NovelToon NovelToon
The Bride Of Vengeance

The Bride Of Vengeance

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:544
Nilai: 5
Nama Author: fatayaa

Calista Blair kehilangan seluruh keluarganya saat hari ulang tahunnya ke-10. Setelah keluarganya pergi, ia bergabung dengan pembunuh bayaran. Tak berhenti di situ, Calista masih menyimpan dendam pada pembantai keluarganya, Alister Valdemar. Gadis itu bertekat untuk membunuh Alister dengan tangannya untuk membalaskan dendam kematian keluarganya.

Suatu saat kesempatan datang padanya, ia diadopsi oleh Marquess Everhart untuk menggantikan putrinya yang sudah meninggal menikah dengan Duke Alister Valdemar, sekaligus sebagai mata-mata musuhnya itu. Dengan identitasnya yang baru sebagai Ravenna Sanchez, ia berhasil menikah dengan Alister sekaligus untuk membalas dendam pada pria yang sudah membantai keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fatayaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Racun

Pagi ini taman di kediaman Valdemar terlihat kacau. Banyak tanaman dan bunga di cabut untuk diganti dengan tanaman lain. Banyak pekerja keluar masuk taman untuk menanam bunga yang baru. Ini semua adalah inisiatif dari Ravenna, dia ingin merapikan taman di kediaman ini yang sebelumnya hanya ditanam sedikit bunga dengan menanam lebih banyak bunga berwarna warni.

“Nona, anda sudah bangun. Ada sesuatu yang harus anda lihat di luar?” ucap Chloe, pelayan pribadi Karina itu terlihat ragu memberitahu Karina.

Karina yang baru saja bangun menatap malas kearah Chloe, “Ada masalah apa pagi-pagi ini?”

“Anu, sepertinya anda harus melihat sendiri, nyonya Duchess mengubah taman,” ujar gadis bersurai coklat itu, ia merasa perlu melaporkan masalah ini pada Karina karena sebelumnya, ia di perintahkan untuk mengawasi Ravenna dan segera melaporkan tindakan mencurigakan wanita itu.

Rasa ngantuk Karina seketika menghilang, ia menyibak selimutnya kemudian turun dari ranjang menuju jendela kacanya yang menghadap taman. Disana terlihat Ravenna tengah mengatur beberapa pekerja di taman.

“Apa yang sebenarnya ia lakukan? Chloe bantu aku bersiap-siap!” perintah Karina.

Selesai bersiap-siap, Karina bergegas menuju taman. Terlihat Ravenna sibuk mengatur beberapa orang menanam beberapa bunga baru.

“Hei, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Karina seraya berjalan mendekat kearah Ravenna.

Ravenna membalikkan badannya mendengar suara dari arah belakang, “Karina? Aku menanam beberapa bunga baru di taman. Aku merasa taman di kediaman ini terlalu sedikit, jadi aku menambahkannya beberapa jenis,” timpal Ravenna seraya mengulum senyum nya.

“Siapa yang menyuruh mu melakukannya? Apa kakak sudah mengizinkannya?” tanya Karina seraya melipat kedua tangannya.

“Aku hanya menanam beberapa jenis bunga, apa aku harus meminta izin pada Alister? Lagi pula, bukankah ini sudah menjadi tugas ku mengurus taman?” ujar Ravenna tidak merasa bersalah.

“Apa kau menganggap dirimu adalah nyonya di kediaman ini? Aku akan melaporkan mu pada kakak!” ancam Karina dengan raut wajah kesal.

“Ada apa ini, kenapa pagi-pagi sudah ribut?” terdengar suara berat seorang pria berjalan mendekat, membuat keduanya menoleh ke sumber suara.

Alister sengaja pergi kearah taman karena saat pria itu hendak naik kereta kuda untuk pergi ke istana, ia mendengar keributan.

Karina berjalan mendekat kearah Alister, “Kakak, lihat apa yang sudah dia lakukan! Wanita itu mengacaukan taman,” tunjuknya pada Ravenna. Alister menatap wanita itu, menuntut penjelasan.

“Aku hanya mau menanam beberapa bunga, aku merasa kediaman sebesar ini terlalu suram jika hanya menanam satu jenis bunga, jadi aku menambah beberapa bunga lagi,” timpal Ravenna terlihat tenang.

“Dengar kak, dia mengatakan kalau kediaman ini terlalu suram, apa mulutnya tidak pernah diajarkan hal yang baik?” hasut Karina.

“Sudahlah, ini hanya taman. Karina, bukankah sebentar lagi guru privat mu datang, sebaiknya kau bersiap,” ujar Alister yang tidak mempermasalahkan hal yang dianggapnya kecil, membuat Karina memasang raut wajah kecewa karena Alister tidak memarahi wanita itu.

