Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADEL SAKIT
Beralih kepada Adele dan Anton.
Anton memang sengaja datang ke rumah Ragil untuk mencari Adele karena disuruh oleh sang mama.
Namun sampai sana dirinya malah mendapatkan kejutan yang tidak pernah dia bayangkan.
"Kamu sih, jadi orang terlalu mudah percaya jadinya begini 'kan," ujar gemas dari Anton kepada Adele.
"Nanti jangan bilang apa-apa sama mama biar mama tidak khawatir sama kamu. Mengerti Adele," ucap Anton lagi sambil mendekap sang adik dengan handuk milik Ragil yang dipakai olehnya.
Adele menganggukkan kepalanya. "Biar Kakak saja yang bicara sama mama. Kamu cukup diam dan mengangguk plus mengiyakan."
"Iya, Kakak ... " jawabnya lucu.
Mama Zada yang sudah menunggu sejak tadi di ruang tamu dan melihat Adele basah kuyup begitu langsung terkejut.
"Ya, Allah. Adele. Kamu kenapa, Sayang?" ucapnya langsung mendekatinya.
"Adele nih, Ma."
"Di rumah orang sudah seperti di rumah sendiri dia bermain seenaknya sendiri malah kejebur kolam renang," bohong Anton.
"Astaghfirullah, Adele," gemas sang mama.
"Besok lagi jangan begitu ya. Nggak boleh dan nggak sopan," tegur sang mama.
Adele menganggukkan kepalanya. "Maaf, Mama," ucap Adele.
"Tadi Adele bermain sama tante Isha, Adele tidak sengaja terpeleset," bohongnya juga.
"Iya sudah sana ganti baju dulu biar tidak masuk angin," kata mama Zada.
"Tanganmu masih sakit?" tanya mama Zada dan Adele langsung menganggukkan kepalanya.
"Besok kalau masih sakit jangan berangkat ke sekolah dulu ya, biar Mama yang ijinkan kepada wali kelasmu," ucap mama Zada dan sekali lagi Adele cuma mengangguk.
Adele lalu masuk ke dalam kamarnya untuk ganti baju. Setelah ganti baju Adele langsung ikut makan malam bersama keluarga.
Selama Adele makan dia terus bersin. "Nah kan bersin-bersin," kata Anton.
"Nanti habis makan langsung minum obat flu," ujar sang kakak.
Adele menganggukkan kepalanya. Ketika Adele sudah selesai semuanya dirinya langsung masuk ke dalam kamarnya.
Adele mencari tas sekolah miliknya. "Lho tas Adele mana?" ucapnya.
Adele terus mencari tapi dia terlupa jika sudah meninggalkannya di rumah Ragil.
"Besok lagi saja Adele mencarinya, kepala Adele pusing," ujarnya lalu rebahan di atas ranjangnya.
Keesokan paginya semua orang pada bangun pagi seperti biasanya kecuali Adele yang terlihat sakit, bahkan untuk sholat subuh tadi terasa berat.
Begitu pula dengan Fina, Dina dan Kia serta masing-masing kedua orang tua mereka yang rasanya sangat malas sekali menyambut pagi ini karena mereka semua harus berhadapan dengan Arfan dan juga Ragil.
"Adele," panggil mama Zada sambil mengetuk pintunya.
Melihat Adele semalam bersin-bersin membuat mama Zada merasa khawatir. Dan karena tidak ada sahutan dari dalam mama Zada langsung membuka pintu kamar Adele.
Mama Zada melihat Adele masih tidur. "Adele, bangun. Ayo sekolah," kata mama Zada.
Mama Zada lalu duduk di pinggir ranjang untuk membangunkannya. "Adele." Panggilnya lagi.
Adele hanya diam dan cuma memandang sendu kepada sang mama. Mama Zada mencoba mengecek keningnya yang ternyata sangat panas, Adele demam.
"Astaghfirullah panas sekali tubuhmu. Pasti gara-gara semalam," ucap mama Zada.
Mama Zada langsung mengompres Adele dengan penuh perhatian. Selesai mengompres mama Zada pamit ke luar dulu untuk mengambil makanan plus obat untuknya.
Baru saja mama Zada sampai lantai dasar tiba-tiba dipanggil oleh sang bibi. "Nyonya. Di luar ada yang mencari non Adele," ucap sang bibi.
"Siapa, Bi?" tanya mama Zada.
"Katanya pembantunya tuan Ragil," jawab sang bibi.
Mama Zada mengangguk lalu berjalan kearah ruang tamu dan melihat Isha sudah duduk di sofa.
Isha yang melihat mama Zada langsung berdiri dan menyapanya. "Nyonya."
"Silahkan duduk kembali," ucap ramah mama Zada.
Isha mengangguk lalu duduk kembali seperti tadi.
"Kamu pembantunya tuan Ragil?" tanya mama Zada.
Isha mengangguk lagi. "Iya, Nyonya."
"Saya ke sini disuruh mengembalikan ini kepada Adele. Semalam Adele membawanya tapi lupa dibawa pulang," Isha memberikan tas sekolah milik Adele.
"Oh, terimakasih," ucap mama Zada.
"Sama-sama." Jawab Isha.
"Ngomong-ngomong Adele-nya mana ya, Nyonya?" tanya Isha disuruh Ragil untuk menanyakan Adele.
"Adele sakit. Dia demam, badannya panas sekali. Mungkin efek semalam kejebur kolam renang," jawab mama Zada.
"Adele sakit, Nyonya?" kata Isha.
Mama Zada menganggukkan kepalanya. "Iya."
"Boleh saya melihatnya, Nyonya?" tanya Isha lagi.
"Lain kali saja ya. Biarkan Adele istirahat dulu," ucap mama Zada.
Isha mengangguk mengerti. "Baiklah, Nyonya."
"Sampaikan salam saya untuknya. Dari Tante Isha," Isha tersenyum.
"Jadi kamu yang bernama Tante Isha?" kata mama Zada.
Isha mengangguk. "Iya. Sudah saya suruh panggil kakak dia tidak mau," Isha tertawa pelan.
Mama Zada ikut tertawa. "Iya seperti itulah Adele. Maaf ya."
"Iya tidak apa-apa, Nyonya."
"Kalau begitu saya permisi dulu, mari," pamit Isha dan mama Zada cuma mengangguk plus tersenyum saja kepadanya.
Setelahnya Isha berlalu pulang ke rumah Ragil. Dan ternyata Ragil sudah menunggunya sejak tadi.
"Tuan. Adele sakit, dia demam karena semalam," lapor Isha.
"Apa? Adele sakit?" Ragil sangat khawatir sekali dan Isha menganggukkan kepalanya.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