlebih memang hal itu dikuatkan oleh fakta bahwa di masa lalu keduanya pernah bertemu.

Helena memejamkan matanya untuk menenangkan diri.. Ia mendatangi Nick untuk balas dendam tetapi malah berakhir seperti ini, bahkan malam itu Nick menyerahkan kalung yang jadi incaran Helena dan isinya bukan kunci melainkan kristal swarovski..

Semakin jauh ia melangkah, Helena semakin menemukan sisi Nick yang tak diketahui oleh siapapun. Helena tahu apa yang menjadi kesulitannya saat ini adalah karena telah berani terlibat dengan Nick, tetapi ia juga harus lebih teliti dan jangan goyah.. Sejauh ini ia menyelidiki, belum ada satupun bukti yang ia temukan.

Tok tok tok!

Wanita cantik itu menoleh saat pintu kamar diketuk.

"Sayang tunggu apalagi? Daddy sudah menunggumu di bawah.." Panggil Luna pada putrinya. "Jangan lama-lama.."

Helena tak langsung menjawab, ia berdiri dari posisinya. Merapikan kembali pakaian kantor dan rambut bergelombang itu. Ya, Helena akan memulai perjalanan bisnis ini dengan pihak perusahaan Wilston. "Iya mom.."

Entah nanti akan menghadapi Nick dengan wajah bagaimana, Helena tetap akan terus menyelidikinya.

Itu tekadnya... Tetapi di sisi lain, Helena tak bisa bohong ia terus berulang kali menenangkan diri setiap hatinya bergemuruh saat ingatan cumbuan panas itu memenuhi benaknya. Ya, antara musuh dan profesional kerja..

"Eits tunggu!.." Tahan Luna menghalangi langkah putrinya yang hendak keluar mansion untuk menyusul Edward.

Wanita cantik itu mengerutkan keningnya. "Apa ada sesuatu mom?.."

Luna tak menjawab namun sorot matanya tertuju pada leher jenjang Helena, ia tatap leher itu dan wajah putrinya bergantian. "Sebentar? apa ini!?.. Bekas merah yang terpampang ini kamu lakukan dengan siapa?."

Deg.

Manik indah Helena terbuka lebar, ia tersadar akan sesuatu dan tentu semuanya mengarah pada Nicholas.

"Helena?..." Ulang Luna dengan tatapan penuh selidik dan intimidasi. "Kau akhir-akhir ini jarang di rumah, urusan apa yang telah kau lakukan? Kali ini kamu banyak menghindari bicara dengan mommy akan sibuk."

"Mom tunggu, ini...

"Apa?.." Potong Luna. "Suami mu belum satu bulan meninggal kau sudah bercinta dengan pria lain!?.."