Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 13
Di dalam ruangan kantornya, Drake tengah mengerjakan pekerjaannya seperti biasa.
Dia merupakan seorang ahli dalam bidang IT dan tugas Drake adalah mencari berbagai informasi terkait permintaan klien.
Selain memiliki ruangan di ruang khusus atau ruang rahasia, Drake juga memiliki ruang yang bisa ditemui oleh klien.
Drake teringat dengan ucapan Dhea, "Baiklah aku akan jadi bagian dari keluarga Adiwitama ... Jadi Om, gimana kalau aku nglamar buat jadi istri Om."
"Anak itu, sebenarnya apa yang diingkan oleh gadis yang usianya bahkan tak jauh dari Virya. Dhea, apa maunya dia."
Malam tadi, Drake memang diam saja dan tidak memberikan reaksi apapun terhadap ucapan Dhea. Namun tidak bisa dia pungkiri bahwa akhirnya dia kepikiran juga.
Sebagai pria dewasa, dia memilih diam dan tidak ingin berusaha ikut campur urusan anak-anak. Dia berusaha untuk bersikap netral. Drake juga merasa bahwa pasti semua itu akan berlalu dan hanya sebagai candaan belaka.
Ya, lagi-lagi Drake berpikir demikian. Tapi dia tidak pernah tahu bahwa saat ini sesuatu yang ia anggap candaan itu menghampirinya.
Tok tok tok
"Masuk."
"Hai Om, aku datang kemari mau menawarkan sesuatu. Aku baru aja buat menu baru, apa Om bisa membantuku untuk mencicipinya?"
Jeeeeeng
Gadis itu datang, penampilannya sangat berbeda dari yang terakhir kali dia melihatnya. Kali ini dia mengenakan gaun berwarna pastel dan riasan sederhana. Tidak terlihat seksi sama sekali tapi entah mengapa nampak menggoda. Terlebih ketika Dhea mengulurkan kue yang dibawanya.
Kening Drake mengernyit, dia tidak tahu apa alasan gadis itu menemuinya. Dan juga Drake merasa heran, bagaimana Dhea tahu tentang kantor tempatnya bekerja.
"Ada keperluan apa kamu datang kemari, lalu bagaimana kamu bisa tahu tempat kerjaku,"tanyanya sambil melepas kacamata yang bertengger di hidungnya.
Sreeek
"Aku tanya sama orang rumah. Dan kenapa aku datang kemari, kan sudah tadi aku sebutkan, Om. Aku mau minta tolong Om buat mencicipi menu baru yang aku buat. Selain itu, aku juga mau minta maaf atas perkataanku semalam."
Dhea bicara dengan sebenarnya. Setelah kedatangan Jayan dan juga Virya, entah mendapat bisikan dari mana Dhea langsung membuat kue dan membawanya untuk Drake. dia awalnya datang ke rumah Drake lebih dulu. Namun tentu saja Drake tidak ada di rumah karena sedang bekerja.
Dhea kemudian bertanya kepada salah sati asisten rumah tangga yang ada di kediaman Adiwitama, dan disinilah dia berada saat ini.
Minta maaf, apa benar aku beneran mau ngelakuin itu. Haaah, padahal jelas-jelas tadi aku bilang ke Virya kalau aku beneran bertekad buat jadi ibu tirinya, desisnya lirih.
Wajah Dhea yang sejenak melamun itu membuat Drake penasaran. "Apa benar kamu cuma mau datang untuk ini? Untuk minta maaf?" selidik Drake. Dia agak sulit memercayai gadis itu.
"Entahlah. Aaah apa mungkin Om mengharapkan hal yang lain? Kayaknya mungkin aku bisa memberi Om hal lainnya selain ... kue," balas Dhea.
Haaah
Drake menghembuskan nafasnya kasar. Ucapan Dhea nampak biasa saja, tapi entahlah seolah mengandung sebuah godaan di sana.
"Kalua gitu, tinggalkan saja kuenya di sini. Nanti aku akan mencicipinya," ucap Drake pada akhirnya sambil memakai kacamatanya kembali. Dia juga kembali fokus melanjutkan pekerjaannya.
Namun gerakan tangan Dhea yang lembut menyentuh tangannya membuat Drake berhenti. Fokusnya pun teralihkan dari layar monitor ke arah gadis itu.
