"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perawatan
“Bagaimana keadaannya?” tanya Mike duluan.
“Sudah lebih baik, maaf sudah merepotkan kalian” ucap Bi Nora kemudian duduk di hadapan mereka.
“Sebenarnya ada apa dengannya?” tanya Val.
“Hanya bertemu dengan mantan pacar” ucap Bi Nora menghela napas sangat dalam.
Mulut Ian menganga lebar “Apa? Pacar? Jadi dia juga punya pacar?” Ian sungguh tidak bisa percaya dengan pendengarannya sendiri.
“Dia orangnya yang bagaimana?” tanya Mike sangat ingin tahu tentang mantan Agatha.
Bi Nora menatap mereka satu persatu “Dia hanyalah seorang pria brengsek dan penipu, dia hanya mau memanfaatkan Agatha saja, karena itu Agatha jadi trauma terhadap pria. Dan ingat! Kalau kalian sampai menyakiti Agatha akan ku bunuh kalian!” ancam Bibi lalu bangkit dari duduknya dan berlalu pergi.
“Apa segawat itu?” Ian masih syok mendengarnya dan Val tampak merenungkan sesuatu.
...***...
Jam sembilan malam Agatha merasa lapar lalu turun ke dapur dan melihat Val sedang membuat kopi.
“Aku lapar mau masak mie” ucap Agatha gugup lalu segera membuka lemari.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Val
“Iya” ucap Agatha sambil mengangguk.
“Kau sangat mencintainya ya?”
“Ha?” Agatha langsung menatap Val.
“Kak Nora sudah menceritakan semuanya” ucap Val sambil mengaduk kopinya.
“Setelah kupikir-pikir, sepertinya selama ini cuma buang-buang waktu saja” ucap Agatha dengan nada menyesal saat Val hendak beranjak pergi.
“Lupakan saja, kalau kau pernah dikhianati ataupun disakiti, menyukai seseorang itu bukanlah buang-buang waktu” ucap Val sebelum pergi hingga membuat Agatha tertegun.
Esoknya Ian membawa sekotak perawatan wajah untuk Agatha.
“Untukmu” Ian langsung menyerahkannya pada Agatha.
“Apa ini?”
“Perawatan wajah, ku jamin dalam satu bulan ini semua jerawatmu akan hilang dan wajahmu akan mulus, bersih seperti wajahku” senyum Ian sambil memamerkan wajahnya yang bersih di hadapan Agatha.
“Punyamu?” Agatha mengerutkan keningnya sambil menatap Ian.
“Kau kira cuma perempuan saja yang memperhatikan penampilan? Cowok juga perlu tahu!” sepertinya Ian agak tersinggung.
“Maaf, aku tidak membutuhkannya” Agatha menolak.
“Apa kau sudah melihat wajahmu di cermin?” Ian mengeluarkan cermin kecil yang ia sembunyikan dari balik punggungnya lalu memperlihatkannya pada Agatha.
“Singkirkan benda itu!” teriak Agatha dengan keras dan segera menghindar.
“Ayo, coba kau lihat sebentar” Ian mendesaknya agar melihat ke cermin.
“Tidak mau!” Agatha segera berlari menghindarinya tapi Ian malah mengejarnya.
“Kenapa sih kau tak mau lihat?” tanya Ian.
“Ku bilang tidak mau ya tidak mau! Kenapa kau terus memaksaku” ucap Agatha, dan kini mereka memutari sofa.
“Kau harus melihatnya agar kau bisa melihat kejelekanmu itu"
“Ada apasih ribut-ribut!” Mike keluar dari kamarnya yang merasa terganggu karena kebisingan yang dibuat mereka berdua.
“Sepertinya Ian membuat ulah lagi” Val ikut keluar dari kamarnya.
“Hey Ian! Apa kau tidak takut akan dibunuh Kak Nora kalau kau mengganggunya terus-menerus?” teriak Mike dari lantai atas.
“Kak Nora lagi keluar, jadi dia tidak akan tahu” ucap Ian dan saat Ian lagi mengalihkan pandangannya pada mereka, Agatha langsung lari ke atas menuju kamarnya.
“Kalian ini seperti kucing dan anjing saja” tawa Mike.
Saat Agatha ingin menutup pintu kamarnya tiba-tiba Ian menahan pintunya.
“Kalau kau tidak menyingkirkan benda itu, aku tidak akan keluar dari kamar ini!” ucap Agatha sambil berusaha menutup pintunya.
“Apa cermin ini begitu menakutkan bagimu? Kenapa kau terus menghindar? Katakan apa alasannya?" tanya Ian.