Tidak lama kemudian, seorang pelayan berjalan mendekat, “Tuan Duke, nyonya Mary sudah kembali,” ujarnya memberi kabar.

Wajah Karina yang sebelumnya tertekuk seketika berubah cerah, “Bibi? Bibi sudah kembali?”

Gadis itu segera berlari kecil menuju depan kediaman. Benar saja, wanita paruh baya dengan mata biru itu baru saja turun dari kereta kudanya. Karina berlari kearah Mary, kemudian memeluknya dengan erat.

“Bibi, kenapa bibi lama sekali disana?” Karina melepaskan pelukannya kemudian menatap Mary dengan manja. Selama seminggu ini Mary pergi ke luar wilayah untuk menyelesaikan masalah bisnis. Setelah suaminya meninggal beberapa tahun yang lalu, ia kerap ke luar wilayah untuk mengurus beberapa bisnis yang suaminya tinggalkan.

“Banyak yang harus bibi urus, jadi perlu waktu lama untuk kembali ke sini,” timpal Mary sembari tersenyum pada Karina.

Tidak lama kemudian, Alister dan Ravenna datang. Mary mengalihkan pandangan pada keduanya dengan senyuman.

“Salam kenal nyonya, saya Ravenna,” ucap Ravenna memberi salam dengan sopan.

“Selamat atas pernikahan kalian, maaf kan aku karena tidak bisa hadir ke pesta pernikahan,” timpal Mary memasang raut kecewa.

“Tidak apa-apa, lebih baik bibi segera masuk ke dalam untuk beristirahat,” Alister mempersilahkan.

“Apa bibi membawa oleh-oleh?” tanya Karina bersemangat.

“Iya bibi membawa hadiah yang menarik untuk mu,” jawaban Mary berhasil membuat mata Karina berbinar.

“Benarkah, kalau begitu cepat masuk. aku tidak sabar membukanya,” ajak Karina pada Mary.

Ravenna berjalan masuk ke kamarnya sembari membawa sebuah kotak yang Mary berikan padanya sebagai hadiah pernikahan, ia duduk di salah satu kursi dan mulai membuka kotak itu. Rupanya sebuah botol parfum, dari botol kacanya, benda itu terlihat mahal. Wanita itu tidak tertarik, meletakkannya kembali di meja.

Lily yang tengah menyapu lantai ruangan terkejut melihat lebah terbang ke arahnya, gadis itu sontak mundur beberapa langkah untuk mengindar dari lebah itu hingga membuatnya menyenggol parfum diatas meja sampai membuat benda itu jatuh ke lantai.

Raut wajah Lily pucat pasi melihat parfum hadiah dari nyonya Mary untuk Ravenna tumpah, mendengar suara benda jatuh, Ravenna yang tengah membaca buku beranjak dari kasurnya untuk melihat keadaan.

“Maafkan saya nyonya, saya tidak sengaja menjatuhkannya,” ucap Lily panik, ia berlutut di depan Ravenna untuk meminta maaf.

“Sudahlah Lily, kau tidak perlu berlutut, itu hanya parfum,” Ravenna mengangkat tangan Lily untuk bangkit.

Namun Ravenna menyadari sesuatu yang aneh dari parfum itu, wanita itu mengerutkan keningnya kemudian berjongkok untuk mendekatkan hidungnya pada parfum yang tumpah di lantai. Lily terdiam, hanya menatap heran kearah Ravenna.

“Bau ini, ada racun di parfum ini,” ujarnya setelah beberapa saat mengingat bau dari racun dengan jenis Hemlock itu.

Ravenna dapat dengan mudah mengetahui jenis racun itu karena sejak kecil ayahnya sudah mengenalkannya dengan berbagai jenis racun mematikan. Selain memiliki kemampuan dalam penyembuhan, keluarganya juga memiliki kemampuan terbaik dalam mengenali macam-macam racun, maka dari itu, dengan mencium aromanya saja, Ravenna dengan mudah tau racun apa itu.

“R-racun? Saya tidak menyangka nyonya Mary memberi parfum beracun pada anda. Apa anda tidak melaporkannya pada tuan Duke?” tanya Lily, gadis itu memasang raut wajah marah.

“Tidak perlu, Alister pasti akan membela nyonya Mary. Sudahlah, Lily tolong bereskan ini,” Ravenna bangkit kembali kemudian kembali duduk di tempatnya semula.

“Baik nyonya,” Lily berjalan keluar untuk mengambil peralatan untuk membersihkan pecahan kaca itu.

Rupanya nyonya Mary berusaha mencelakai ku. Padahal dia terlihat ramah di depan, namun ternyata itu hanya sandiwara. Mulai sekarang, aku harus lebih berhati-hati padanya,’ pikir Ravenna dalam hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!