"Aku ingin Om mencicipinya sekarang, biar aku tahu apakah itu rasanya enak atau nggak?" ucap Dhea sambil tersenyum.
"Ya, baiklah," pasrah Drake. Ia mengambil satu potong kue yang disodorkan oleh Dhea dan secara perlahan memasukkan kue itu ke dalam mulutnya.
Sebenarnya Drake tak suka makanan manis, namun saat kue itu masuk ke dalam mulutnya, dia tidak membencinya.
"Enak, dan ... tidak terlalu manis."
"Aaah syukurlah sesuai selera, Om. Aku punya feeling Om nggak suka manis. Soalnya semalem Om sama sekali nggak nyentuh kue ulang tahun yang aku buat. Kalau gitu, dimakan ya Om. Aku pulang dulu. Ah iya, kalau Om pengen makanan lain, aku bisa kok buatin. Jadi, jangan ragu buat ngehubungin aku ya."
Sreet
Tap tap tap
Belum sempat Drake merespon, Dhea sudah lebih dulu meninggalkan ruangan. Yang tersisa hanya aroma parfum milik gadis itu yang masih sedikit tertinggal.
"Aroma yang manis. Aaah sial, kenapa juga aku mikir gini. Tapi aku ngerasa ada yang aneh. Gadis itu kayak berusaha buat memikat ku. Apa ucapannya yang semalem itu beneran, bahwa dia bakalan masuk keluarga Adiwitama dengan jalur menjadi istri? Haah ada-ada aja anak jaman sekarang," gumam Drake lirih.
Matanya kembali melirik ke arah kue yang dibawa oleh Dhea. Dia kembali mengambil satu potong kue tersebut dan memakannya.
"Rasanya beneran enak."
Drap drap drap
Fyuuuuh
Sesampainya di parkiran, tubuh Dhea seolah lemas. Dia terduduk di motor.
Siapa sangka dia bisa seberani itu bertindak seperti tadi.
"Gue kan niatnya cuma mau minta maaf, kenapa malah flirting sih? Arghhh Dhea Dhea, kayaknya kamu mungkin beneran harus maju deh. Terlanjur basah ya sudah nyemplung sekalian aja lah. Ya emang kudu gitu. Jadi ayo lakukan lagi besok."
Awalnya Dhea benar-benar sangat ragu soal ini. Tapi melihat reaksi Drake yang sama sekali tidak menunjukkan kemarahan ataupun kebencian, ia merasa harus terus untuk mencoba maju.
Ceklek
Bruuum
Ckiiit
Mata Dhea membulat sempurna ketika dia melihat Virya berdiri tepat di depannya. Beruntung motornya baru saja diservis sehingga remnya berfungsi dengan sangat baik.
"Kamu gila ya, tiba-tiba berdiri di depan orang yang lagi berkendara!" pekik Dhea. Dirinya sangat terkejut dengan munculnya Virya yang tiba-tiba itu.
"Apa yang kamu lakuin di sini? Apa yang kamu lakuin di tempat kerja Papa ku?" ucap Virya. Matanya memicing menunjukkan aura permusuhan yang kuat.
"Eh, kamu yakin aku kesini buat nemuin Om Drake? Kamu nggak lihat ini tempat gym yang setiap orang bebas untuk datang?" elak Dhea. Saat ini dia memang sengaja menarik ulur wanita itu. Dia ingin memercik amarah Virya lebih besar lagi.
"Cih, jangan ngelak. Mana ada orang yang mau nge-gym pake dress dan full make up begitu," cibir Virya. Dia sangat kesal sekarang ini dan ingin sekali menarik tubuh Dhea agar turun dari motor.
"Hahaha, duuuh Nak kamu peka banget ya. Tapi kalaupun aku ketemu sama Papa mu, bukannya nggak ada masalah ya? Inget Virya, Papa mu itu single. Dia bebas buat ketemu sama wanita manapun termasuk aku. Jadi, nggak usah sok ngelarang-larang kayak gini. Lucu jatuhnya."
Grrrrrttt
Gigi-gigi Virya bergemelutuk karena saking marahnya. Dia ingin sekali menjambak rambut Dhea, tapi Dhea lebih dulu pergi melajukan motornya pergi dari hadapan Dhea.
"Sial sial sial, nggak bisa dibiarin. Papa. Papa cuma untuk Mama. Aku nggak akan pernah mau tempatnya digantikan oleh wanita lain. Apalagi itu Dhea."
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake