NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak

Di Balik Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Aiyyu

Pernikahan Briela dan Hadwin bukanlah hubungan yang didasari oleh perasaan cinta—

Sebuah kontrak perjanjian pernikahan terpaksa Briela tanda tangani demi kelangsungan nasib perusahaannya. Briela yang dingin dan ambisius hanya memikirkan keuntungan dari balik pernikahannya. Sedangkan Hadwin berpikir, mungkin saja ini kesempatan baginya untuk bisa bersanding dengan wanita yang sejak dulu menggetarkan hatinya.

Pernikahan yang disangka akan semulus isi kontraknya, ternyata tidak semulus itu. Banyak hal terjadi di dalamnya, mulai dari ketulusan Hadwin yang lambat laun menyentil hati Briela sampai rintangan-rintangan kecil dan besar terjadi silih berganti.

Akankah benar-benar ada cinta dari pernikahan yang dipaksakan? Ataukah semuanya hanya akan tetap menjadi sebuah kontrak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Aiyyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OBROLAN CANGGUNG

Briela membuang napasnya kasar begitu menyangkal tegas tebakan Jennifer perihal masalah s*ksualnya. Briela bukannya sama sekali tidak ingin melakukannya, hanya saja wanita itu memiliki prinsip jika melakukan hubungan s*ksual harus ia lakukan dengan pria yang benar-benar ia cintai, sedangkan dengan Hadwin— Briela menganggapnya partner bisnis saja.

Briela menutup laptopnya, menyimpannya di samping ponselnya di atas nakas. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin, kantung mata hitam terlihat jelas di bawah matanya.

Briela masuk ke kamar mandi, berendam air hangat agar tubuhnya terasa sedikit lebih segar.

Usai mandi, Briela kembali ke meja riasnya duduk diam di sana. Tubuhnya memang terasa sedikit lebih segar, namun kantung matanya masih menjadi masalah. Briela memoles sedikit wajahnya berharap kantung matanya tersamarkan.

Selesai dengan riasannya Briela keluar dari kamar. Sepi. Pintu kamar Hadwin masih tampak tertutup. Belum ada tanda-tanda pria itu bangun. Briela mengesah pelan.

Senangnya bisa tidur pulas.

Briela kembali beranjak, ia membawa tubuhnya ke dapur. Briela mengamati sekitar. Memindai apapun yang ada di sana. Pandangannya berhenti pada sebuah kulkas dengan ukuran besar. Briela penasaran pada isinya.

"Aku tidak yakin kulkas sebesar ini akan ada isinya. Mengingat sebelumnya Hadwin hanya seorang pria lajang yang hidup sendiri. Bahkan kulkas di apartemenku saja, hanya berisi air mineral dan beberapa buah," Briela bergumam pelan, lalu terkikik geli. Wanita itu membayangkan dirinya sendiri.

Begitu Briela membuka kedua pintu kulkas, matanya membelalak bahkan mulutnya pun menganga lebar, selebar pintu kulkas yang terbuka.

Kulkas Hadwin penuh dengan sayuran, daging dan bahan masakan lain. Ia tidak percaya, penilaiannya salah. Briela menutup lagi pintu kulkas itu dan kembali bergumam.

"Bisa saja, kan. Itu ulah asistennya." Briela menolak mempercayai apa yang ia lihat.

Briela menemukan sebuah teko kecil. Ia merebus air untuk menyeduh teh. Begitu airnya mendidih Briela gegas menyeduh teh yang ia temukan di toples kaca di samping kopi dan gula.

Briela menuang tehnya ke dalam cangkir dan menghirup aromanya. Teh Chamomile. Mengapa bisa kebetulan begitu, kebetulan Briela membutuhkannya untuk membuat pikirannya tenang.

Baru saja Briela menyesapnya sekali terdengar bunyi smartlock yang dibuka. Briela membawa cangkirnya di tangan. Memeriksa siapa yang masuk, sedangkan yang Briela tahu Hadwin masih tertidur pulas di kamarnya.

"Kau? K-kenapa bisa kau ... ?" Briela menunjuk Hadwin yang baru saja pulang dengan pakaian olahraganya.

"Kenapa apanya?" Hadwin mengelap bulir keringat di pelipisnya dengan handuk kecil yang menggantung di leher.

"Bb-bukan begitu. Bukankah kau masih tidur?"

"Aku keluar sejak pukul lima." Hadwin menghindari pandangan Briela.

"Mau teh? Atau kopi?"

Hadwin tampak kaget. "Hah? Oh iya— mau. Eh, bukan maksudku teh saja jika tidak merepotkanmu." Hadwin mengusap tengkuknya.

