Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya jadi korban dalam pertarungan antargeng, ia malah jadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.
Gadis itu polos dan manis. Sedangkan pria itu tegas dan kuat, dan hampir sepuluh tahun lebih tua darinya. Tapi, ia tak kuasa menolak perasaan hangat yang gadis itu bawa ke dalam hidupnya.
Meski membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya.
Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat—antara gadis menggemaskan dan raja mafia muda yang tak pernah belajar mencintai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Looking for trouble
Rowan dan Callan saling pandang, lalu mereka tersenyum kecil tanpa berkata apa-apa.
Pandangan mereka lalu beralih ke arah Lucien.
“Lukamu gimana?” tanya Callan, nada suaranya mengandung kekhawatiran.
“Sudah jauh lebih baik,” jawab Lucien singkat, suaranya terdengar berat.
“Tenang aja, Geng Black Hawk udah beres. Berani-beraninya nyentuh wilayah kita… jelas cari mati,” ucap Rowan tajam.
Lucien hanya diam. Entah kenapa, dadanya terasa sesak, seperti ada sesuatu yang mengganjal.
“Aku keluar sebentar, mau cari udara,” ucapnya tiba-tiba, lalu bangkit dan meninggalkan ruangan.
“Ada yang aneh,” gumam Callan, mengangkat alis. “Dia nggak biasanya begini.”
“Ya,” Rowan mengangguk pelan.
“Kalian nggak tau aja, si pria kutub itu lagi naksir seseorang,” sela Nolan.
Belum sempat mereka merespons, Rowan langsung menyemburkan minuman yang baru diteguk—tepat ke arah Nolan.
Callan terbahak, suaranya memenuhi ruangan.
“Rowan!” seru Nolan kesal.
“Refleks,” jawab Rowan santai sambil mengangkat tangan.
“Gue nggak bakal cerita lagi. Kalau penasaran, tanya sendiri aja ke Lucien,” keluhnya kesal.
Callan dan Rowan saling melirik, lalu beranjak keluar menyusul Lucien.
Ruang pribadi mereka berada di lantai teratas gedung, dengan pemandangan kota yang terbentang jelas di bawah sana.
Lucien berdiri membisu, tatapannya menembus keramaian di bawah.
Ketika mereka mengikuti arah pandangnya, tampak seorang pria tua berbadan besar tengah mengejar seorang gadis yang terlihat terluka.
“Bisa-bisanya gadis itu ada di tempat begini,” ucap Nolan datar.
“Sejak kapan kamu punya hati?” sindir Callan santai.
Callan melirik ke arah Lucien. “Menurut lo gimana?”
Lucien tak menjawab. Matanya tetap terpaku pada sosok gadis yang berlari ketakutan itu.
Tiba-tiba, suara dari earpiece-nya terdengar.
“Tuan Muda,” suara Aiden terdengar dari seberang, “kami mengikuti Nona Liora. Sampai sekarang dia belum keluar dari klub.”
Begitu mendengar laporan itu, aura dingin langsung memancar dari tubuh Lucien.
Callan dan Rowan saling pandang—mereka tahu ada yang tidak beres.
“Apa tadi kau bilang?” tanya Lucien datar.
“Nona Liora masuk ke Yese Club,” jawab Aiden tegang.
Ketika mendengar ini, dia merasakan firasat buruk dalam hatinya.
......................
“Berhenti, dasar jalang! Begitu kutangkap, kau habis!” teriak pria tua itu, napasnya memburu.
Liora terus berlari. Tubuhnya semakin lemah—obat yang tadi diminumnya bekerja, panasnya menyiksa setiap inci kulitnya.
Napasnya berat, matanya fokus pada pintu keluar. Dengan sisa tenaga, ia berlari menuju tangga.
Pria itu melihat seorang penjaga berdiri tak jauh dari sana dan berteriak, “Tangkap dia!”
Langkah Liora terhenti ketika sosok besar itu menghadang. Kakinya terpeleset—tubuhnya jatuh, berguling di tangga.
Ia tergeletak di bawah, matanya kabur menatap lampu kristal di atasnya. Untuk pertama kalinya, hatinya dipenuhi rasa benci yang begitu dalam.
Dari lantai atas, Lucien melihat wajah gadis itu. Matanya membelalak, ponsel di tangannya terjatuh menghantam lantai.
Dengan rahang mengeras, ia berlari menuruni tangga secepat mungkin.
“Ada apa?” tanya Callan dingin.
“Entah, tapi jelas ada yang nggak beres,” jawab Rowan serius.
Nolan mengerutkan kening, matanya masih menatap ke arah bawah. "Gak mungkin, kenapa bisa kebetulan."
“Maksud lo?” tanya Callan.
“Kalian nggak tahu siapa gadis itu, kan?” Nolan menoleh, nadanya panik.
“Bukannya cuma cewek yang jual diri?” sahut Callan sinis.
Rowan mengernyit. “Siapa sih? Cewek yang jatuh tadi itu?”
“Dia bukan cewek sembarangan,” Nolan menatap mereka. “Namanya Liora. Cewek yang lagi diincar Lucien.”
Callan dan Rowan langsung terkejut.
Nolan mendengus kesal. "Gue nggak mau jelasin lagi, mending turun sekarang. Kalau enggak, Lucien bisa hilang kendali." Ia langsung lari ke arah tangga.
......................
Di lantai bawah, Liora terbaring tak berdaya. Nafasnya lemah, pandangannya menerawang.
Pria itu datang sambil terengah-engah, lalu menendangnya kasar.
“Berani-beraninya kabur!” umpatnya sambil menarik lengannya.
Tiba-tiba, terdengar suara berat dari belakang.
“Lepaskan,” ucapnya dingin.
Begitu suara itu terdengar, pria tersebut langsung melepaskan Liora dan melangkah mundur dengan panik.
Lucien melangkah cepat ke depan, lalu mengangkat tubuh Liora yang terbaring lemah di lantai.
Rahangnya mengeras menahan emosi.
"Maaf… aku terlambat," gumamnya pelan, nyaris tak terdengar.
Saat Callan dan Rowan menyusulnya turun, mereka kaget melihat Lucien menggendongnya.
Keduanya saling pandang, tak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat.
Liora, yang sempat membuka mata, melihat sosoknya itu. Ia tersenyum tipis, lalu tak sadarkan diri.
Lucien dengan hati-hati menggendong gadis itu dan berjalan ke arah Nolan.
"Periksa kondisinya! Aku akan membawanya ke Mansion nanti," ucap Lucien.
"Baiklah."
......................
Saat ini Callan dan Rowan berdiri tak jauh dari Lucien.
Di lantai, pria itu terduduk dengan tubuh gemetar. Sorot mata Lucien membuatnya sulit bernapas.
Lucien menarik pistol dari balik jaket, jari-jarinya bermain santai di pelatuk.
"Kalau kau sudah berani melukainya, Itu artinya kau akan berurusan denganku!" ucapnya dingin.
Callan dan Rowan saling pandang, ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan.
Pria itu menatap pistol di tangan Lucien. Tubuhnya gemetar, ia tak sanggup bergerak sedikit pun.
Kalau Lucien ingin menghabisinya saat itu juga, tak seorang pun bisa mencegahnya.
ditunggu up nya lagi...😊