Aku Menikahi Anak Angkat Ku

Saat pagi tiba Alika masih tetap berada disisi Dean. sementara itu Johan terpaksa harus pergi ke kantor karena ada urusan mendadak, Johan tidak meninggalkan anak dan istrinya begitu saja, Johan telah menyiapkan penjagaan ketat untuk menjaga anak dan istrinya dirumah sakit. Ada 25 orang penjaga yang disiapkan oleh Johan untuk menjaga Alika dan Dean.

Sementara itu Alika tetap terjaga semalaman dan saat mentari mulai bersinar cerah Alika pun menyeka tubuh Dean dengan air hangat. Alika selalu berada disisi Dean tanpa pernah meninggalkannya walau hanya sesaat, Alika bahkan tidak makan apapun sejak kemarin bahkan meminum seteguk air pun tidak dia lakukan.

Baginya saat ini semuanya hanya tinggal diujung duri. Rasa lapar dan hausnya telah tergantikan dengan rasa cemas dan penyesalan disaat dia mengingat saat-saat kebersamaannya bersama suami dan anaknya sebelum semua kejadian buruk ini terjadi.

"Dean... apa kau bisa mendengar ibu? Kenapa kau begitu menyayangi ku? Aku bahkan bukan ibu yang baik. Ibu mana yang bisa dengan bodohnya membiarkan anaknya terluka sementara dia sendiri tidak bisa melakukan apapun untuk menolongnya? Aku Memang ibu yang buruk. Aku ibu yang gagal.. maafkan ibu" Ucap Alika yang menangis dan menyesali semua yang terjadi.

Disaat kesedihan dan penyesalan menghantui Alika perlahan tangan dingin Dean menyentuh wajahnya dan menghapus air matanya. Dengan cepat Alika menggenggam tanganya dan meminta maaf berulang kali dengan penuh ketulusan.

"Ibu... aku tidak suka kau menangis" Ucap Dean dengan lirih.

"Jangan banyak bicara, ibu akan panggilkan dokter" Ucap Alika yang kemudian beranjak dari duduknya dan memerintahkan salah satu orang sewaan Johan untuk memanggilkan dokter.

Saat dokter tiba dan memeriksa Dean, Alika hanya bisa berharap semoga semuanya baik-baik saja. Dean menatap Alika dengan tatapan yang berbeda, tetapi Alika tidak merasakan apapun dari tatapan mata Dean karena kini hatinya sedang diselimuti kecemasan akan kondisi anak tirinya itu.

"Dokter bagaimana keadaanya?" Tanya Alika kepada dokter.

"Dia baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan, pada jadwal kunjungan saya berikutnya saya akan memberikan suntikan penghilang rasa sakit untuk yang terakhir kalianya dan besok dia sudah boleh duduk dan juga belajar berjalan, dan jika setelah itu semuanya tetap baik-baik saja maka pada hari ke lima dia sudah boleh pulang" Sahut Dokter menjelaskan dengan sangat rinci.

Mendengar hal itu Alika merasa sangat senang bahkan dia berulang kali berterimakasih kepada dokter sebelum sang dokter akhirnya berpamitan pergi. Setelah dokter meninggalkan ruangan Alika yang merasa sangat gembira berulang kali mengucapkan puji syukur kepada yang tuhan yang maha kuasa.

Dean hanya bisa tersenyum saat melihat Alika yang begitu bersyukur atas kesembuhanya. Sebelum ini tidak ada orang yang begitu perduli kepadanya bahkan juga ayahnya sendiri.

"Apa kau lapar?" Tanya Alika kepada Dean dengan penuh perhatian.

"Tidak... tapi ibu terlihat pucat, apa ibu tidak tidur semalaman?" Sahut Dean balik bertanya.

"Ibu baik-baik saja, jangan pikirkan ibu... ibu hanya sedikit letih, bagaimana perasaan mu sekarang hm?" Ucap Alika bertanya sembari merapikan rambut Dean yang sedikit berantakan.

"Sudah jauh lebih baik" Sahut Dean sembari tersenyum lembut.

"Ibu. Apa ibu menangis selama aku tidak sadar? Dan apa ibu juga tidak makan?" Tanya Dean kepada Alika saat dia merasakan ada yang aneh dengan sentuhan tangan Alika.

"Bagaimana aku bisa makan saat kau bahkan menahan rasa sakit seperti itu? Dan bagaimana aku tidak menangis saat melihatmu merintih kesakitan dan demam semalaman? Apa kau tau? rasanya aku sangat ingin mengambil pisau dan melukai diri ku sendiri agar aku bisa merasakan apa yang kau rasakan.

Tapi ayah mu menghalangi ku dan dia selalu meyakinkan aku jika kau akan baik-baik saja itu yang selalu dia katakan pada ku" Sahut Alika sembari menitikkan air mata meletakan tangannya diwajah Dean.

"Maafkan aku. ibu... ibu pasti sangat menderita saat melihat ku sakit" Ucap Dean yang kemudian menggenggam tangan Alika.

"Maafkan aku juga karena aku sudah mencintai mu istri ayahku sendiri" Ucap Dean dalam hati.

"Apa kau tau hal apa yang paling ibu takutkan? Ibu sangat takut jika disaat ibu tertidur dan disaat ibu membuka mata kau sudah pergi jauh dari ibu... jika itu terjadi apa yang harus kami lakukan? Kami harus bagaimana?" sahut Alika yang kemudian kembali terisak tangis.

"Ibu jangan sedih lagi, sekarang aku sudah tidak apa-apa... aku akan segera sembuh dan aku akan selalu melindungi ibu'' Ucap Dean sembari menatap mata Alika.

"Mulai hari ini biarkan ibu yang melindungi mu, kau dan ayah mu biar ibu yang melindungi kalian... berjanjilah untuk tidak mengorbankan diri mu seperti ini lagi untuk ibu"

"Bagaimana aku bisa melakukan hal itu? Aku mencintai mu Alika, meski aku tahu ini salah tapi aku rela jika harus menyimpan cinta ini selamanya dihati ku meski untuk itu nantinya aku harus berhadapan dengan ayah ku sendiri" Ucap Dean dalam hati yang kemudian memeluk Alika dengan sangat erat.