"Sama sekali tidak merepotkan, kebetulan aku sedang membuatnya." Briela berbalik cepat menuju dapur.

Beberapa menit Briela datang lagi dengan membawa nampan dan dua cangkir teh, untuknya dan Hadwin.

Briela menyodorkan cangkir teh milik Hadwin ke hadapan pria yang duduk di sofa itu.

"Oh, terimakasih." Hadwin menyesap tehnya yang masih panas. "Uh, manis ya?"

Briela berkedip beberapa kali. "Manis?"

"Maksudku tehnya manis, bukan kau. Eh, tidak— kau juga manis tapi tehnya manis. Iya ... tehnya manis."

Dan keheningan tercipta di antara keduanya. Briela melotot pada Hadwin. Ia geli, malu dan canggung secara bersamaan.

Hadwin ingin melebur dan menghilang saat itu juga. Berharap bisa menjadi sekecil debu dan diterbangkan oleh angin yang berhembus.

Dalam keheningan yang tercipta samar-samar terdengar bunyi seruputan dari cangkir keduanya secara bergantian yang juga berpacu dengan bunyi detikan pada jam dinding.

"Bagaimana tidurmu semalam?" Briela mencoba memecah keheningan.

"Y-ya begitulah." Hadwin memalingkan wajah, ia tidak ingin tertangkap basah karena tidak bisa tidur.

"Aku tidak bisa tidur." Briela kembali berbicara. Hadwin mendongak menatap wajah wanita yang berstatus istrinya itu. "B-bukan karena tempat tidurnya tidak nyaman. Jujur tempat tidurnya sangat nyaman dipakai hanya saja, mungkin karena aku belum terbiasa tinggal bersama seorang pria dalam satu atap saja."

Hadwin tidak menyahuti Briela, ia sendiri tidak tahu harus merespon bagaimana. Hadwin melihat mata sayu Briela samar meski sudah ditutupi make up tipis.

"Maaf. Tapi aku harap kau bisa segera terbiasa. Aku juga ... ," ucap Hadwin lebih seperti menenangkan diri sendiri.

"Teh ku sudah habis, aku ke kamar dulu. Ku harap aku bisa tertidur walau sebentar," sahut Briela. Ia sadar Hadwin masih ingin berbicara namun Briela susah mulai merasakan kantuk. Mungkin teh Chamomile itu sudah mulai bekerja.

"Kau tidak sarapan dulu?"

"Tidak, aku lebih butuh tidur daripada sarapan." Briela berdiri membawa cangkir miliknya.

"Letakkan saja cangkirnya di meja! Aku yang akan merapikan. Kau, cepatlah tidur. Aku akan membangunkanmu saat jam makan siang,"

Briela meletakkan kembali cangkirnya ke atas meja. "Kalau begitu, maaf merepotkanmu." Briela gegas masuk ke dalam kamarnya.

Hadwin menghabiskan teh dalam cangkirnya, sebuah senyuman kecil ia sunggingkan di ujung bibirnya. Hadwin kembali menghangat. Adanya Briela di sisinya menghadirkan berbagai macam perasaan yang bergejolak. Hadwin harus bisa terbiasa, seperti kata-kata yang ia ucapkan pada Briela sebelumnya.

Pria itu bangun dari duduknya, ia membawa cangkir teh ke dalam dan meletakkannya pada kitchen sink. Hadwin pergi ke kamarnya untuk mandi.

Usai mandi kini pikiran dan perasaannya sudah kembali tenang. Hadwin duduk di sofa, dan menatap ke arah kasurnya yang masih seperti semalam. Penuh dengan kelopak bunga.

Hadwin mengesah pelan. Ia mengambil kantong plastik besar dan mulai memberesi kelopak mawar dari atas kasurnya dan memisahkan yang masih ada tangkainya.

Hadwin menyimpan mawar merah bertangkai itu ke dalam sebuah vas, dan meletakkannya di atas meja makan.

Hadwin keluar apartemen untuk membuang kantong berisi kelopak bunga mawar itu.

Pria itu kembali ke dalam apartemen dan melihat jam menunjukkan pukul sebelas. Hadwin pergi ke dapur. Ia lebih dulu menanak nasi sebelum melanjutkan membuka kulkasnya.

Hadwin mengeluarkan daging sapi serta beberapa sayuran ke atas meja. Ia menyiapkan bahan untuk steak daging. Ia tidak tahu makanan apa yang di sukai Briela dan hanya itu yang ia pikirkan sekarang. Jadi Hadwin akan membuat steak daging.

Hadwin mencuci sayuran hingga bersih dan mulai memotongnya. Ia akan membuat salad sayur dengan sayuran itu, setelah selesai dengan saladnya. Hadwin mulai memasak steak daging sapi.

Begitu hidangan siap semua di atas meja, Hadwin mengetuk pintu kamar Briela. Dua kali ketukan dan belum ada sahutan apapun dari balik kamar. Hadwin kembali mengetuk dengan sedikit keras.

Briela menyahut malas. Ia menggeliat di atas kasur. Dan benar saja, begitu Briela mulai tertidur kasurnya yang nyaman membuat wanita itu benar-benar enggan beranjak. Briela menguap pelan.

Briela membuka pintu dengan rambutnya yang acak-acakan. "Ada apa?" tanyanya malas. Briela kembali menguap.

Hadwin terkikik melihat penampilan Briela yang acak-acakan.

"Kenapa tertawa?" Briela melotot pada Hadwin.

"Tidak— Kau lucu." Hadwin mendehem pelan. "Makan siang sudah siap, ayo makan selagi hangat!"

"Baiklah aku akan mencuci muka lalu menyusulmu ke meja makan.

Briela meninggalkan Hadwin dengan pintu kamarnya yang masih terbuka. Wanita itu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan terkejut dengan rambutnya yang begitu berantakan.

Pantas saja Hadwin tertawa.

Briela menyusul Hadwin ke meja makan setelah merapikan rambutnya. Dan lagi-lagi Briela di buat terkejut ada dua buah steak daging di atas meja dengan asap mengepul.

Aroma gurih menyeruak ke dalam hidungnya begitu Briela duduk. Bahkan steak daging miliknya sudah terpotong seukuran gigitan.

Briela juga melihat salad sayur juga terhidang di meja, tampak begitu segar. Perutnya lapar membuat mulutnya seolah ingin meneteskan air liur.

"Makanlah!" titah Hadwin dari kursi seberang.

Briela tidak menyahut maupun bertanya apapun. Meski, sebenarnya sangat ingin. Namun, perutnya berontak minta diisi.

Briela menusuk daging steak dengan garpunya, memasukkan ke dalam mulut. Begitu daging itu masuk ke mulutnya garpu dan pisau yang ada di tangan Briela terjatuh.

Hadwin tampak terkejut, ia mengamati ekspresi Briela. "Bagaimana rasanya? Apakah tidak enak?" Hadwin menunggu jawaban Briela dengan cemas.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
iyz.e15: makasih yaa udah setia nungguin up nya. Aku lagi kurang enak badan tapi baca komen kamu yang dukung karyaku, bikin aku bersemangat. /Smile//Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
iyz.e15: q up satu bab dulu ya.. kalo banyak yang baca nanti aku up dobel. bantu share ya biar banyak yang baca dan aku jadi makin semangat buat up nya ☺️☺️ makasih udah mau baca karya ku ☺️
total 1 replies
Verlit Ivana
sabarnya Hadwin/Smile/
iyz.e15: sabar kek lelaki idaman kan?
total 1 replies
Anyelir
ohh Hadwin suka sama Briela kah?
Anyelir: tebaknya sih ada, tapi keknya masih lebih ke arah punya kesan
iyz.e15: ayo tebak. Suka nggak??
total 2 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
ku baca sampai sini duyu
iyz.e15: oke makasih yaa /Smile/
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
baru bangun udah di lamar /Shy/
iyz.e15: eeh iya juga ya 😄
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
eh ketangkep jodoh 🤭🤣
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
perjodohan bisnis
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
wah LDR
Farhan1212
seru ceritanya,jangan lupa mampirnya
CF
berseok2 gk tuhhhh
CF
waduuuhhhh otakk w sktika trapeling
iyz.e15: hayolo traveling ke mana tuh?
total 1 replies
Anyah aatma
menatap ak sabar pada 'SEKERTAS'

sekertaris keknya beb. ada typo.
iyz.e15: iya keknya waktu revisi aku udah ngantuk 😄😄
total 1 replies
Anyah aatma
keknya Hadwin ini beneran suka sama Briela
Anyah aatma: suka dong
iyz.e15: Hayo suk nggak ya?
total 2 replies
Ry zee
yang cepet up nya thor
iyz.e15: Noted ☺️
total 1 replies
Anyue
lanjut nanti karena waktu maghrib
iyz.e15: oke makasih ya udah mau baca ☺️
total 1 replies
Azthar_ noor
lanjut akkaka😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!